Berita Lampung

Cerita Rakyat di Balik Nama Minang Rua, Pantai di Lampung Selatan yang Eksotis

Pokdarwis Minang Rua, Lampung Selatan, menceritakan, ada berbagai macam cerita rakyat yang berkembang tentang asal-muasal penamaan Pantai Minang Rua.

Dok Pokdarwis Minang Rua
Pantai Minang Rua berada di pesisir Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan, Lampung. Ada berbagai cerita rakyat yang ada di balik nama Pantai Minang Rua. 

Siapa yang kalah harus rela dikorbankan menjadi umpan buaya di muara Sungai Way Tungga dan hartanya diambil oleh pemenangnya.

Tempat yang menjadi lokasi bertemu dan bertandingnya para pemuda sakti ini berada tepat di pinggiran Pantai Minang Rua saat ini.

Dimana, kata Haikal, dahulu terdapat dua pohon tinggi besar bak menara yang menjulang tinggi yang disebut Minakha Khua.

Dua pohon kayu besar tinggi ini disematkan oleh seorang pengembara sakti berdarah bangsawan dari kerajaan Skalabrak.

Namun seiring berjalannya waktu, para tokoh adat atau kepala kampung sepakat untuk mengganti pertandingan ini dengan menggunakan perantara hewan peliharaan berupa kerbau untuk menentukan siapa yang terhebat.

Pemuda kampung yang kerbaunya menang dalam pertandingan akan mendapatkan dua kerbau sebagai hadiah.

Sementara mereka yang kalah harus merelakan kerbau peliharaannya dilemparkan ke muara Sungai Way Tungga untuk menjadi santapan buaya.

Lalu, masyarakat kampung di sekitaran pesisir pantai menyebutnya dengan sebutan Menang Khua (Menang Dua) yang kemudian melekat pada tempat yang menjadi lokasi pertandingan adu kerbau tersebut.

Seiring waktu berjalan, terjadilah sebuah perselisihan antara pemuda dari Pekon Mikhat dan Tanjung Tuha.

Perselisihan bermula dari kecemburuan antara dua pemuda kampung tersebut yang menyukai seorang dara.

Hingga akhirnya pemuda dari kedua pekon tersebut bersepakat untuk bertemu di daerah Minakha Khua (dua kayu besar tinggi) yang dahulunya menjadi tempat ajang pertandingan adu kekuatan dan kesaktian para pemuda sakti antarpekon.

Sebelum bertanding, ada kesepakatan di antara mereka.

Pemuda yang kalah harus merelakan dara atau gadis pujaannya dipersunting oleh pemuda yang menang.

Selain itu, mereka juga harus merelakan saudara perempuannya untuk diperistri oleh pemenang.

Pertandingan ini kemudian dimenangkan oleh pemuda dari Pekhon Mikhat.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved