Lampung Dikepung Banjir

BMKG Lampung Catat Penumpukan Awan Cumulonimbus Penyebab Hujan Deras  

Badan Meteorologis Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Lampung mencatat adanya penumpukan awan cumulonimbus menyebabkan hujan hingga banjir dimana-mana. 

Penulis: Bayu Saputra | Editor: soni
Tribun Lampung / Bayu Saputra
Suasana Kota Bandar Lampung, Kamis (9/3/2023) siang. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Badan Meteorologis Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Lampung mencatat adanya penumpukan awan cumulonimbus menyebabkan hujan hingga banjir dimana-mana. 

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung Rudi Harianto mengatakan, BMKG Lampung mencatat dari analisis radar cuaca pada Rabu (8/3/2023) pukul 18.00 WIB mulai terbentuk
awan-awan cumulonimbus di wilayah utara Provinsi Lampung

Ia mengatakan, BMKG Lampung juga mencatat bahwa awan tersebut memiliki nilai dBz sebesar
40-50 dBz dengan mencapai ketinggian 10 km.

"Jadi awan tersebut terus tumbuh, berkembang, penumpukan hingga meluas di wilayah sebagian besar wilayah Provinsi Lampung, hingga bencana banjir," kata Rudi Harianto saat dihubungi Tribun Lampung, Kamis (9/3/2023). 

Rudi menambahkan, awan meluas tersebut terutama wilayah utara Lampung (Tulang Bawang, Lampung Tengah, Lampung Utara, Tulangbawang Barat, Lampung Timur).

"Sampai  siang ini Kamis (9/3/2023)  pembentukan awan cumulonimbus ini disuplai dengan adanya Borneo Voteks atau sirkulasi siklonik di wilayah barat Kalimantan," kata Rudi.

Baca juga: Longsor dan Banjir Kepung Pagar Dewa, Perbatasan Lampung Barat Sumatera Selatan

Baca juga: Belasan Rumah Terkena Longsor dan Puluhan Terdampak Banjir di Lampung Selatan

Ia mengatakan, pembentukan awan cumulonimbus juga didukung dengan kondisi kelembapan atmosfer yang signifikan basah pada lapisan 700mb dan 500mb.

"Kondisi ini mengindikasikan adanya cukup banyak uap air di atmosfer, dan kemudian membentuk awan cumulonimbus," kata Rudi.

"Lalu terjadi belokan angin dan juga konvergensi di wilayah bagian utara dan timur Provinsi

Lampung, hingga mendukung pembentukan awan cumulonimbus," kata Rudi.

Belokan angin, menurut Rudi, mengacu pada perubahan arah angin yang terjadi di suatu daerah. 

"Sedangkan konvergensi mengacu pada pertemuan massa udara yang berbeda, dan kemudian membentuk awan-awan seperti cumulonimbus," kata Rudi.

Rudi mengatakan, BMKG Lampung dengan ini mengimbau kepada masyarakat dan instansi yang terkait agar tetap waspada.

"Karena saat ini  masih dalam periode musim hujan," kata Rudi.

Ia mengatakan, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai dengan petir dan angin kencang masih berpotensi terjadi.

Terutama pada sore dan juga malam hari dan kondisi tersebut ditandai dengan pemanasan
kuat antara pukul 10.00 WIB hingga 14.00 WIB.

"Dengan mengakibatkan pembentukan awan konvektif dengan dasar awan yang gelap," kata Rudi.

"Puncak awan menjulang tinggi seperti kembang kol dan terkadang memiliki landasan pada puncaknya awan jenis cumulonimbus.

Untuk saat ini dengan terbentuknya Borneo Vorteks diprediksi cuaca ekstrem masih bertahan sampai dengan tiga hari ke depan di wilayah Provinsi Lampung.

BMKG Lampung meminta agar masyarakat secara khusus untuk daerah bertopografi curam bergunung, tebing atau rawan longsor agar tetap waspada.

Khususnya pada kejadian hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang terjadi selama beberapa hari berturut-turut.

Masyarakat yang tinggal di wilayah rawan banjir agar terus memantau informasi peringatan dini dari BMKG, dengan harapan untuk mengantisipasi dini kejadian banjir dan tanah longsor. ( Tribunlampung.co.id / Bayu Saputra )

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved