Memilih Damai
Akademisi Sebut Presiden Indonesia Tak Harus dari Jawa: Tapi Realitasnya Begitu
Selama ini presiden Indonesia selalu diisi oleh orang Jawa, termasuk beberapa presiden yang terpilih sebelumnya.
Tokoh asal Sumatera harus muncul ke permukaan dan ikut serta dalam ajang pesta demokrasi Pilpres 2024. Tokoh asal Sumatera harus didorong maju ke kancah politik nasional bukan karena populasi, melainkan karena prestasinya.
Tokoh asal Sumatera juga harus memiliki karakter yang unik atau mudah dikenal pemilih milenial agar bisa merebut suara saat Pemilu atau Pilpres 2024.
Hal itu diungkapkan cendekiawan muslim asal Aceh, Fachry Ali. Menurut Fachry Ali, dua tokoh asal Sumatera yang saat ini menonjol di kancah nasional adalah Surya Paloh dan Erick Thohir.
"Kalau di Sumatera ada dua tokoh yang kita lihat, yang satu sudah senior sekali yaitu Surya Paloh. Ia adalah orang luar Jawa yang mendirikan partai nasional tapi bukan calon presiden dan kedua Erick Thohir (Menteri BUMN)," paparnya.
Surya Paloh sendiri menurutnya adalah tokoh hebat yang berani memimpin tanpa memandang etnis. Sedangkan Erick Thohir dinilai bisa menjadi pemimpin nasional ke depan, entah sebagai presiden atau wakil presiden.
"Dalam basis konteks demografi (Erick Thohir) adalah jembatan antara generasi non milenial dengan milenial, Saya pernah membuat tulisan pengantar buku tentang dia, di dalam itu dia adalah jembatan bukan reproduksi dari Orde Baru, karena ia lahir ketika Orde Baru itu mulai mengkonsentrasikan kekuatan materialnya ditangan keluarga.
"Sedangkan kemampuan dia (Erick Thohir) didasarkan pada teknikal dan profesional. Inilah basis dia sedikit bombastis, inilah basis politik ekonominya. Jadi dia diakui sebagai orang bukan massa, tapi kemampuan profesional dan ditunjukkan di nasional," pujinya.
Artikel ini telah tayang di jambi.tribunnews.com
(Tribunlampung.co.id)