Berita Lampung

82 Kasus DBD di Metro Lampung hingga November 2022, Didominasi Umur 15-44 Tahun

Sejak Januari hingga November 2022 kasus DBD di Kota Metro, Lampung tercatat sebanyak 82 kasus, didominasi umur 15 sampai 44 tahun.

Penulis: Muhammad Humam Ghiffary | Editor: Reny Fitriani
Grafis Tribunlampung.co.id/Dodi Kurniawan
Ilustrasi - 82 kasus DBD di Metro Lampung hingga November 2022, didominasi umur 15-44 tahun. 

Tribunlampung.co.id, Metro - Sejak Januari hingga November 2022 kasus demam berdarah ( DBD ) di Kota Metro, Lampung sebanyak 82 kasus.

82 kasus DBD di Kota Metro sejak Januari hingga November 2022 tersebut didominasi oleh umur 15 sampai 44 tahun.

Penyebaran DBD di Kota Metro yang terdata sebanyak 82 kasus selama Januari hingga November 2022 tersebut juga menjangkit masyarakat mulai dari umur 1 tahun hingga 44 tahun.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Tribun Lampung, virus DBD ini biasanya menular melalui nyamuk jenis aedes aegypti.

"Virus DBD ini biasanya menular melalui gigitan nyamuk jenis aedes aegypti, jenis nyamuk ini membawa virus yang dapat menyebabkan orang tertular virus tersebut (DBD)," ujar Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Metro, Redho Akbar, Rabu (14/12/2022)

Setelah ditemukan sebanyak 82 kasus DBD di Metro, Diskes Pemkot Metro melakukan berbagai upaya dalam menanggulangi kasus DBD tersebut.

Baca juga: Jelang Nataru Harga Kebutuhan Pokok di Lampung Barat Mulai Naik

Baca juga: Breaking News, Dua Saksi Tak Hadir di Sidang Lanjutan Terdakwa Andi Desfiandi

Seperti upaya pencegahan dan pengobatan.

"Untuk upayanya sendiri, kami melakukan tindakan pencegahan dan juga tindakan pengobatan bagi orang yang terkena DBD," kata Redho.

"Untuk upaya pencegahannya dapat berupa fogging (penyemprotan asap kimia), pemberian abate kepada warga dan juga sosialisasi melalui Puskesmas serta Kelurahan atau Kecamatan," lanjutnya

Upaya tersebut dikatakan dia merupakan tindakan pencegahan agar tidak tertular virus DBD melalui nyamuk aedes aegypti.

Hal ini dikarenakan, nyamuk yang membawa virus DBD itu aktif menggigit orang ketika pagi hingga sore hari.

Sehingga, lanjut dia, perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat untuk lebih mengetahui mengenai virus DBD tersebut.

"Nyamuk yang membawa virus DBD ini aktif ketika pagi hingga sore hari. Sehingga ketika seseorang terkena gigitan ia tidak sadar bahwa telah tergigit oleh nyamuk tersebut. Maka diperlukan edukasi kepada masyarakat mengenai virus DBD ini," ungkapnya.

Untuk tindakan fogging, Diskes Pemkot Metro melakukan tindakan tersebut apabila seseorang telah terjangkit DBD.

Tindakan itu dilakukan dengan cara melakukan penyemprotan asap kimia di rumah seseorang yang telah terjangkit DBD.

"Untuk fogging, itu dilakukan ketika ada kasus DBD. Kami mendatangi rumah yang terkena DBD, kemudian dilakukan pengecekan di sekitar rumah apakah ada jentik nyamuk jenis aedes aegypti di lokasi rumahnya," bebernya.

Tindakan fogging ini tidak dapat dilakukan mandiri oleh masyarakat.

Redho mengatakan, apabila ingin melakukan fogging mandiri, maka masyarakat perlu melakukan konsultasi kepada Dinas Kesehatan Pemkot Metro.

Hal ini dikarenakan tindkan fogging harus melalui uji kimia agar herbisida yang digunakan sesuai dan tidak membahayakan bagi manusia.

"Untuk yang ingin melakukan fogging mandiri, maka perlu konsultasi dengan kami terlebih dahulu. Apabila cairan kimia yang digunakan sudah sesuai dan ditemukan jentik nyamuk di rumahnya, maka diperbolehkan melakukan fogging mandiri," katanya

Selain tindakan fogging, Diskes juga memberikan abate kepada masyarakat secara gratis.

Abate tersebut digunakan dengan cara mencelupkan cairannya ke dalam bak mandi atau tempat-tempat di sekitar rumah yang tergenang air.

Abate dapat didapatkan secara gratis oleh masyarakat di puskesmas terdekat dari tempat tinggal.

"Kami memberikan abate yang disebar di puskesmas dan dapat diperoleh secara gratis oleh masyarakat," tuturnya.

Selain itu, Diskes juga melakukan sosialisasi mengenai DBD kepada masyarakat.

Sosialisasi ini dilakukan dengan cara memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai DBD dan di lakukan di Puskesmas serta Kelurahan atau Kecamatan.

Dengan ditemukannya sebanyak 82 kasus DBD di Metro, maka Diskes berharap kasus tersebut dapat berkurang kedepannya.

"Harapan kami untuk kedepan akan menurun, kami tetap melakukan tindakan pencegahan maupun pengobatan kepada masyarakat agar terhindar dari virus DBD tersebut," pungkasnya.

(Tribunlampung.co.id / Muhammad Humam Ghiffary)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved