Berita Terkini Nasional
Kebakaran Gudang BBM Ilegal di Sumatera Selatan Menewaskan 3 Orang
Sebanyak tiga orang meninggal dunia dalam kejadian gudang BBM ilegal meledak kebakaran di Muara Enim, Sumatera Selatan, Senin (19/12/2022)
Tribunlampung.co.id- Gudang bahan bakar minyak atau BBM ilegal di Muara Enim, Sumatera Selatan meledak hingga mengakibatkan korban jiwa.
Sebanyak tiga orang meninggal dunia dalam kejadian gudang BBM ilegal meledak kebakaran di Muara Enim, Sumatera Selatan, Senin (19/12/2022).
Kini pemilik gudang BBM ilegal di Muara Enim, Sumatera Selatan tersebut menjadi buruan petugas polisi setelah terjadi peristiwa kebakaran.
Sedangkan kepala desa sudah berkali-kali mengimbau warganya agar tidak menimbun BBM secara ilegal.
Tiga orang tewas di tempat tidak bisa menyelamatkan diri saat insiden gudang bahan bakar minyak (BBM) terbakar di Muara Enim, Senin (18/12/2022) sekira pukul 08.00 WIB.
Saat ini polisi masih mengejar Endang (35) pemilik gudang BBM ilegal yang terbakar yang beralamat di Dusun III, Desa Cinta Kasih, Kecamatan Belimbing, Kabupaten Muara Enim.
Baca juga: Kepala Toko Tewas Dibunuh Pegawainya Hanya karena Tak Meminjami Uang
Baca juga: Paman Tega Bunuh Keponakan, Tutupi Perbuatan Agar Korban Dikira Akhiri Hidup
Endang adalah warga desa di tempat lokasi gudang BBM yang terbakar tersebut.
Informasi dihimpun, gudang BBM ilegal tersebut dipakai untuk mengolah minyak mentah olahan (pertalite) dari Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin.
Adapun ketiga korban tewas adalah Hendra alias Coing (25) warga Dusun III, Desa Cinta Kasih, Kecamatan Belimbing, Kabupaten Muara Enim (Supir Mobil Carry Minibus diduga berisi BBM Ilegal dari Sekayu), Arianto (50) warga Dusun III, Desa Cinta Kasih, Kecamatan Belimbing, Kabupaten Muara Enim sopir mobil pickup Grand Max yang sedang bongkar muat) dan Rama (21) warga Jambi tinggal di Desa Cinta Kasih (Keluarga dari Pemilik Gudang Endang).
Dari informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, kejadian tersebut berawal pada saat mobil pikap Grand Max yang dikemudikan Arianto sedang melakukan bongkar muat BBM ilegal dari Sekayu dengan menggunakan mesin pompa air.
Diduga terjadi konsleting dan menimbulkan percikan api yang kemudian menyambar BBM ilegal jenis Pertalite yang ada di lokasi tersebut. Sehingga mengakibatkan tiga orang tewas dan mobil hangus terbakar di lokasi tersebut.
Melihat hal tersebut, wargapun beramai-ramai mencoba melakukan pemadaman dan memanggil kendaraan PBK, sekitar pukul 09.30 barulah api bisa dipadamkan setelah delapan unit mobil padam kebakaran turun.
Kades Cinta Kasih H Samson Ali mengatakan mereka sudah berkali-kali mengimbau kepada masyarakat baik didalam acara-acara untuk tidak menimbun BBM, apalagi dirumah-rumah sebab itu sangat berbahaya.
"Namun kami sebagai perangkat desa mempunyai keterbatasan dalam pelarangan-pelarangan seperti itu," katanya.
Ke depan mereka akan terus melakukan imbauan dengan cara menyurati dan mendatangi lokasi-lokasi penimbunan.
Sejauh ini kata Samson Ali, mereka juga kesulitan untuk mengetahui lokasi penimbunan BBM ini sebab warga tidak mau memberitahu.
Namun dengan kejadian ini pihaknya akan lebih intens lagi sehingga kedepan tidak terulang lagi yang merenggut korban jiwa.
Sementara itu, Kapolres Muara Enim AKBP Andi Supriadi mengatakan bahwa gudang BBM Ilegal ini, sebenarnya sudah dijadikan target operasi Ilegal drilling, namun pada saat itu sempat tutup tidak ada aktivitas.
Dan ketika mereka beroperasi kembali dan akhirnya terjadilah ledakan dan terbakar yang menyebabkan tiga korban jiwa.
"Akibat peristiwa ini perkiraan kerugian mencapai ratusan juta rupiah karena seluruh gudang, sebagian dapur rumah, 2 unit mobil carry dan pick up juga ikut terbakar berikut isinya semua hangus terbakar," jelasnya.
Baca juga: Cinta Ditolak, Motif Pembunuhan Siswi SMA yang Jasadnya Ditemukan di Dalam Sumur
Baca juga: Ajak Istri Tetangga Bepergian, Seorang Pria Tewas Dianiaya Suami yang Cemburu
Saat ini, lanjut Kapolres, pihaknya sedang melakukan pengejaran pemilik gudang dan mudah-mudahan segera ditangkap dan diamankan untuk bisa diproses lebih lanjut.
Untuk para korban sudah dibawa ke puskesmas, dan para keluarganya sudah mengidentifikasi sebagai anggota keluarganya masing-masing.
Ketiga korban semuanya meninggal ditempat. Kegiatan bisnis ilegal ini dari informasi yang didapat sudah berlangsung sekitar satu tahun.
Selama ini, jarang ada temuan dan tidak ada laporan masyarakat mengenai aktivitas penimbunan minyak ilegal di wilayahnya.
"Setahu kami, rumah ini merupakan tempat tinggal dan tidak dikontrakkan," pungkasnya.
Atas kejadian ini, sebagai tindaklanjut kita akan bersama-sama dengan Pemerintahan Kecamatan dan Pemerintahan Desa untuk menyampaikan himbauan secara door to door dan memasang spanduk baik secara preventif dan preemptif. (sp/ari)
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com
(Tribunlampung.co.id)