Banjir di Lampung

BPBD Pesisir Barat Lampung Ajak Semua Pihak Bantu Tangani Dampak Banjir dan Longsor

BPBD Pesisir Barat Lampung mengakui bencana banjir dan tanah longsor saat ini sering terjadi maka butuh kebersamaan menangani dampaknya.

Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id/Saidal Arif
Mirza Sahri Kepala Badan BPBD Pesisir Barat minta semua pihak bersama-sama menangani dampak banjir dan longsor yang landa kabupaten ini. 

Selain itu kata dia, bencana banjir Way Laay itu juga merusak pipa air bersih dan merusak sawah milik warga seluas 5 Hektar.

"Sawah warga yang rusak itu sekitar 5 hektar dan mengakibatkan gagal panen," ungkapnya.

Akibat musibah banjir tersebut diperkirakan jumlah kerugian warga mencapai Rp 500 juta.

Lanjutnya, banjir Way Laay itu juga merusak fasilitas umum milik negara.

"Mulai dari Jalan Nasional di Jembatan Laay, Jalan Kabupaten di Pemangku 3, tiang lampu tenaga surya, dan 4 unit tiang PLN," bebernya.

Pahlevi berharap, agar Pemda Pesisir Barat dapat segera menanggulangi dampak bencana banjir tersebut.

Sebab, tanggul penhaman sungai saat ini sudah jebol.

Sehingga dikhawatirkan  akan terjadi banjir susulan yang berdampak pada resiko kerugian yang lebih besar.

"Harapan kita agar dampak dari bencana ini dapat segera ditanggulangi, takutnya terjadi banjir susulan, mengingat curah hujan kita masih cukup tinggi," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, tujuh rumah warga di Pekon Laay Kecamatan Karya Penggawa Pesisir Barat Lampung hanyut terbawa banjir bandang.

Banjir tersebut juga menyebabkan Jalinbar Krui-Bengkulu di jembatan Laay ambles dan tidak bisa dilalui oleh kendaraan.

Peratin Pekon Laay Andri Pahlevi menceritakan, banjir bandang yang terjadi tersebut akibat sungai Way Laay yang meluap.

"Banjir bandang ini terjadi diawali oleh hujan deras sejak sore Sabtu kemarin yang tak kunjung reda hingga pagi Minggu," jelasnya. Minggu (13/11/2022).

Lanjutnya, sekira pukul 22.00 WIB sungai Way Laay tersebut terjadi banjir yang cukup deras dan terus membesar.

Banjir sungai Way Laay itu juga membawa material kayu-kayu dari pegunungan.

Kemudian kata dia, karena debit air yang terus membesar membuat warga panik dan berusaha menyelamatkan harta benda milik mereka.

(Tribunlampung.co.id/Saidal Arif)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved