Berita Lampung
Program Tanam Pakan di Hutan Jadi Solusi Atasi Konflik Gajah di Lampung Barat
Satgas Konflik Gajah Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) mulai melaksanakan program tanam pakan gajah di hutan, Selasa (29/11/2022).
Penulis: Bobby Zoel Saputra | Editor: soni
Tribunlampung.co.id, Lampung Barat - Demi mengatasi masalah konflik gajah di Lampung Barat, Lampung Satgas Konflik Gajah Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) mulai melaksanakan program tanam pakan gajah di hutan, Selasa (29/11/2022).
Program tanam pakan yang dilakukan bersama mitra Satgas Konflik Gajah Suoh dan BNS yaitu Barisan Selatan (BARISTA) Lampung Barat merupakan solusi sementara yang dilakukan untuk membuat gajah bisa menetap di hutan yang merupakan kawasannya tersebut.
Terkait program tanam pakan gajah yang sudah mulai dilaksanakan, hal tersebut dijelaskan langsung oleh Pembina Satgas Konflik Gajah Suoh dan BNS sekaligus Anggota DPRD Lampung Barat, Sugeng Hari Kinaryo Adi.
“Solusi yang saat ini sudah dilakukan kita sudah mulai laksanakan program tanam pakan untuk gajah,” kata Sugeng.
“Program yang dilakukan oleh mitra kami ini yaitu BARISTA bertujuan untuk membuat gajah bisa menetap di hutan,” tambahnya.
Baca juga: Aksi Heroik Satgas Konflik Gajah di Lampung Barat, 5 Tahun Halau Gajah Liar tanpa Sepeser Uang
Baca juga: Ngupi Bebakhong, Pemkab Lampung Barat Bahas Konflik Gajah
Sugeng mengatakan, saat ini pakan yang ditanam untuk kawanan gajah yang kerap masuk ke permukiman warga tersebut antara lain seperti rumput odot, pisang, gelagah, rotan, bambu, dan duren.
Selain itu, Ia menambahkan, penanaman pakan tersebut sudah dilakukan di tujuh titik yang berada di dalam kawasan hutan TNBBS.
“Sudah ditanam kemarin itu rumput odot, pisang, gelagah, rotan, bambu, sama terakhir duren,” jelas Sugeng.
“Sudah dilakukannya juga penanamannya di tujuh titik kemarin,” sambungnya.
Namun Sugeng mengungkapkan, beberapa pakan yang sudah ditanam tersebut malah ada yang dihancurkan oleh kawanan gajah yang berjumlah 18 ekor tersebut.
Bahkan walaupun masih tumbuh kecil, pakan tersebut sudah ada yang dikonsumsi oleh kawanan gajah.
“Tapi yang terjadi sekarang saat sudah ditanami pakan, belum juga tumbuh besar beberapa pakan tersebut sudah ada yang dihancurkan,” ungkap Sugeng.
“Ada yang dimakan juga padahal masih kecil, ya kita tidak bisa menyalahkan, namanya hewan,” terusnya.
Selain itu Sugeng menambahkan, sebenarnya ada juga program dari pemerintah yaitu penanaman pakan gelagah yang memang sudah pernah disepakati.
Namun dirinya mengungkapkan, program tersebut hingga saat ini belum juga bisa terealisasikan.