Wawancara Eksklusif

Kasus Perundungan Anak Masih Marak Terjadi di Lampung, Dwi Hafsah: Korban Cari Pertolongan

Seperti apa penanganan kasus bullying di Lampung? Berikut petikan wawancara Tribun dengan Delegasi UPTD PPA Provinsi Lampung Dwi Hafsah Handayani.

Penulis: kiki adipratama | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Kiki Adipratama
Delegasi UPTD PPA Provinsi Lampung Dwi Hafsah Handayani. Kasus bullying anak masih marak terjadi di Lampung. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Kasus bullying masih saja terjadi pada anak-anak di Lampung.

Baru-baru ini kasus bulliying terjadi di Kabupaten Lampung Tengah.

Seorang siswa SMP bukan saja jadi korban bullying tapi juga korban tindak kekerasan.

Seperti apa penanganan kasus bullying di Lampung? Berikut petikan wawancara Tribun dengan Delegasi UPTD PPA Provinsi Lampung Dwi Hafsah Handayani pada Jumat (2/12/2022).

Belakangan banyak kasus perundungan atau bullying terhadap anak di Lampung, salah satunya di Lampung Tengah. Bagaimana tanggapannya?

Ya memang saat ini kami mulai banyak menangani kasus bullying, salah satunya yang sempat viral di Lampung Tengah. Pertama, saya sampaikan kasus itu sudah kami tangani dan juga langsung ditangani oleh kementerian PPPA.

Yang ingin saya sampaikan adalah, memang rata-rata bullying dialami oleh anak-anak SMP dan SMA. Bullying di tahapan ini bahkan bukan hanya verbal tapi bahkan sampai ke fisik. Sehingga bisa membuat anak trauma. Oleh karena itu siapapun yang menjadi korban bullying jangan diam, cari pertolongan.

Apa yang menyebabkan bullying masih terjadi pada anak?

Jika kita melihat secara definisi anak itu adalah yang usianya masih dalam kandungan sampai usia 18 tahun. Banyak faktor bagi usia ini bisa menjadi korban atau pelaku bullying.

Pertama, kondisi internal anak. Bisa jadi dia pernah jadi korban kekerasan di rumahnya atau pernah melihat kedua orang tuanya yang KDRT, sehingga itu mempengaruhinya untuk berbuat kekerasan terhadap orang lain.

Kemudian pola asuh. Ada pola asuh serba gak boleh, otoriter itu juga bisa mempengaruhi. Pola asuh yang serba membolehkan juga mempengaruhi perilakunya yang cenderung suka-suka.

Oleh karena itu dalam pola asuh anak itu harus diajarkan demokratis dan punya rasa kepedulian terhadap sesama. Mereka harus diajarkan bagaimana cara berterimakasih dan minta maaf ini adalah hal terkecil.

Selain itu, apa lagi faktor yang bisa membuat tindakan bullying terjadi?

Faktor kebijakan sekolah. Terkadang manajemen di sekolah juga bisa mempengaruhi anak berperilaku. Misalnya di sekolah muncul perbedaan kasta, strata ekonomi atau kepintaran anak.

Seperti anak.-anak yang kastanya bagus, ekonominya bagus di sini. Begitu juga dengan kepintaran anak. Sehingga itu seakan mengelompokkan kelompok tertentu yang mengakibatkan terjadinya bullying. Selain itu di sekolah juga muncul senioritas.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved