Berita Lampung
Napi di Lapas Bandar Lampung Akhiri Hidup, Istri Sebut Ada Tekanan Bayar Utang
Daryani (31), istri dari Hanafi, narapidana lapas yang diduga sengaja mengakhiri hidup, membantah ada keributan dengan mendiang suami.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: soni
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Daryani (31), istri dari Hanafi, narapidana Lapas Kelas II A Bandar Lampung yang diduga sengaja mengakhiri hidup, membantah ada keributan dengan mendiang suami.
"Pernikahan kami sudah sembilan tahun lamanya sejak 2013 lalu. Semuanya dalam keadaan baik-baik saja tidak ada masalah," kata Daryani (31), warga Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Sabtu (3/12/2022).
Daryani mengatakan, hasil pernikahannya dengan Hanafi telah menghasilkan dua anak.
"Kami menikah sudah sekitar sembilan tahun anak pertama kami laki-laki berumur sembilan tahun dan anak kedua perempuan berumur empat tahun," kata Daryani.
"Suami saya itu memang dia sering menelpon dan minta uang terus, saya ini tidak ada uang," kata Daryani.
"Kalau saya minta cerai kepada suami itu tidak pernah," kata Daryani.
Ia mengaku membantah pernyataan pihak lapas yang mengungkapkan dirinya ada masalah dengan suami hingga cekcok. "Suami saya itu meninggalnya karena tekanan utang," kata Daryani.
"Saya dengan suami tidak ada sama sekali masalah, dua bulan lalu saya ke sana untuk pamit mau pulang ke rumah ibu saya di Martapura, Sumatra Selatan," kata Daryani.
Dia mengaku dahulu sebulan bisa sampai dua kali berkunjung ke Lapas bahkan seminggu sekali juga pernah.
"Kalau di ruangan Lapas itu mau telepon dengan keluarga pasti bayar," kata Daryani.
"Saya itu setiap hari teleponan dengan suami, tapi harus bayar ada biayanya untuk penggunaan handphone," kata Daryani.
Baca juga: Diduga Depresi Dicerai Istri, Pria di Lampung Utara Nekat Akhiri Hidup
Baca juga: Pria Paruh Baya di Bandar Lampung Nekat Akhiri Hidup di Kamar
"Biaya makan mahal, karena suami itu cerita setiap hari hanya dua kali makan dan selebihnya beli," kata Daryani.
"Saya ketemu dengan suami sekitar dua bulan lalu, dan suami selalu cerita butuh uang untuk mengurus di dalam lapas, dan semuanya bayar di dalam lapas itu," kata Daryani.
"Suami saya selalu cerita dia butuh uang agar tidak gila di dalam kamar," kata Daryani.
"Suami juga bilang juga ingin kerja di luar kamar sebagai tahanan pendamping (tamping), tapi suami minta dikirimkan uang tersebut," kata Daryani.