Berita Terkini Nasional

Mantan Wali Kota Blitar Jadi Otak Perampokan Rumah Dinas Wali Kota

Kapolda Jatim, Irjen Pol Toni Harmanto mengatakan Samanhudi Anwar diduga kuat menjadi otak dari kasus perampokan rumah dinas Wali Kota Blitar Santoso.

Editor: Indra Simanjuntak
TribunJatim.com
Kolase. Mantan Walikota Blitar (Kiri) M Samanhudi Anwar ditangkap dan ditetapkan tersangka dengan dugaan menjadi otak perampokan rumah dinas Wali Kota Blitar Santoso yang terjadi pada 12 Desember 2022 lalu. Pelaku perampokan perampok Rumah Dinas Wali Kota Blitar berhasil ditangkap Tim Jatanras Polda Jatim 

Hingga saat ini, polisi masih mendalami kasus yang menimpa wali kota Blitar, Santoso, dan memburu dua pelaku lain.

Aksi perampokan ini terungkap sebulan setelah para pelaku melancarkan aksinya pada Senin (12/12/2022).

Tersangka Mujiadi (54) merupakan otak dari aksi perampokan yang menggasak uang Rp730 juta dan perhiasan milik Wali Kota Blitar.

Peran Mujiadi sangat krusial karena menjadi pemimpin sekaligus koordinator aksi perampokan.

Mujiadi lahir di Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur dan saat ini tinggal di Bekasi Utara.

Sebelumnya, Mujiadi telah lima kali keluar masuk penjara karena melakukan beberapa kejahatan salah satunya yakni kasus perampokan.

Direktur Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Totok Suharyanto, mengatakan otak kasus perampokan Rumah Dinas Wali Kota Blitar telah lima kali masuk penjara dengan kasus yang berbeda-beda.

"Ini sudah lima kali menjalani hukuman sejak 2008, 2012, 2017, 2019, terakhir 2020 di Madiun."

"Rencana kita akan telusuri pendalaman terhadap proses ini seluruhnya," ujarnya, Kamis (12/1/2023).

Dalam kasus perampokan Rumah Dinas Wali Kota Blitar, Mujiadi menjadi tersangka dengan pembagian uang terbanyak.

Hal ini dilakukan karena Mujiadi merupakan otak perampokan dan pemimpin komplotan.

"Yang paling besar adalah MT, karena sebagai otak untuk melakukan aksi Pasal 365, termasuk merancang, termasuk yang menyiapkan pakaian termasuk yang beli Innova,"

"Sisanya Rp100 juta, Rp115, dan Rp125 juta," pungkasnya.

Sementara itu, Kompol Trie Sis Biantoro menjelaskan para perampok berani melakuakan aksinya karena sudah pernah dipenjara sebelumnya.

"Iya karena mereka kerap keluar masuk penjara. Kecenderungannya memiliki keberanian untuk melakukan perampokan."

"Mereka residivis berbagai wilayah di Papua. Iya berani berdasarkan pengalaman," terangnya.

Sumber: TribunJatim.com, Tribunnews.com

(Tribunlampung.co.id)

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved