Berita Lampung

Cerita Warga Jalan Rusak Bertahun-tahun di Balik Bukit Lampung Barat

Bahkan ruas jalan rusak yang hanya merupakan bebatuan besar itu dinilai sudah sangat membahayakan oleh warga Pekon Padang Cahya, Lampung Barat.

Penulis: Bobby Zoel Saputra | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id/Bobby Zoel Saputra
Kondisi jalan rusak di Pemangku Pematang Liu II, Pekon Padang Cahya, Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat, Senin (15/5/2023). 

Tribunlampung.co.id, Lampung Barat - Kondisi jalan rusak yang berada di Pemangku Pematang Liu II, Pekon Padang Cahya, Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat, Lampung kini sangat memprihatinkan.

Bahkan ruas jalan rusak yang hanya merupakan bebatuan besar itu dinilai sudah sangat membahayakan oleh warga Pekon Padang Cahya, Lampung Barat.

Anggota Lembaga Himpun Pemekonan (LHP) Pekon Padang Cahya, Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat, Sutrisno mengaku, jalan rusak di lokasi tersebut sudah terjadi sejak bertahun-tahun lamanya.

“Pembangunan terakhir itu dilakukan pada masa kepemimpinan Bupati Erwin Nizar. Abis itu enggak ada lagi perbaikan lanjutan yang dilakukan,” ujar Sutrisno saat ditemui di lokasi, Senin (15/5/2023).

“Sejak tahun 2007 pokoknya pembangunan kita ini belum tersentuh sama sekali sampai sekarang. Kalau waktunya mungkin enggak bisa dihitung lagi ini,” terusnya.

Baca juga: Jokowi Dikabarkan Ubah Rute, Tinjau Jalan Rusak ke Seputih Raman Lampung Tengah

Baca juga: Warga Lampung Timur Rela Dua Kali Pecah Ban Terobos Jalan Rusak demi Temui Jokowi

Kemudian, ungkap Sutrisno, tak jarang masyarakat khususnya pengguna jalan yang melintas mengalami kecelakaan.

Rata-rata kecelakaan yang terjadi dikarenakan kendaraan sudah tidak kuat untuk mengimbangi kerusakan yang terjadi pada ruas jalan tersebut.

“Sempat waktu itu ada truk yang mengalami kerusakan dan dibiarin aja menginap di ruas jalan ini,” ungkap Sutrisno.

“Ya karena udah enggak bisa bisa diperbaiki secara langsung, jadi ditinggal oleh pemiliknya untuk mencari bantuan alat agar bisa memperbaiki kerusakan,” lanjutnya.

Dengan kondisi yang sudah cukup parah tersebut, dirinya pun berharap agar adanya upaya perbaikan yang segera dilakukan oleh pemerintah setempat.

"Harapannya semoga cepat dibangun lah biar kayak temen-temen yang di bawah, dan kesannya juga enggak dibiarin gini,” harap Sutrisno.

“Karena dengan kondisi jalan yang seperti ini, akses masyarakat jadi sulit. Jarak keluar menuju Desa Sampot saja bisa satu jam," tambahnya.

Berdasarkan pantauan Tribunlampung.co.id di lokasi, kerusakan terjadi sudah dimulai dari jalan utama menuju Pemangku Pematang Liu ll.

Kondisi ruas jalan merupakan tanjakan yang cukup curam dan sangat menyulitkan pengguna jalan untuk melintas.

Kemudian, banyak bagian jalan yang sudah berlubang bahkan banyak material jalan yang sudah terangkat serta bertebaran di badan jalan.

Berjalan menuju satu km kedepan, pengguna jalan pun akan sampai di ruas jalan kabupaten yang berada tepat di Pemangku Pematang Liu ll, Pekon Padang Cahya, Kecamatan Balik Bukit itu.

Dari pantauan di lokasi, sepanjang kurang lebih 2,5 km ruas jalan hanya dihiasi oleh bebatuan besar yang belum tersentuh oleh material aspal.

Jika terjadi hujan, ruas jalan itu pun sangat sulit untuk dilalui oleh pengendara baik roda empat maupun roda dua.

Bahkan menurut pengakuan warga setempat, tak jarang pengguna jalan terjatuh karena terjebak pada kubangan air yang menggenang di badan jalan tersebut.

Warga juga mengaku, dahulu saat memasuki tahun politik, banyak pihak yang menjanjikan agar dilakukan perbaikan pada ruas jalan tersebut.

Namun hal tersebut hanya janji semata untuk mendapatkan suara rakyat dikarenakan saat ini janji-janji tersebut belum ada yang terealisasi.

Di lain sisi, Kepala Pemangku Pematang Liu ll, Eka Dwi Yanto membenarkan bahwa panjang ruas jalan yang mengalami kerusakan itu sepanjang 2,5 km.

Eka mengaku, setiap tahun pihaknya terus mengusulkan agar ruas jalan tersebut bisa diperbaiki, namun hingga saat ini usulan tersebut belum terealisasi.

Karena tak kunjung terealisasi oleh perbaikan, kata Eka, warga setempat pun sempat berinisiatif secara swadaya untuk memperbaiki ruas jalan tersebut.

“Ada beberapa titik perbaikan yang dilakukan masyarakat di sini secara swadaya, di sini saja terakhir masyarakat secara swadaya pada tahun 2021,” kata Eka.

“Saat itu kondisinya memang sudah sangat parah dan membahayakan pengguna jalan, sehingga masyarakat berinisiatif untuk memperbaiki secara swadaya dengan iuran 1 sak semen,” terusnya.

Setidaknya masyarakat setempat bisa melakukan upaya perbaikan dengan menambal lubang dengan menggunakan semen-semen tersebut.

Lebih lanjut, jelas Eka, saat ini ada sebanyak 700 bahkan 800 KK dari empat pemangku di wilayah setempat yang memanfaatkan ruas jalan tersebut untuk melakukan aktivitas.

Mayoritas masyarakat setempat yang berada si empat pemangku ini pun merupakan petani sayur dan kopi.

Mereka sangat berharap akan adanya pembangunan yang dilakukan oleh Pemkab setempat agar bisa menikmati infrastruktur jalan yang aman dan nyaman.

(Tribunlampung.co.id/Bobby Zoel Saputra)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved