Berita Lampung
Video Viral Pengepul Buang Berkarung-karung Labu Siam, Begini Kata Pemkab Lampung Barat
Kabid Hortikultura pada Dinas TPH Pemkab Lampung Barat Cekden mengatakan, fenomena sayuran yang tak laku saat ini memang sering terjadi tiap tahunnya.
Penulis: Bobby Zoel Saputra | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id, Lampung Barat - Pemkab Lampung Barat ikut mengomentari viralnya video pengepul sayuran yang membuang labu siam beberapa waktu lalu.
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Pemkab Lampung Barat menanggapi fenomena pengepul sayuran yang membuang labu siam ke pinggir jalan di Kecamatan Sekincau, Lampung Barat, Lampung.
Kabid Hortikultura pada Dinas TPH Pemkab Lampung Barat Cekden mengatakan, fenomena sayuran yang tak laku saat ini memang sering terjadi tiap tahunnya di Lampung Barat.
“Hal itu disebabkan permintaan dari pasar yang kurang, dan sayuran labu siam produksinya lagi banyak,” ujar dia mewakili Kepala Dinas TPH Pemkab Lampung Barat Natadjudin, Selasa (18/7/2023).
“Sehingga karena pasokan yang melimpah itu, harganya juga ikut berpengaruh hingga turun di kalangan petani,” sambungnya.
Para petani dan pengepul sayuran di Lampung Barat juga diimbau untuk tidak merasa putus asa karena hal ini.
Ia menilai, fenomena seperti ini hanya sementara dan pastinya permintaan dari pasar akan ada kembali.
“Karena biasanya hal seperti terjadi tidak lama, sama seperti sayuran-sayuran lainnya,” ungkap Cekden.
“Pasti tidak lama lagi juga akan ada permintaan dari komsumen dan harga di tingkat petani kembali stabil lagi,” tambahnya.
Cekden menyebut, harga labu siam saat ini berada di kisaran Rp 800 hingga Rp 1.000 per kg.
“Karena harganya juga tidak mungkin terus tinggi dan tidak mungkin terus turun. Fluktuasi harga pasti terjadi,” imbuhnya.
Menurut Cekden, hal ini sering disebut dengan istilah mekanisme pasar dan sangat wajar terjadi tiap tahunnya.
Ia berharap harga labu siam di kalangan petani bisa kembali stabil seperti yang diharapkan para petani dan pengepul.
“Ya tentunya kita berharap harganya bisa kembali stabil lagi,” harap dia.
Diberitakan sebelumnya, beredar video berdurasi 30 detik yang menampilkan seorang pengepul sayuran di Kecamatan Sekincau, Lampung Barat membuang berkarung-karung labu siam ke pinggir jalan.
Mereka membuang labu siam ke pinggir jalan lantaran harganya terus merosot.
Sugimin, pengepul sayuran di Pekon Giham Sukamaju, Kecamatan Sekincau, Lampung Barat, mengatakan, permintaan pasar terhadap labu siam ini sedang sepi.
“Hal itu yang menyebabkan labu siam ini tak laku di pasaran sehingga para agen atau pengepul membuangnya,” ujar dia saat dikonfirmasi, Senin (17/7/2023).
“Biasanya dari luar daerah misalnya seperti Jakarta tiap hari pasti meminta sayuran ini dari agen, ini udah enggak lagi,” terusnya.
Menurut Sugimin, turunnya permintaan labu siam di pasaran saat ini dikarenakan stoknya yang melimpah.
“Mungkin karena masih banyak pasokan atau stoknya, sehingga ini tidak ada sama sekali permintaan dari pasar,” imbuhnya.
Bahkan saat ini, harga sayuran labu siam dari petani-petani di Lampung Barat hanya berada di kisaran Rp 200 hingga Rp 500 per kg.
Padahal menurutnya, sebelum terjun bebas, harga labu siam dari petani bisa mencapai Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per kg dan bertahan cukup lama sekitar dua bulan.
Ia beserta pengepul lain di Lampung Barat pun mau tidak mau harus mengambil labu siam tersebut.
“Karena kita juga kasihan sama petaninya. Kalau enggak diambil rasanya gimana gitu,” ungkap Sugimin.
“Jadi ya tetap harus kita ambil, karena memang sebelumnya selalu kerja sama terus petani san pengepul,” terusnya.
Setelah diambil, lanjut dia, karena tidak laku dan tidak ada permintaan barulah mereka membuang labu siam tersebut.
Sugimin mengaku telah membuang 20-30 karung labu siam.
“Karena memang mau diapain lagi. Udah kami kasih juga ke warga-warga gratis. Terus masih nyisa lagi,” ucap dia.
“Terpaksa ya kita tinggalin juga ke pinggir jalan kemarin. Anak buah yang kemarin ninggalin di pinggir jalan,” tambahnya.
Selain itu, jelas Sugimin, saat ini harga labu siam di pasar-pasar tradisional masih terbilang stabil bahkan tinggi.
“Kalau di pasar harganya masih stabil, masih terjamin harganya sekitar Rp 2.500 per kg. Jadi orang pasar tidak merasa cemas,” kata dia.
Petani sayuran yang berasal dari Kecamatan Batu Brak bernama Andri membenarkan harga labu siam sedang tidak baik.
Ia hanya bisa menjual sayuran labu siam di harga Rp 500 per kg kepada agen atau pengepul.
“Iya benar ini harganya lagi turun. Sekilo cuma bisa dapat harga Rp 500. Kalau diitung-itung juga tidak ketutup modal,” ujar dia.
“Sekitaran seminggu inilah harganya mulai turun karena memang permintaan dari pasar lagi sepi. Tapi pasokan melimpah,” lanjutnya.
Ia berharap harga labu siam di Lampung Barat bisa kembali stabil.
Karena menurutnya, peristiwa seperti ini memang sering terjadi tiap tahunnya dan biasanya perlahan akan kembali normal seperti semula.
(Tribunlampung.co.id/Bobby Zoel Saputra)
Warga Telukbetung Timur Waspada Bencana Susulan, Minta Pemerintah Perbaiki Tanggul |
![]() |
---|
Seluruh Korban Ditemukan, Operasi SAR KM Tegar Jaya Tenggelam di Pesawaran Ditutup |
![]() |
---|
Sempat Hilang 2 Malam, 'Kopral' Korban KM Tegar Jaya Ditemukan Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Gebyar Undian Chandra MBK, Warga Telukbetung Bawa Pulang Xpander |
![]() |
---|
Musda Golkar Lampung Digelar Secara Sederhana Seusai Arahan DPP |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.