Korban Dukun Pengganda Uang
Keluarga Terpukul Kepergian Tragis Korban Dukun Mbah Slamet, Harap Hukuman Setimpal
Keluarga sangat terpukul atas kepergian Suheri dan Riani, korban pembunuhan dukun pengganda uang Slamet Tohari alias Mbah Slamet di Banjarnegara
Tribunlampung.co.id, Pesawaran - Keluarga sangat sedih dan terpukul atas kepergian tragis Suheri dan Riani, korban pembunuhan dukun pengganda uang Slamet Tohari alias Mbah Slamet di Banjarnegara.
Diketahui, 4 korban pembunuhan dukun pengganda uang Slamet Tohari alias Mbah Slamet di Banjarnegara adalah dua pasangan suami istri (pasutri) Irsad dan Wahyu Triningsih serta Suheri dan Riani, asal Pesawaran Lampung.
Mewakili keluarga, Panut, kakak Suheri dan Riani, korban pembunuhan dukun pengganda uang Slamet Tohari alias Mbah Slamet di Banjarnegara, menceritakan adiknya pamit izin untuk bekerja pada proyek bangunan di Jawa.
Panut mengatakan, keluarga besar sangat sedih dan terpukul dari kepergian adik dan iparnya yang tragis.
Padahal mereka berdua adalah sosok yang baik dan suka menolong tetangga terdekatnya.
Baca juga: 2 Tahun Hilang Kontak, Rani Kaget Ayah Ibunya Jadi Korban Pembunuhan Dukun Mbah Slamet
Sehingga Panut berharap, pelaku dapat dihukum berat dan setimpal atas perbuatannya.
Ia menuturkan, setelah putus kontak dan komunikasi dengan adik dan iparnya tersebut, ada video viral yang menunjukan tempat dari peristiwa pembantaian oleh Slamet Tohari ada di rumahnya.
Dan video viral dari Tiktok tersebut sama dengan video call terakhir dengan korban.
“Dari situ ternyata baru mengetahui bahwa peristiwa tersebut pelakunya adalah Slamet Tohari,” terangnya.
Sehingga hal tersebut membuat dirinya dan keluarga besar langsung curiga dan menghubungi keponakannya yang berada di Banjarnegara, Jawa Tengah.
“Dan kebetulan saat keponakan saya dihubungi dia ada di samping pelaku, dan kami langsung mengirimkan foto Suheri dan Riani untuk bertanya kepada pelaku apakah adik dan iparnya adalah korban,”
“Dan ternyata pelaku mengakui bahwa adik dan iparnya menjadi korban,” imbuhnya.
Kala itu pelaku menjawab bahwa mereka berdua adalah korban yang dihabisinya.
“Dan pelaku mengakui saat ditanya oleh keponakannya tersebut Suheri dan Riani benar menjadi korban dan sudah lama,” jawabnya.
Baca juga: Pamit Kerja, Pasutri Asal Lampung Hilang 2 Tahun Ternyata Korban Dukun Mbah Slamet
Hilang kontak sejak 2021
Anak bungsu korban pembunuhan dukun pengganda uang Mbah Slamet mengaku ayah ibunya hendak pulang ke Pesawaran sebelum hilang kontak.
Rani Dwi Ulandari mengatakan, bahwa dirinya merupakan anak kedua dari pasangan Suheri dan Riani yang menjadi korban dukun palsu pengganda uang Mbah Slamet.
Rani terakhir berkomunikasi dengan kedua orangtuanya pada 8 September 2021.
Kala itu, sang ayah mengabarkan sebentar lagi akan pulang ke Pesawaran.
“Dia bilang sudah mau pulang dari lokasi daerah sana,” imbuhnya.
Rani mengungkapkan pertemuan terakhirnya menjelang keberangkatan orangtua tersebut.
“Saat itu ayah pamit hendak bekerja, karena ayah merupakan bekerja sebagai pemborong,” ucap Rani.
Ditambahkannya, saat itu sang ayah mengaku hendak bekerja mengerjakan sebuah proyek pembangunan rumah di Pulau Jawa.
Dia mengatakan sang ayah akan bekerja di Semarang.
“Tetapi saat itu ayah bilang daerahnya bukan di Semarang tapi di Tulung Agung,” jawab Rani.
Rani teringat saat dirinya kerapkali bertanya mengenai kapan orangtuanya akan kembali ke rumah.
“Namun, hanya bilang nanti dan sebentar lagi,”
“Beberapa hari lagi,”
“Terakhir ayah itu nelpon ga ke angkat pukul 17.30 pada 8 September 2021 sebelum lost kontak, dan setelah ditelpon balik sudah tidak aktif,” kenangnya.
Rani pernah mencoba untuk menghubungi sang ibu namun hasilnya sama, sang ibu tidak bisa dihubungi.
“Pernah menelpon hape dan nomor WA, bahkan sudah minta tolong teman dan saudaranya (pakde),” ujar dia.
Namun, tidak ada satupun yang mengangkat bahkan nomor tidak tersambung.
Rani mengatakan bahwa Suheri dan Riani merupakan orangtua yang baik.
Saat di rumah, Suheri merupakan ayah yang lucu serta taat beribadah.
Kedua Pasutri Sudah Lama Mengenal
Kedua pasang pasutri korban keganasan Slamet Tohari sang dukun pengganda uang merupakan sahabat dekat.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kapolres Pesawaran, AKBP Pratomo Widodo saat diwawancarai pada Rabu (5/4/2023).
Pratomo menjelaskan, bahwa kedua pasutri tersebut telah saling mengenal dan keduanya sama-sama melakukan keberangkatan ke lokasi dari Slamet Tohari.
“Dan memang sebenarnya para korban saling memberi tahu dan kemudian berangkat kesana,” kata Pratomo.
Terkait hubungan antara siapa yang mengenalkan Slamet Tohari kepada dua pasutri tersebut Polres Pesawaran masih mendalami perantaranya.
“Jadi, siapa yang memperkenalkan kepada Slamet Tohari ini ada satu orang,” ucap Pratomo.
Dan sampai saat ini masih akan berkoordinasi dengan Polres Banjarnegara untuk mengambil keterangan dari seorang perantara tersebut.
“Terkait apakah perantara itu terlibat atau tidak,” katanya.
“Atau bisa juga perantara itu merupakan seorang korban,” jelas dia.
Korban Baru Berasal dari Desa Kalirejo
Bertambah dua orang lagi korban keganasan pembantaian Mbah Slamet dukun palsu pengganda uang.
Hal tersebut dikatakan oleh Camat Negeri Katon, Enggo Pratama pada Rabu (5/4/2023).
Dikatakannya, selain dari pasangan suami istri Irsad dan Wahyu Triningsih dari Dusun Simbaretnto, Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Negeri Katon, terdapat dua orang korban lainya asal Pesawaran.
Korban yang yang terbaru yakni, Suheri dan Riani yang menjadi korban pembunuhan dukun palsu pengganda uang asal Banjarnegara, Jawa Tengah itu.
Enggo menjelaskan, pasutri tersebut merupakan warga Desa Kalirejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran.
“Kamu bersama kepolisian telah mendatangi rumah korban kedua untuk meminta keterangan dari pihak keluarga,” ucap Camat Negeri Katon tersebut.
Dirinya mengatakan, korban kedua yakni Suheri dan istri pergi bersama dari 25 Juli 2021.
Kemudian hilang kontak dengan keluarga pada 8 September 2021 lalu.
“Kalau korban kedua ini berpamitan kepada keluarga untuk berangkat kerja bangunan di Tulung Agung,” ucap dia.
“Dan korban membawa uang sejumlah Rp 15 juta dan satu unit mobil Daihatsu Xenia,” imbuhnya.
Dirinya menambahkan, keluarga para korban ini akan berangkat ke Banjarnegara untuk melakukan pendampingan dalam melakukan autopsi.
“Hal itu guna memastikan identitas para korban,” jawabnya.
Hal itu dikarenkan korban saat ini sudah menjadi tengkorak.
Dan pengidentifikasiannya harus melalui autopsi dengan menggunakan anak korban sebagai tes dna.
“Kemungkinan mereka akan berangkat dengan difasilitasi oleh Polres Pesawaran,” terang Enggo.
Korban yang sudah diautopsi akan segera diurus pemulangan jenazahnya.
Dan para keluarga korban meminta untuk dimakamkan di Lampung.
(Tribunlampung.co.id)
Sempat Diperiksa di Polres Banjarnegara, Ponijo Kini Sudah Dikembalikan pada Keluarganya di Lamteng |
![]() |
---|
Ponijo Telah Diberangkatkan Polres Pesawaran ke Polres Banjarnegara untuk Dilakukan Pemeriksaan |
![]() |
---|
Polres Pesawaran Sudah Minta Keterangan Ponijo, Terkait Peran sebagai Perantara dengan Mbah Slamet |
![]() |
---|
Warga Pesawaran Lampung Jadi Korban Pembunuhan Dukun Pengganda Uang, Polisi Selidiki Sosok Perantara |
![]() |
---|
Anak Korban Suheri dan Riana Sempat Diajak Ikut Proyek Pembangunan Rumah Mbah Slamet |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.