Lampung Bangkit
Hantoni Hasan Ingin Lanjutkan Kota Baru sampai Bangun Pabrik Pupuk di Lampung, Begini Konsepnya
Hantoni Hasan menyebut akan melanjutkan pengembangan Kota Baru Lampung yang telah digagas Gubernur Lampung terdahulu, Sjachroedin ZP.
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung- Bakal Calon Gubernur Lampung Hantoni Hasan sudah menyimpan beberapa ide dan gagasan yang akan di jadikan program pembangunan untuk Provinsi Lampung ke depan.
Dalam beberapa kesempatan, Hantoni Hasan menyebut akan melanjutkan pengembangan Kota Baru Lampung yang telah digagas Gubernur Lampung terdahulu, Sjachroedin ZP.
Hantoni Hasan juga berniat membangun pabrik pupuk yang melibatkan BUMD di Lampung, sebagai solusi persoalan pupuk yang melanda petani.
Hantoni Hasan yang mengusung tagline Lampung Bangkit ini juga akan mengembang konsep wisata gastronomi di Lampung. Sebagai terobosan pengembangan pariwisata di Provinsi Lampung.
Berikut beberapa ide dan gagasan Hantoni Hasan untuk membangun Lampung kedepan yang di rangkum Tribunlampung.co.id.
Bakal Calon Gubernur Lampung Hantoni Hasan ingin menggelitkan kembali pengembangan wilayah Kota Baru Lampung.
Hantoni Hasan menilai pengembangan Kota Baru Lampung harus dilanjutkan lantaran sudah terbangunnya beberapa gedung megah diwilayah itu.
Hantoni menuturkan, jika pembangunan Kota Baru Lampung tidak diteruskan maka akan sangat mubazir keberadaan gedung-gedung megah yang sudah berdiri diwilayah itu yang menelan anggaran ratusan miliar rupiah.
"Jadi apapun resikonya, harus kita lanjut (pengembangan kota baru). Kan sayang infrastruktur yang sudah terbangun disana," ungkap Hantoni Hasan kepada Tribunlampung.co.id beberapa waktu lalu.
Secara administrasi, wilayah Kota Baru masuk ke dalam Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan.
Namun secara geografis, letak Kota Baru sangat dekat dengan wilayah Kota Bandar Lampung, dan tak jauh dari Ibu Kota Provinsi Lampung.
Sepeninggal Gubernur Lampung Sjachroedin ZP, pengembangan Kota Baru Lampung terhenti dan kondisinya kini tak terurus.
Hantoni menilai, pembangunan Kota Baru wajib dilanjutkan lantaran wilayah itu merupakan bagian dari pengembangan wilayah kota Bandar Lampung khususnya ibu kota Provinsi.
Di awal perencanannya, keberadaan Kota Baru Lampung digadang-gadang bisa menjadi solusi permasalahan perkotaan yang ada di Kota Bandar Lampung.
Kembangkan Wisata Gastronomi
Hantoni Hasan menilai potensi pariwisata yang ada di Lampung perlu dibuat warna lain yakni di kolaborasikan dengan wisata gastronomi.
Meski terdengar asing, wisata gastronomi rupanya mengandung arti untuk menilik filosofi dan nilai sejarah dari makanan khas tradisional masyarakat lokal.
Hantoni Hasan menuturkan, wisata gastronomi menekankan pengalaman, tidak hanya menikmati cita rasa pada hidangan makanan.
Tetapi juga menggali informasi mengenai sejarah, budaya, dan praktik keseharian masyarakat khususnya Lampung sehingga satu makanan seperti seruit bisa tercipta.
“Artinya, wisata gastronomi mengalami apa yang tersaji. Misalnya di balik sepiring nasi hangat dan seruit, apa saja yang terkandung didalam seruit. Ada sambal, ada ikan, lalu ada apa lagi. Dan tentunya bagaimana dulu bisa tercipta seruit itu,” ungkap Calon Gubernur Lampung Hantoni.
Hantoni Hasan yang berniat maju pada kontestasi Pilgub Lampung 2024 itu menuturkan, ketika menikmati makanan tradisional Lampung dalam konteks wisata gastronomi, masyarakat akan diajak untuk menggali sejarah dan budaya serta mengalami proses pembuatan seruit dan makanan khas Lampung lainnya.
“Kedepan kita tidak hanya mengandalkan potensi alam yang indah saja. Perlu diberi muatan lain sehingga akan nada nilan tambah. Karena itu dibutuhkan kreasi pariwisata di Lampung,” paparnya.
Salah satunya, adanya wisata gastronomi.
“Pariwisata kita itu kedepan dibutuhkan kreasi dan narasi. Bagaimana sejarahnya, filosofinya, dan kandungan budayanya. Melalui wisata gastronomi,” ungkap Hantoni Hasan.
Bangun Pabrik Pupuk
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hantoni Hasan memandang Provinsi Lampung kedepan perlu dibangun pabrik pengolahan pupuk.
Dalam pengelolaannya, perlu dibentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang pengelolaanya dibawah kendali Pemerintah Provinsi Lampung.
Keberadaan pabrik pupuk itu kedepan diharapkan bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan pupuk petani yang kerap mengeluh karena tersendatnya pasokan pupuk khususnya subsidi.
"Ini salah satu program saya, membangun pabrik pupupk milik BUMD Pemprov Lampung. Yang tugasnya adalah memenuhi kebutuhan pupuk petani," ungkap Hantoni Hasan.
Hantoni menyebut hal itu sebagai salah satu program kelak ketika dia mencalonan diri pada Pilgub Lampung 2024 dengan mengusung tagline 'Lampung Bangkit'.
Dengan adanya pabrik pupuk itu, Hantoni berharap kedepan tidak ada lagi isitilah petani sulit mendapat pupuk di wilayah Lampung karena ulah permainan tengkulak.
"Itu baru konkret, tidak putar sana putar sini, pake kartu ini pake kartu itulah. Nggak ketemu ujungnya," ujarnya.
Ide untuk membangun pabrik pupuk itu tercetus ketika Hantoni mendapat informasi langsung dari para petani yang mengeluh sulitnya untuk mendapat pupuk khususnya pupuk subsidi.
Hantoni Hasan memandang, pupuk merupakan salah satu sarana produksi pertanian dan perkebunan.
Manurutnya, persoalan pupuk ini harus menjadi perhatian bersama pemerintah daerah di Lampung. Ini sangat penting karena pupuk merupakan kebutuhan utama petani.
"Namun persoalannya pupuk ini subsidinya tidak cukup, begitu dibutuhkan keberadaanya langka dan kalau pun ada harganya mahal. Ini kan berarti ada permainan di situ. Sehingga pemenuhan untuk petani jadi masalah," terang Hantoni Hasan.
Hantoni yang berniat maju pada kontestasi Pilgub Lampung 2024 itu mencoba menggali informasi dari petani kopi di Kecamatan Ulu Belu Kabupaten Tanggamus.
Hantoni turun blusukan menemui petani untuk mendapat informasi konkret seperti apa pasokan pupuk yang selama ini selalu disebut pemerintah aman sampai ke petani.
"Di Ulu Belu saya diskusi dengan petani kopi. Di sana keluhan petani sama, kelangkaan pupuk," ungkap Hantoni.
"Saya tanya, berapa satu hektar kebutuhan pupuk untuk lahan kopi. Jawab mereka paling tidak 1,2 ton kebutuhan pupuknya dalam satu haktar selama dalam satu tahun," tutur Hantoni Hasan.
Namun fakta yang terjadi, berdasarkan informasi yang didapat dari petani kopi di Ulu Belu, mereka hanya mendapat pasokan pupuk sekitar 300 kilogram dari seharusnya 1,2 ton pupuk dalam satu hektarnya.
"Berarti ini kan hanya 25 persen dari keseluruhan kebutuhan pupuk dalam satu hektar. Dan antara pupuk subsidi dengan pupuk non subsidi ini harganya sangat jomplang. Bisa dua sampai empat kali lipat harganya," papar Hantoni.
(Tribunlampung.co.id/endra zulkarnain)