Berita Lampung

Angin Kencang Tewaskan 1 Orang di Lampung Selatan, 6 Desa Porak Poranda

Wilayah Lampung Selatan dan sekitarnya diterpa bencana angin kencang alias puting beliung hingga mengakibatkan 1 orang tewas.

Dokumentasi Warga
Kondisi atap rumah warga di Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Lampung, yang mengalami kerusakan akibat terjangan angin kencang alias puting beliung yang terjadi pada Sabtu (17/22/2022) petang. Satu orang dikabarkan tewas akibat insiden tersebut. 

Kemudian, 4 desa lainnya yang terdampak yakni Desa Candimas, Desa Relung Mulya, Desa Mandah, dan Desa Natar.

Dulkahar juga membenarkan terdapat satu korban jiwa akibat angin kencang atau puting beliung tersebut.

"Korban jiwa satu orang atasnama Darmo (40) alamat Dusun Air Panas, Desa Rulung Helok," kata Dulkahar, Sabtu malam.

Dulkahar menambahkan, berdasarkan laporan petugas, tercatat ada 30 rumah mengalami rusak berat dan 82 rumah rusak ringan.

Di desa Branti Raya, kata Dulkahar, terdapat 112 rmh rusak

Lalu, rumah rusak juga terdapat desa relung helok, desa Natar, desa Mandah.

"Rumah rusak di desa relung Mulya kurang lebih 20 rumah, di Desa Candimas satu rumah rusak berat, 5 rumah lainnya rusak sedang, dan 28 rumah rusak ringan, total ada 34 rumah yang rusak," katanya.

Selain rumah rusak, kata Dulkahar, angin kencang juga merusak infrastruktur yakni jaringan PLN listrik padam di desa relung helok.

Kebun karet, ladang singkong dan jagung rubuh terhempas angin kencang terkena imbas angin kencang dan hujan es di Natar tersebut.

Dulkhar mengatakan pihaknya masih melakukan pendataan dan evakuasi oleh petugas gabungan baik destana desa, aparatur desa dan kecamatan, UPT PU dan BPBD, Babinsa, basarnas dan camat.

Lanjut Dulkahar, masyarakat dan petugas gabungan melakukan pembersihan puing puing setelah kejadian.

Dulkahar menyebut kendala di lapangan, kurangnya peralatan untuk evakuasi pohon tumbang dan memotong batang pohon yg menimpa rumah.

Selain itu, menurut Dulkahar, kendala lainnya kurangnya penerangan jalan karena terjadi pemadaman lampu hingga malam.

Sehingga, kata Dulkahar, pemadaman lampu itu memperlambat proses pembersihan puing-puing di desa relung helok.

Dulkahar menyebut perlu pengerahan sumber daya untuk membersihkan puing puing setelah kejadian agar tidak mengganggu aktifitas masyarakat dan warga terdampak bencana.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved