Magang di Kemlu RI: Mahasiswa Unila, Adysti Nasya Berbagi Pengalaman Inspiratif

mahasiswi Hubungan Internasional (HI) Universitas Lampung (Unila) yang baru saja menyelesaikan magangnya di Kemlu RI

ist
Adysti Nasya, mahasiswi Hubungan Internasional (HI) Universitas Lampung (Unila) yang baru saja menyelesaikan magangnya di Kemlu RI 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, - Sebagai salah satu lembaga pemerintahan yang menangani urusan luar negeri, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menawarkan kesempatan magang bagi para mahasiswa yang tertarik dengan bidang diplomasi.

Salah satunya Adysti Nasya, mahasiswi Hubungan Internasional (HI) Universitas Lampung (Unila) yang baru saja menyelesaikan magangnya di Kemlu RI.

Adysti berbagi pengalaman dan wawasan yang ia dapatkan selama magang di lembaga tersebut.

Mahasiswi angkatan 2020 ini mengungkapkan, ia pertama kali mengetahui informasi tentang magang di Kemlu RI melalui media sosial Instagram. Ia kemudian mengajukan lamaran yang terdiri dari CV, cover letter, serta transkrip nilai akademik.

Selama magang, Adysti ditempatkan di Departemen KSI Amerop (Kerja Sama Intrakawasan dan Antarkawasan Amerika dan Eropa). Tugasnya meliputi media monitoring, notulensi rapat, dan pengumpulan data penelitian.

Adysti memberikan beberapa tips bagi calon magang di Kemlu RI, antara lain mempersiapkan diri dengan mempelajari departemen yang akan dimasuki dan mengikuti perkembangan isu-isu luar negeri yang relevan. Dengan begitu, para kandidat lebih percaya diri mengekspresikan minat dan motivasi mereka saat wawancara.

“Harus paham isi dari departemen yang ingin kalian masuki dan harus memperbanyak informasi tentang Kementerian Luar Negeri itu sendiri,” ujarnya.

Dalam media monitoring, Adysti bertanggung jawab memantau perkembangan harian di Uni Eropa, yang akan digunakan untuk diplomasi Indonesia serta pengambilan keputusan di Kementerian Luar Negeri.

Notulensi rapat umumnya bersifat rahasia, sedangkan pengumpulan data melibatkan pencarian informasi untuk proyek-proyek kedutaan dan penyusunan proposal.

Di antara berbagai tanggung jawabnya, Adysti merasa media monitoring adalah tugas yang paling menantang. Mencari informasi terkini dari berbagai wilayah, terutama negara-negara kecil atau berkembang, terbukti menjadi tugas yang menuntut.

Adysti melihat tantangan ini sebagai kesempatan untuk meningkatkan keterampilannya dan mengeluarkan usaha ekstra.

“Tugas yang paling menantang selama menjalankan tugas di Kementerian Luar Negeri adalah media monitoring. Kita harus benar-benar mencari berita terbaru dari negara-negara kecil dan berkembang yang sangat susah mendapatkan informasinya. Perlu adanya kecerdikan dan effort yang lebih,” ujarnya.

Kemampuan berbahasa, terutama dalam bahasa Inggris, memainkan peran yang sangat penting selama magang di Kementerian Luar Negeri. Adysti juga menyebut nilai penting dari mempelajari bahasa asing lainnya.

Namun, ia menekankan pentingnya penguasaan tata bahasa Inggris, karena sering kali bahasa tersebut digunakan dalam media monitoring dan penulisan laporan.

Ketepatan tata bahasa sangatlah penting, dan mengandalkan terjemahan dari situs web saja tidaklah cukup. Adysti menegaskan pentingnya mematuhi aturan dan struktur bahasa Inggris.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved