Berita Lampung
Soroti Persoalan Stunting di Lampung, Hantoni Hasan: Perlu Edukasi Kontinyu Agar Masyarakat Paham
Sebab, menurut Hantoni, stunting ada persoalan yang serius yang harus bisa ditanggulangi oleh Pemda dan semua pemangku kepentingan terkait.
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung- Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hantoni Hasan mengajak semua pihak untuk serius menangani persoalan stunting di Provinsi Lampung.
Sebab, menurut Hantoni, stunting ada persoalan yang serius yang harus bisa ditanggulangi oleh Pemda dan semua pemangku kepentingan terkait.
"Jika stunting tidak segera diatasi hal ini tentunya akan menyebabkan penurunan kualitas SDM di masa yang akan datang," ungkap Hantoni Hasan kepada Tribunlampung.co.id, Selasa (11/7/2023).
Pengusung tagline Lampung Bangkit ini mengutarakan, agar persoalan stunting dapat ditanggulangi maka perlu difahami apa saja faktor penyebabnya.
Dia membeberkan, penyebab utama stunting diantaranya asupan gizi dan nutrisi yang kurang mencukupi kebutuhan anak, pola asuh yang salah akibat kurangnya pengetahuan dan edukasi bagi ibu hamil dan ibu menyusui.
Selain itu, juga faktor buruknya sanitasi lingkungan tempat tinggal seperti kurangnya sarana air bersih dan tidak tersedianya sarana MCK yang memadai.
Serta keterbatasan akses fasilitas kesehatan yang dibutuhkan bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Baca juga: Generasi Milenial Dominasi DPT Pemilu 2024, Hantoni Hasan: Pengaruhi Lahirnya Pemimpin Berkualitas
Baca juga: Hantoni Hasan Sebut Perlu Keseriusan Pemerintah Benahi Sistem Zonasi PPDB di Lampung
Sejauh ini, Hantoni memandang, upaya yang dilakukan Pemprov Lampung dan stakeholder terkait cukup baik dalam menangani kasus stunting di Lampung.
Indikatornya, kata Hantoni Hasan, menurunnya angka stunting di Lampung 15,2 persen pada tahun 2022 yang sebelumnya 18,5 persen pada tahun 2021.
"Untuk tahun 2024, angka stunting ditarget turun menjadi 10 persen bahkan zero stunting. Ini sebagaimana diungkap oleh Wagub Nunik. Menurut saya tentu ini upaya cukup baik yang dilakukan Pemda," papar Hantoni Hasan.
Namun demikian, Hantoni Hasan berharap agar target yang ditetapkan pemprov Lampung untuk menurunkan angka stunting itu bukan cuma seremoni.
Namun mesti dilakukan aksi nyata untuk menurunkan angka stunting sesuai target dengan melibatkan pihak-pihak terkait.
"Untuk mcapai target ambisius tersebut, tentu upaya yang dilakukan juga harus serius, tidak cukup dengan kata-kata saja," terang Bacaleg DPR RI Dapil Lampung I ini.
Lebih jauh Hantoni Hasan melanjutkan, pada tataran kebijakan Pemerintah sudah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2021 untuk menanggulangi stunting.
"Karenanya yang perlu diperkuat adalah tataran implementasinya," katanya.
Disisi lain, Hantoni juga menyoroti keseriusan Pemda dalam menangani stunting dengan tolak ukur besaran anggaran yang dikucurkan untuk menurunkan kasus stunting.
"Keseriusan Pemda terhadap upaya penanggulangan stunting ini misalnya bisa dilihat seberapa besar anggaran yang disediakan. Begitu juga bagaimana frekuensi koordinasi dan pengawasan terhadap program-program yang sudah dibuat," katanya.
Edukasi Kontinyu
Hantoni Hasan menuturkan, penanggulangan stunting ini semestinya tidak sebatas dalam penyediaan makanan bergizi dan perbaikan sarana fisik dan lingkungan.
Tapi yang tidak kalah penting adalah edukasi secara terus menerus kepada orang tua.
Mengapa? Karena menurut Hantoni Hasan, kasus stunting tidak hanya menyasar keluarga yang kurang mampu.
Kalangan keluarga mampu pun juga bisa terkena stunting terhadap anak-anaknya.
Ini sebagaimana kasus yang terjadi di Kabupaten Pesawaran yang ditemukan kasus stunting pada anaknya.
Dan keluarga di Kabupaten itu tergolong keluarga mampu.
Karena itu, Hantoni menegaskan, edukasi ini sangat penting karena membutuhkan proses yang tidak mudah.
Sebab bisa jadi penyebab stunting bukan hanya faktor ketidaktahuan orang tua, tapi juga karena kebiasaan dan pola konsumsi keluarga yang bersangkutan.
Sebagaimana diketahui, stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang dialami oleh balita yang mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan standarnya.
Sehingga mengakibatkan dampak buruk, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Pada jangka pendek berdampak terhadap pertumbuhan fisik yaitu tinggi anak di bawah rata-rata anak seusianya.
Selain itu, juga berdampak pada perkembangan kognitif dikarenakan terganggunya perkembangan otak sehingga dapat menurunkan kecerdasan anak.
Sedangkan untuk jangka panjang, stunting akan menyebakan anak menjadi rentan terjangkit penyakit seperti penyakit diabetes, obesitas, penyakit jantung, pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas di usia tua.
Selain itu, dampak jangka panjang bagi anak yang menderita stunting adalah berkaitan dengan kualitas SDM suatu negara.
Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa.
(Tribunlampung.co.id/endra zulkarnain)
Bandit Pakai Modus Baru, Rokok Ilegal Senilai Rp 1,07 Miliar Ditutup Tikar |
![]() |
---|
Pemuda Beraksi Dini Hari, Gasak 10 Laptop dan 7 Charger |
![]() |
---|
Pemprov Lampung Serahkan Raperda Perubahan APBD 2025 |
![]() |
---|
Pertama di Indonesia, Kapal Dalom Milik Pemprov Lampung Segera Layani Rute Bakauheni–Merak |
![]() |
---|
Pemprov Lampung Siap Bahas Perda Anti-LGBT Bersama DPRD |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.