Korban Dukun Pengganda Uang

2 Tahun Hilang Kontak, Rani Kaget Ayah Ibunya Jadi Korban Pembunuhan Dukun Mbah Slamet

Anak bungsu korban pembunuhan dukun pengganda uang Mbah Slamet mengaku ayah ibunya hendak pulang ke Pesawaran sebelum hilang kontak.

Penulis: Oky Indra Jaya | Editor: Indra Simanjuntak
Tribunlampung.co.id/Tribunnews.com
Rani Dwi Ulandari anak kedua korban Suheri dan Riani (kiri) dan suasana evakuasi jenazah korban pembunuhan dukun pengganda uang Banjarnegara Jawa Tengah (kanan). Korban pembunuhan dukun pengganda uang Banjarnegara Jawa Tengah yang berasal dari Pesawaran Lampung dikabarkan bertambah jadi 4 orang. 

Tribunlampung.co.id, Pesawaran -  Anak bungsu korban pembunuhan dukun pengganda uang Mbah Slamet mengaku ayah ibunya hendak pulang ke Pesawaran sebelum hilang kontak.

DIketahui, sebanyak 4 orang asal Pesawaran Lampung menjadi korban pembunuhan dukun pengganda uang Slamet Tohari alias Mbah Slamet di Banjarnegara Jawa Tengah.

Adapun 4 korban pembunuhan dukun pengganda uang Slamet Tohari alias Mbah Slamet di Banjarnegara adalah dua pasangan suami istri (pasutri) Irsad dan Wahyu Triningsih serta Suheri dan Riani, warga Pesawaran Lampung.

Rani Dwi Ulandari mengatakan, bahwa dirinya merupakan anak kedua dari pasangan Suheri dan Riani yang menjadi korban dukun palsu pengganda uang Mbah Slamet.

Rani terakhir berkomunikasi dengan kedua orangtuanya pada 8 September 2021.

Baca juga: Pasutri Asal Pesawaran Lampung jadi Korban Dukun Pengganda Uang Mbah Slamet Banjarnegara

Baca juga: Pasutri Asal Pesawaran Lampung jadi Korban Dukun Pengganda Uang Mbah Slamet Banjarnegara

Kala itu, sang ayah mengabarkan sebentar lagi akan pulang ke Pesawaran.

“Dia bilang sudah mau pulang dari lokasi daerah sana,” imbuhnya.

Rani mengungkapkan pertemuan terakhirnya menjelang keberangkatan orangtua tersebut.

“Saat itu ayah pamit hendak bekerja, karena ayah merupakan bekerja sebagai pemborong,” ucap Rani.

Ditambahkannya, saat itu sang ayah mengaku hendak bekerja mengerjakan sebuah proyek pembangunan rumah di Pulau Jawa.

Dia mengatakan sang ayah akan bekerja di Semarang.

“Tetapi saat itu ayah bilang daerahnya bukan di Semarang tapi di Tulung Agung,” jawab Rani.

Rani teringat saat dirinya kerapkali bertanya mengenai kapan orangtuanya akan kembali ke rumah.

“Namun, hanya bilang nanti dan sebentar lagi,”

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved