Berita Lampung
2 Daerah Konflik Gajah di Lampung, Ada yang Injak-injak Petani hingga Meninggal
Dua daerah konflik gajah liar di Provinsi Lampung merupakan habitat binatang berbelalai panjang tersebut, yakni di Lampung Barat dan Lampung Timur.
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Dua daerah konflik gajah liar di wilayah Provinsi Lampung terdapat di Kabupaten Lampung Barat dan Lampung Timur.
Dua daerah konflik gajah liar di Provinsi Lampung merupakan habitat binatang berbelalai panjang tersebut, yakni di Lampung Barat dan Lampung Timur.
Konflik antara gajah liar dengan masyarakat di dua wilayah Provinsi Lampung ini juga terjadi pada tahun 2022 ini. Bahkan di Lampung Timur sampai merenggut korban jiwa. Terbaru kawanan gajah mendekati pemukiman penduduk di Lampung Barat.
Diketahui konflik gajah liar yang terjadi di Lampung Timur merenggut nyawa seorang petani bernama Zarkoni (44).
Zarkoni (44) diserang gajah liar yang memasuki kawasan perladangan jagung di Dusun IV Desa Tambah Dadi Kecamatan Purbolinggo, Lampung Timur pada Kamis (10/11/2022) sekitar pukul 02.30 WIB dini hari.
Menurut Kapolsek Purbolinggo, Lampung Timur Iptu Emi Suhaemi, korban Zarkoni meninggal dunia sehari setelahnya, Jumat (11/11/2022) sesudah mendapat perawatan medis rumah sakit di Kota Metro, Lampung.
Baca juga: 18 Gajah Liar Mendekati Pemukiman Penduduk Lampung Barat, Warga Diminta Waspada
Baca juga: Masyarakat Way Jepara Lampung Timur minta TNWK Serius Tangani Gajah Liar
Jenazahnya warga Dusun IV Desa Tambah Dadi Kecamatan Purbolinggo, Lampung Timur tersebut dimakamkan di tempat pemakaman umum setempat.
18 Gajah Dekati Pemukiman Penduduk Lampung Barat
Kabar terbaru, konflik gajah liar memaksa masyarakat di Lampung Barat, Provinsi Lampung lebih meningkatkan kewaspadaan atas keberadaan rombongan gajah liar yang turun gunung.
Rombongan gajah liar yang turun gunung dan mendekati pemukiman penduduk di dua kecamatan wilayah Lampung Barat ini berjumlah kurang lebih 18 ekor.
Sekitar 18 ekor gajah liar ini terlihat mendekati pemukiman penduduk di wilayah Lampung Barat sudah sejak setengah bulan terakhir.
Sampai saat ini, Kamis (15/12/2022), posisi gajah liar itu hanya sejarak 315 meter dari jalan raya yang berada di Pekon Gunung Ratu, Kecamatan Bandar Negeri Suoh atau BNS.
Posisi tersebut berdasar pantauan Satgas Konflik Gajah. Dimana wilayah yang sering alami konflik gajah di Lampung Barat ini selain Kecamatan Bandar Negeri Suoh, juga Kecamatan Suoh.
Keberadaan gajah liar ini menjadi pertanda bila konflik gajah yang terjadi di Lampung Barat tepatnya di Kecamatan Suoh dan Kecamatan Bandar Negeri Suoh masih belum berakhir.
Diketahui kawanan gajah tersebut sebelumnya sudah sempat pulang ke hutan. Kini kembali mendekati pemukiman warga Pekon Gunung Ratu, Kecamatan BNS, Lampung Barat.
Bahkan kawanan gajah liar itu sempat turun ke jalan yang merupakan akses jalan masyarakat Kecamatan BNS, Lampung Barat.
Menurut Sugeng Hari Kinaryo Adi, selaku Pembina Satgas Konflik Gajah Suoh dan BNS, selain masuk ke jalan, kawanan gajah juga merusak perkebunan milik warga setempat.
Beruntung kawanan gajah tersebut tidak sampai menghancurkan fasilitas dan rumah warga, berkat kesigapan satgas dan masyarakat melakukan blokade.
“Saat ini gajah kembali turun ke pemukiman dan sudah merusak tanaman pisang dan kelapa milik warga,” ujar Sugeng.
“Untung saja rumah dan fasilitas tidak ada yang hancur, karena masyarakat dan satgas sudah melakukan upaya blokade,” terusnya.
Baca juga: Gajah Liar Ngamuk di Lampung Barat, Satu Petugas Satgas Jadi Korban Masuk Kawah
Baca juga: Gajah Liar Mengamuk Renggut 2 Nyawa di Lampung Timur, Presiden Diminta Turun Tangan
Sugeng mengungkapkan, kawanan gajah yang berjumlah 18 ekor itu sudah mendekat ke pemukiman warga dari setengah bulan lalu.
“Gajah sudah mulai masuk ke (dekat) pemukiman dari setengah bulan,” ungkapnya.
“Semalam saja sudah menyeberang jalan raya, kemudian 10 gajah masuk Gunung Perak dan yang delapan masuk ke pemukiman warga Pekon Gunung Ratu,” sambungnya.
Diteruskan Sugeng, seminggu ini kawanan hewan liar berbadan besar itu sudah dua kali menyeberang ke jalan.
Terakhir, Kamis (15/12/2022) dini hari tadi. Tepatnya pukul 03.30 WIB, kawanan gajah terlihat menyeberangi jalan yang berada di Pekon Gunung Ratu, Kecamatan BNS.
“Seminggu ini sudah dua kali nyeberang jalan raya, yang pertama malam Senin di dekat jembatan Danau Asam,” kata Sugeng.
“Dilakukan penggiringan malah geser ke arah pemukiman warga Pekon Gunung Ratu sampai sekarang, dan tadi subuh setengah empat juga nyeberang jalan lagi,” lanjutnya.
Berdasarkan pantauan kondisi dari satgas, saat ini posisi gajah jaraknya masih berada 315 meter dari jalan raya yang berada di Pekon Gunung Ratu, Kecamatan BNS.
Terkait hal itu, masyarakat pun diimbau untuk terus meningkatkan kewaspadaan atas keberadaan kawanan gajah liar tersebut.
Diharapkan juga kepada masyarakat untuk tidak mendekati daerah-daerah tempat kawanan gajah itu berkeliaran.
“Dengan masih dekatnya mereka dengan pemukiman dan jalan raya, diimbau masyarakat agar selalu waspada,” imbau Sugeng.
“Jangan dekati daerah-daerah yang memang saat ini menjadi tempat mereka berkeliaran,” pungkasnya.
Gajah Injak-injak Petani di Lampung Timur
Areal kebun jagung di Dusun IV Desa Tambah Dadi Kecamatan Purbolinggo Lampung Timur memang biasa dimasuki gajah. Tapi tidak biasanya mengamuk.
Sehingga sejumlah orang di Desa Tambah Dadi, Kecamatan Purbolinggo Lampung Timur melakukan aktivitas jaga kebun jagung malam hari. Tanpa mengira bakal kehadiran seokor gajah mengamuk.
Mengingat gelapnya malam di area kebun jagung wilayah Kecamatan Purbolinggo Lampung Timur waktu itu membuat rasa kantuk tidak tertahankan.
Apa lagi kebun jagung wilayah Kecamatan Purbolinggo, Lampung Timur, Rabu (9/11/2022) malam sedang dilanda hujan dengan intensitas sedang.
Tiga orang warga Lampung Timur yang tengah bermalam di gubuk area peladangan jagung ini berbagi tugas antara yang berjaga dan tidur.
Ketiganya, Saidi (45), Zarkoni (55), dan Sugiyanto (55). Peladangan jagung itu diketahui milik Saidi.
"Kami berdua, Zarkoni (dan Saidi) malam itu tidur di gubuk ini, dan Sugiyanto menjaga di bawah," ungkap Saidi sambil memegang gubuk kebunnya yang telah rata dengan tanah akibat amukan gajah liar, Kamis (10/11/2022).
Sebenarnya mereka mengetahui bila hampir tiap malam ada gajah di sekitar peladangan jagung tersebut. Bahkan biasanya sampai lima gajah yang merusak tanaman jagung.
Tapi malam itu tidak terlintas sedikitpun firasat, jika gubuk setinggi 2,5 meter tempat mereka tidur bakal jadi sasaran amuk gajah.
Jam per jam berlalu, hujan pun masih belum mereda. Sedangkan Saidi dan Zarkoni tengah lelap tidur.
"Ada gajah!" sontak teriakan Sugianto terdengar.
Sugianto yang bertugas jaga malam itu ternyata teriak sambil berlari menuju area permukiman warga.
Spontan, teriakan itu membangunkan Saidi dan Zarkoni yang sedang asyik tidur di gubuk berbahan kayu ini.
"Dug dug dug dug..." suara kaki Saidi, menghentak papan kayu yang menjadi alas tidurnya.
Saidi bermaksud mengusir gajah yang sebesar gubuk mereka tempati itu dengan menghentak-hentak kaki ke lantai papan.
"Saya hentakan (kaki ke) papan itu, biar gajahnya pergi," ucapnya.
Sayangnya upaya menakuti gajah tidak membuahkan hasil.
Bukannya pergi, gajah dengan setinggi 2,5 meter tersebut malah merobohkan gubuk yang tingginya sama dengan gajah itu.
"Gubrak," suara gubuk yang telah dirubuhkan gajah liar yang tetiba saja mengamuk.
Dengan bersusah payah, Saidi bergegas lari dengan paha yang keseleo,.
Saidi cidera akibat terhempas bersama gubuk yang dirobohkan gajah liar itu.
"Saya lari ke arah Sugianto tadi (lari), tapi Zarkoni malah lari ke area tanaman jagung," kata Saidi sambil menunjuk ke arah kebun jagung yang telah hancur akibat amukan gajah.
Kamis (10/11/2022) pukul 02.30 WIB, Zarkoni menjadi bulan-bulanan gajah liar yang mengamuk di area peladangan.
"Ya sekitar jam 02.30 WIB, Zarkoni di injak-injak gajah, dan saya sambil lari nyelametin diri," tandasnya.
Setelah mengamuk dan menginjak-injak Zarkoni, hewan berbelalai panjang ini langsung menghilang.
Hewan berbelali panjang meninggalkan Zarkoni yang sudah tak berdaya di tengah ladang jagung milik Saidi.
"Ya langsung pergi saja gajah itu setelah ngamuk," lanjut Saidi.
(Tribunlampung.co.id/Yogi Wahyudi/Bobby Zoel Saputra)