Keracunan di Lampung Tengah
Ahli Ungkap Fatalnya Dampak Obat Pertanian Jika Tercampur Pisang Goreng
"Jika sudah tercampur ke dalam olahan makanan, besar dampaknya jika dikonsumsi, walaupun jumlah yang dimakan sedikit," katanya.
Penulis: Fajar Ihwani Sidiq | Editor: Indra Simanjuntak
Tribunlampung.co.id, Lampung Tengah - Akademisi Teknologi Pangan, Politeknik Negeri Lampung atau Polinela, Dwi Eva Nirmagustina menjelaskan racun pertanian akan memberi dampak besar jika tercampur dalam makanan.
Akademisi Teknologi Pangan Polinela, Dwi Eva Nirmagustina menyebutkan, racun pertanian juga tidak terdeteksi jika tercampur dalam makanan.
Diketahui, sebanyak tiga orang dikabarkan meninggal dunia dan empat korban dirawat akibat keracunan pisang goreng di Lampung Tengah.
Akademisi Teknologi Pangan Polinela, Dwi Eva Nirmagustina mengatakan, obat tanaman baik berbentuk bubuk atau cair, tidak terdeteksi dari segi penampilan seperti warna, aroma, dan rasa.
Bahkan, jika yang masuk dalam jumlah kecil, tapi berdampak besar bagi tubuh atau bersifat toksik bagi tubuh yang mengonsumsi.
Baca juga: Polisi Bungkam Soal 7 Orang Keracunan Pisang Goreng di Lampung Tengah, Tiga Tewas
Baca juga: Update Terbaru Korban Pisang Goreng Lampung Tengah, 3 Meninggal 4 Dirawat
"Jika sudah tercampur ke dalam olahan makanan, besar dampaknya jika dikonsumsi, walaupun jumlah yang dimakan sedikit," katanya kepada Tribun Lampung, Kamis (19/1/2023) saat dikonfirmasi melalui Whatsapp.
Menurutnya, reaksi yang terjadi pada kakek nenek di Lampung Tengah serta korban lainnya adalah dari bahan murni jenis racun.
Pasalnya, terlepas dari adanya racun, jika bahan yang biasa digunakan apabila telah mengalami penurunan mutu, reaksinya tidak akan separah itu.
Namun, jika bahan baku, seperti tepung dan minyak akan terlihat secara kasat mata ketika mengalami kerusakan.
Seperti bahan tepung, bahan tersebut akan menggumpal dan ada kutu.
Hal ini menunjukkan tepung tersebut telah mengalami penurunan mutu.
"Tepung yang mengalami penurunan mutu jika tetap digunakan hanya menyebabkan alergi karena ada gluten," katanya.
Eva mengatakan, Sedangkan minyak jika sudah rusak, seperti berwarna coklat atau sampai hitam sekalipun, tidak akan menyebabkan kematian seketika.
Minyak yang sudah rusak jika tetap digunakan hanya akan menyebabkan gatal karena akrolein.
Sedangkan jika mendiagnosa dari peralatan yang digunakan pun, jika mengalami penurunan mutu, juga tidak akan seketika menyebabkan kematian.
Menurutnya, wadah yang paling baik adalah wadah stainless steel karena tidak akan bereaksi dengan bahan.
Sedangkan wadah besi bisa mengkontaminasi bahan pangan, kalau bahan kayu tidak terlalu bereaksi.
"Dari bahan baku, peralatan, apalagi pisang jika bereaksi karena penurunan mutu tidak akan menyebabkan kematian seketika," kata Dosen Teknologi Pangan itu.
Menurutnya, jika menilik dari hasil otopsi luar yang dilakukan Rumah Sakit Ahmad Yani (RSAY) Metro, jika korban tewas saat itu juga akibat keracunan, maka kemungkinan besar ada bahan beracun yang tak sengaja tercampur ke dalam olahan makanan.
Karena kegiatan konsumsi pangan merupakan kegiatan rutin, hal pertama yang mungkin dapat dilakukan adalah melihat sifat fisik terutama warna makanan tersebut.
Hal kedua adalah mencium bau makanan tersebut.
Baca juga: Kesaksian Korban Selamat Keracunan Pisang Goreng di Lampung Tengah, Rasanya Pahit
Tapi karena mengonsumsi makanan adalah hal rutin, agak repot jika kita harus selalu melakukan hal tersebut.
"Saran utama adalah menghindari penyimpanan bahan pangan dari bahan -bahan non pangan," tutupnya.
Adonan Pisang Goreng Tercampur Obat Tanaman
Gegara adonan pisang goreng tak sengaja tercampur obat tanaman, 3 orang di Lampung Tengah meninggal dunia.
Hal tersebut disampaikan Camat Punggur, Lampung Tengah, Sukistoro, Selasa (17/1/2023).
Sukistoro menyampaikan hal tersebut merujuk hasil autopsi 3 korban meninggal karena keracunan pisang goreng.
Menurut Sukistoro, korban diduga meninggal karena keracunan obat pertanian yang tak sengaja tercampur ke dalam adonan pisang goreng.
Sukistoro mengatakan, autopsi jasad 3 korban dilakukan pihak Rumah Sakit Umum Ahmad Yani (RSAY) Metro.
Dimana dirinya turut mengawal korban dan mengerahkan tenaga medis di Punggur untuk membantu pemeriksaan.
"Saya langsung kerahkan tenaga medis Punggur untuk autopsi luar malam itu juga (Selasa, 17/1/2023)," kata Sukistoro.
Ia mengatakan, berdasarkan autopsi luar, pihak RSAY memastikan bahwa korban mengalami keracunan.
Dengan dugaan racun obat pertanian jenis pembasmi rumput.
Sementara hasil autopsi luar juga menunjukkan tidak ada tanda kekerasan atau penganiayaan di semua korban.
"Pihak medis sudah tetapkan hasil autopsi luar malam itu juga," kata Sukistoro.
Menurutnya, sedikitnya ada enam korban yang keracunan, tiga orang dinyatakan meninggal dan lainnya masih dirawat di rumah sakit.
"Dua orang pasutri meninggal. Empat orang keluarga yang datang untuk takziah atas meninggalnya pasutri tersebut ikut keracunan," katanya kepada Tribun Lampung, Rabu (18/1/2023).
Sukistoro mengatakan, empat orang keluarga yang berasal dari bedeng 28, Metro tersebut diduga memakan pisang goreng yang sama.
(Tribunlampung.co.id/Fajar Ihwani Sidiq)
Racun Serangga jadi Penyebab Kasus Keracunan Pisang Goreng di Lampung Tengah |
![]() |
---|
Polisi Menerapkan Metode SCI Usut Kasus Pisang Goreng Beracun di Lampung Tengah |
![]() |
---|
Jenis Racun Dalam Pisang Goreng yang Menewaskan 3 Orang di Lampung Tengah Diusut |
![]() |
---|
Sampel Pisang Goreng Menewaskan 3 Orang di Lampung Tengah Dibawa ke Palembang |
![]() |
---|
Respon Polisi Soal Zat Beracun Pisang Goreng Menewaskan 3 Orang di Lampung Tengah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.