Kantor MUI Ditembak

Pelaku Penembakan Kantor MUI Pusat Pernah Minta Tetangga di Lampung Akui Dirinya Nabi

Upaya pelaku penembakan kantor MUI pusat meminta pengakuan tetangga kandas lantaran warga menolak mentah-mentah permintaannya tersebut.

Penulis: kiki adipratama | Editor: Robertus Didik Budiawan Cahyono
tribunlampung.co.id/kiki adipratama
Garis polisi terpasang di rumah pelaku penembakan di kantor MUI di Jakarta, Selasa (2/5/2023) di Pesawaran, Lampung. Warga mengungkapkan, pelaku pernah minta tetangga akui dirinya sebagai nabi tapi ditolak mentah-mentah. 

Tribunlampung.co.id, Pesawaran - Pelaku penembakan di kantor MUI Jakarta, Mustopa pernah menyambangi warga secara door to door untuk menggelar hajatan dikediamannya.

Hajatan yang dilakukan Mustopa pelaku penembakan di kantor MUI Jakarta tersebut di Pesawaran Lampung dalam rangka pengangkatannya sebagai nabi. 

Namun upaya Mustopa pelaku penembakan di kantor MUI Jakarta untuk meminta pengakuan tetangganya di Pesawaran kandas lantaran warga menolak mentah-mentah permintaannya tersebut.

"Dulu memang pernah dia mendatangi warga door to door mau ngadain hajatan. Tapi ya gak ada yang mau mengakui, bahkan sudah banyak juga dinasehati oleh warga sejak saat itu," kata Gustam tentangga pelaku saat ditemui disekitar rumah Pelaku di Desa Sukajaya Way Khilau Pesawaran , Selasa (2/5/2023).

Gustam membenarkan jika asal muasal Mustopa meminta pengakuan sebagai nabi lantaran pernah bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW. 

Baca juga: Rumah Pelaku Penembakan Kantor MUI Jakarta Dipasang Garis Polisi

Kata dia, Mustopa menceritakan mimpinya itu, bahwa Mustopa diminta untuk melanjutkan perjuangan risalah kenabian. 

"Sejak saat itu memang dia selalu minta diakui bahwa dia itu nabi yang melanjutkan perjuangan Nabi Muhamad SAW," kata dia.

Hidup Normal

Meski demikian, kata Gustam, kehidupan sehari-hari Mustopa nampak normal seperti warga pada umumnya. 

Dia tetap bekerja sebagai seorang petani dan membuat usaha sebagai penjual minyak eceran.

"Kalo kehidupannya itu normal, dia petani pernah juga jual minyak eceran. Dia punya kebun coklat," kata Gustam.

Tak pelak,  Gustam mengaku kaget jika Mustopa melakukan penembakan di Kantor MUI Pusat.

"Mangkanya saya juga bener-bener kaget. Orang dia itu biasa sering becanda sering kumpul juga. Cuma memang satu itu dia tetap pingin diakui sebagai nabi," kata dia. (tribunlampung.co.id/kiki adipratama)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved