Berita Lampung

Warga Keluhkan Ampas Pabrik Singkong Cemari Sungai Aliran Gedong Dalem Lampung Timur

Warga Desa Gedong Dalem, Lampung Timur yang tinggal di bantaran sungai mengeluhkan limbah pabrik singkong yang diduga mencemari aliran sungai.

Penulis: Yogi Wahyudi | Editor: Teguh Prasetyo
tribunlampung/yogi wahyudi
Warga Desa Gedong Dalem, Kecamatan Batanghari Nuban, Lampung Timur, yang tinggal di bantaran sungai mengeluhkan limbah pabrik singkong yang diduga mencemari aliran sungai. 

Tribunlampung.co.id, Lampung TimurWarga Desa Gedong Dalem, Kecamatan Batanghari Nuban, Lampung Timur, yang tinggal di bantaran sungai mengeluhkan limbah pabrik singkong yang diduga mencemari aliran sungai.

Sebab, lokasi sungai bersampingan dengan pabrik singkong milik PT Florindo Makmur yang berada di Desa Sukaraja Nuban, bersampingan dengan Desa Gedong Dalem. 

Menurut informasi yang dihimpun Tribun Lampung, pencemaran limbah pabrik singkong tersebut sudah terjadi selama empat hari. 

Pantauan Tribun Lampung di aliran sungai, pada Selasa 7 Februari 2023, pukul 11.00 WIB, terlihat air sungai tampak keruh. 

Terlihat beberapa gumpalan berlendir berwarna cokelat yang menumpuk di bagian pinggir aliran. 

Baca juga: DLH Provinsi Lampung Pantau Tiga Lokasi Pantai Lamtim yang Tercemar Limbah Minyak

Sementara, salah seorang warga sekitar, Adilah (33) yang rumahnya berjarak sekitar 50 meter dari sungai mengeluhkan tercemarnya sungai tersebut. 

Ia mengatakan, sungai tercemar akibat limbah pabrik tersebut.

Menurut dia akibat tercemarnya aliran sungai itu, air sungai tidak bisa dipakai warga untuk mandi, mencuci, dan lainnya.  

"Sungai kami rusak, airnya tidak bisa terpakai karena limbah pabrik pabrik singkong ini," ujarnya saat diwawancarai di kediamannya, Selasa (7/2/2023). 

Adilah mengaku, tercemarnya sungai sudah terjadi sekitar empat hari. 

Ia menjelaskan, pencemaran sungai terjadi akibat ampas keluar dari saluran pembuangan dan langsung masuk ke aliran sungai. 

Kata Adilah, ampas yang keluar seperti parutan singkong, kulit-kulit singkong bertaburan, hingga ampas onggok singkong. 

"Kita mengeluhkan terhadap perusahaan, karena jadi kotor, sudah nggak bisa dipakai lagi," katanya. 

"Kalau untuk dampak, dari pembuangan limbah itu ke sungai, bau amis, kotor semuanya," sambungnya. 

Baca juga: 2 Bulan Berlalu, Sisa Limbah Minyak Masih Ada di Pantai Cemara Indah Lampung Timur

Hal senada juga diungkapkan Bahar (37), warga lainnya yang mengatakan, kejadian pencemaran aliran sungai ini bukan kali pertama.

"Sudah sering limbahnya itu masuk ke aliran sungai," ujarnya. 

Menurutnya, pembuangan limbah ke sungai pernah terjadi pada tengah malam.

"Sering dibuang tengah malam, jam 12 malam biasanya," tambahnya. 

Sementara saat dikonfirmasi, bagian Administrasi PT Florindo Makmur, Silda menyampaikan, jika dari pihak perusahaan yang berkompeten menjelaskan sedang tidak ada di tempat. 

Sedangkan bagian Operasional PT Florindo Makmur, Kasdani saat dihubungi melalui pesan WhatsApp mengungkapkan, pihaknya masih belum bisa menjelaskan hal tersebut. 

"Hari ini saya belum bisa, masih ada urusan, besok saja," balasnya melalui pesan WhatsApp. 

(Tribunlampung.co.id/Yogi Wahyudi)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved