Magang di Kemlu RI: Mahasiswa Unila, Adysti Nasya Berbagi Pengalaman Inspiratif

mahasiswi Hubungan Internasional (HI) Universitas Lampung (Unila) yang baru saja menyelesaikan magangnya di Kemlu RI

ist
Adysti Nasya, mahasiswi Hubungan Internasional (HI) Universitas Lampung (Unila) yang baru saja menyelesaikan magangnya di Kemlu RI 

“Untuk instansi sebesar Kementerian Luar Negeri, grammar yang dipakai harus dipastikan benar dan sesuai dengan kaidah bahasa Inggris yang ada,” jelas Adysti.

Interaksi dengan individu asing menjadi aspek yang sangat berharga dalam pengalaman magang Adysti. Kolaborasi dengan staf kedutaan dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Prancis, dan Polandia, memberikannya kesempatan berharga untuk belajar dan berkembang.

Interaksi ini memungkinkannya melihat keahlian dan wawasan yang dibagikan tokoh-tokoh penting saat acara seperti Asean Europe Meeting (ASEM) Day.

Adysti mengungkapkan, salah satu keterampilan yang sangat dibutuhkan selama magang ialah kemampuan berbahasa, khususnya bahasa Inggris.

Ia menghadapi tantangan berbicara dalam bahasa Inggris di hadapan tokoh-tokoh penting, yang sekaligus menjadi kesempatan baginya untuk mengasah keterampilan berbicara di depan umum.

Keterampilan membaca dan menulis juga terbukti menjadi hal paling berharga selama magang di Kementerian Luar Negeri. Kemampuan ini sangat dibutuhkan seorang praktisi public relations untuk melakukan komunikasi yang efektif.

Adysti menyadari pentingnya menulis surat yang baik, menyusun undangan yang menarik bagi diplomat asing, serta membuat laporan yang akurat dan terampil.

“Penggunaan bahasa dan diksi yang tepat menjadi suatu keterampilan yang harus kita pelajari terus-menerus. Itu akan sangat berharga jika nantinya bekerja di Kementerian Luar Negeri,” ungkapnya.

Untuk menjaga motivasi dan antusiasme sepanjang magang, Adysti selalu mengingat tujuan awalnya. Ia melihat perasaan lelah atau kehilangan fokus sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.

Adysti meyakini, rasa tidak nyaman, tekanan, dan momen kelelahan adalah tanda-tanda perkembangan pribadi. Baginya, tantangan-tantangan tersebut adalah langkah menuju versi yang lebih baik.

“Hal-hal yang kadang membuat kita merasa lelah justru tanda bahwa diri kita sedang berkembang dan menjadi versi yang lebih baik,” ujarnya.

Salah satu pengalaman paling menginspirasi dan berkesan mendalam bagi Adysti adalah ketika ia terpilih menjadi pembawa acara dalam forum kerja sama Asia Timur-Amerika Latin (FEALAC).

Berbicara di depan audiens yang besar dan sejumlah tokoh, seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, beberapa duta besar, serta direktur, memberikan kesan mendalam baginya.

Menyaksikan langsung tokoh-tokoh berpengaruh menyampaikan pidato yang kuat membuat Adysti merasa bangga dan terhormat.

Pengalaman berharga itu juga meningkatkan keterampilan berbicara di depan umum dalam bahasa Inggris, memberinya kepercayaan diri untuk berinteraksi dengan tokoh-tokoh penting di masa depan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved