Liputan Khusus

Fenomena Maraknya Nasi Kucing di Bandar Lampung Representasi Publik Butuh Ruang Kongko

nasi kucing alias angkringan yang dulunya menyasar konsumen kantong pas-pasan, kini menjelma jadi tempat nongkrong anak muda berduit di Bandar Lampung

Penulis: Bayu Saputra | Editor: Indra Simanjuntak
Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra
Nasi kucing alias angkringan yang dulunya menyasar konsumen kantong pas-pasan, kini menjelma jadi tempat nongkrong anak muda di Bandar Lampung. Angkringan di Bandar Lampung pun menyebar luas di berbagai ruas jalan. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Nasi kucing atau angkringan sudah sejak lama ada di Lampung, khususnya di Bandar Lampung yang muncul pada tahun 2010 di sekitar area Museum Lampung.

Diketahui, nasi kucing alias angkringan yang dulunya menyasar konsumen kantong pas-pasan, kini menjelma jadi tempat nongkrong anak muda berduit di Bandar Lampung.

Fenomena angkringan yang menjadi tempat nongkrong kaum milenilal di Bandar Lampung dalam beberapa tahun terakhir meningkat pesat hingga menyebar di berbagai ruas jalan.

Pengamat Ekonomi CURS Erwin Oktavianto menilai, angkringan di Bandar Lampung saat ini memang terlihat menjadi pilihan bagi anak-anak muda untuk sekadar bersantai tempat nongkrong dengan teman-teman sebayanya.

Ini menunjukkan bahwa publik membutuhkan area-area untuk kongkou mengobrol atau bahkan berdiskusi.

"Kenapa pilih justru angkringan, karena tempat-tempat angkringan ini bersifat natural. Lapak angkringan digelar di pingir jalan raya di tengah kota," ujarnya.

Selain itu, menu dan harga yang dijajakan lebih bersahabat untuk menemani menghabiskan waktu malam hari anak-anak muda.

Angkringan memberikan makanan dengan porsi minimalis dan harga bersahabat.

Lauk-lauknya juga secara umum dibanderol dengan harga lebih murah dibanding dengan resto dan kafe.

Oleh karena itu, dengan kebutuhan publik terhadap area kongko ini membuat angkringan menjadi salah satu tempat yang dituju untuk berkumpul atau tongkrongan.

Sehingga tak heran jika semakin hari, usaha angkringan ini terus bertumbuh di Bandar Lampung karena menjawab kebutuhan publik.

"Dan secara otomatis usaha angkringan saat ini menjadi usaha yang potensial untuk dikembangkan bagi kalangan anak-anak muda yang ingin berwirausaha," imbuhnya.

Omzet puluhan juta

Tak hanya jadi tempat nongkrong, angkringan di Bandar Lampung juga menawarkan berbagai hiburan untuk menarik minat pengunjung.

Angkringan Santuy yang berada di Jalan Teuku Umar, tepatnya di sebrang Taman Makam Pahlawan Bandar Lampung yang buka pukul 19.00-24.00 WIB, tampil dengan kesan sederhana.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved