Berita Lampung

Kasus LSD di Pesisir Barat Lampung Terus Bertambah, Kini sudah 26 Ekor Sapi

Kasus LSD di Pesisir Barat saat ini terus bertambah yang kini sudah 26 ekor terjangkit.

Penulis: saidal arif | Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id/Saidal Arif
Ilustrasi sapi pemakan sampah di TPAS Kecamatan Krui Selatan, Pesisir Barat dan untuk saat ini sudah 26 ekor sapi terjangkit LSD. 

Tribunlampung.co.id, Pesisir Barat - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pesisir Barat, Lampung mencatat kasus Lumpy Skin Disease (LSD) yang menyerang hewan ternak terus bertambah. 

Kini kasus LSD di Pesisir Barat, Lampung sudah menjadi 26 kasus.

Kabid Peternakan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pesisir Barat, Rahmat Nursan mengatakan, pada Juni 2023 sebanyak 10 ekor sapi yang ditemukan terindikasi LSD.

"Ada 10 ekor sapi lagi yang kita temukan terindikasi LSD," ungkapnya, Kamis (8/6/2023).

Dijelaskannya, pada Mei yang lalu pihaknya pertama kali menemukan delapan ekor sapi yang terindikasi LSD di Pekon Way Redak Kecamatan Pesisir Tengah.

Selang beberapa lama kemudian ditemukan lagi delapan ekor sapi di Pekon Marang Kecamatan Pesisir Selatan.

Untuk yang terbaru ada 10 ekor sapi lagi yang terindikasi LSD.

"10 ekor sapi itu berada di tiga pekon yakni Pekon Tanjung Jati, Pekon Pelita dan Pekon Bumi Agung, ketiga Pekon itu berada di Kecamatan Pesisir Selatan," ungkapnya.

Menurutnya, berdasarkan pengamatan pihaknya sebagian besar sapi yang terkena LSD itu yang berwarna putih atau memliki darah po.

"Dari pengamatan kita ternyata 80 persen terkena LSD ini yang ada darah Po nya atau berwarna putih," katanya.

Nursan mengungkapkan, pihaknya juga masih kebingungan terkait penyebab menyebarnya penyakit LSD tersebut.

Apakah itu disebabkan karena faktor cuaca atau kurangnya perawatan belum bisa dipastikan.

"Memang benar kalau menurut pakar, penyakit LSD ini bisa menyebar lewat caplak atau lainnya, tapi awal masuknya itu yang belum ditemukan penyebabnya," bebernya.

Namun yang pasti katanya, yang lebih rentan terkena penyakit itu merupakan sapi yang dilepas liarkan.

Sementara, untuk sapi yang diternakan kondisi daya tahan tubuhnya lebih prima karena lebih terawat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved