Berita Lampung

DPRD Lampung Minta Pemprov Ambil Langkah Strategis Turunkan Kasus Stunting

DPRD Provinsi Lampung meminta Pemprov Lampung mengambil langkah strategis dalam penanganan stunting.

Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: muhammadazhim
tribun lampung/saidal arif
Arohmam Efendi (4 tahun) warga Pekon Kampung Jawa Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat terindikasi terkena stunting atau bertubuh pendek. 

"DPRD Lampung juga akan terus mengingatkan pemerintah daerah agar memastikan kecukupan gizi dan vitamin," sebut dia.

Untuk diketahui, prevalensi stunting di Provinsi Lampung sudah ditargetkan hanya sebesar 14 persen di tahun 2024 nanti.

Hal itu selaras dengan bunyi Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting.

Sebelumnya, kasus stunting terbaru dialami Arohmam Efendi (4 tahun) warga Pekon Kampung Jawa Kecamatan Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat terindikasi terkena stunting atau bertubuh pendek.

Sebab di usia yang sudah menginjak empat tahun, Arohmam Efendi hanya mempunyai bobot seberat 12 kilogram dengan tinggi 93 sentimeter.

Efendi (35) ayah dari anak tersebut tidak menyangka jika buah hatinya Arohmam Efendi terkena stunting.

Sebab kurangnya pengetahuanya tentang stunting.

Efendi juga tidak mengetahui jika anak ke keduanya itu sudah menunjukan gejala stunting selama ini.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.

Efendi mengaku baru mengetahui anaknya tersebut terkena stunting baru dalam satu bulan ini.

Baca juga: Tulangbawang Daerah Terendah Kasus Stunting di Lampung, Kini 7,6 Persen

Sebab pertumbuhan anaknya itu tidak tumbuh secara normal seperti anak-anak seumuranya.

"Sekarang Arohmam Efendi ini sudah berusia 4 tahun, tapi beratnya hanya 12 kilo dan tingginya hanya 93 sentimeter," jelas Efendi kepada Tribun Lampung, Rabu (12/9/2022).

Dikatakanya, buah hatinya tersebut lahir pada 2018 yang lalu dan memiliki bobot 1.7 kilogram.

Untuk biaya pengobatan ia mengaku kebingungan, karena dengan penghasilannya sebagai satpam yang pas-pasan tentu tidak mencukupi untuk berobat kerumah sakit.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved