Berita Lampung

Diskes Lampung Utara Imbau Warga Waspadai Flu Singapura

Sejauh ini, lanjut Dian, belum ada laporan ke Diskes Lampung Utara terkait kasus flu singapura. Kemungkinan saat ini baru sebatas dugaan.

|
Penulis: anung bayuardi | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id / Anung Bayuardi
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Diskes Lampung Utara Dian Mauli. 

- Demam tinggi

- Sakit tenggorokan

- Hilangnya nafsu makan

- Adanya luka seperti lepuhan pada lidah, gusi, dan bagian dalam pipi.

Luka ini umumnya berwarna merah.

- Ruam merah

- Bayi dan balita akan rewel dan mudah marah

- Sakit perut

Seperti kebanyakan penyakit, Flu Singapura biasanya dimulai dengan gejala demam.

Setelah beberapa hari, terlihat ada luka di area gusi, lidah, atau pipi bagian dalam.

Saat terjadi gejala tersebut, anak kesulitan untuk makan, minum bahkan menelan karena rasa sakitnya.

Setelah itu, timbul ruam yang umumnya pada telapak tangan dan kaki hingga area genital.

Sementara itu, dikutip dari situs Kemkes, gejala yang lebih parah seperti meningitis, enchepalitis dan kelumpuhan mirip polio dapat terjadi.

Beberapa orang, terutama anak kecil, akan mengalami dehidrasi jika tidak mampu menelan cairan yang cukup karena luka di mulut yang sakit

Namun, tidak semua orang akan merasakan gejala di atas, terlebih pada orang dewasa.

Orang dewasa memang bisa dapat terinfeksi Flu Singapura dan tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Namun, ia masih dapat menularkan virus kepada orang lain.

4. Apakah Flu Singapura Berbahaya?

CDC mengatakan, penyakit Flu Singapura biasanya tidak serius, tetapi sangat menular.

Flu Singapura menyebar dengan cepat di sekolah dan pusat penitipan anak.

Hal serupa juga disampaikan RS Hermina melalui situsnya yang menyebut, Flu Singapura bukanlah penyakit berbahaya karena bisa sembuh dalam waktu dua minggu.

Namun, bukan berarti penyakit ini dapat diabaikan dan tidak segera ditangani.

Sebab jika dibiarkan begitu saja, bisa berpotensi menyebabkan komplikasi, seperti dehidrasi, ensefalitis, meningitis, polio, hingga kematian.

Bagi para ibu, hal ini menjadi permasalahan serius jika buah hati terjangkit infeksi virus Flu Singapura.

5. Cara Mengobati Flu Singapura

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, tidak ada pengobatan khusus untuk HFMD atau Flu Singapura.

Pengobatan bersifat simptomatik diperlukan untuk mengatasi keluhan yang ditimbulkannya.

Parasetamol dapat diberikan untuk mengatasi demam dan nyeri.

Kompres hangat dan pemberian minum yang lebih sering juga membantu menurunkan demam anak.

Pada anak yang lebih besar, kumur-kumur dengan obat kumur dapat mengurangi nyeri akibat luka-luka di mulut.

Sampai saat ini, belum ditemukan vaksin untuk mencegah HFMD.

Oleh karena itu, penderita HFMD sebaiknya diisolasi untuk mencegah penularan lebih lanjut.

CDC juga menyampaikan, kebanyakan penderita Flu Singapura akan sembuh dengan sendirinya dalam 7 hingga 10 hari.

Tidak ada perawatan medis khusus untuk penyakit tangan, kaki, dan mulut.

Orang tua dapat mengambil langkah-langkah untuk meredakan gejala dan mencegah dehidrasi saat anak sakit.

Sariawan akibat HFMD memang membuat anak-anak sakit saat menelan, sehingga ia tidak mau minum banyak.

Namun, pastikan mereka minum cukup untuk tetap terhidrasi, seperti memberikan air minum atau ASI jika si kecil masih menyusui.

Anda bisa menemui atau pergi ke fasilitas layanan kesehatan apabila:

- Anak tidak cukup minum untuk tetap terhidrasi

- Gejala tidak membaik setelah 10 hari

- Anak memiliki sistem kekebalan yang lemah

- Gejalanya parah

- Anak masih sangat kecil, terutama bayi di bawah 6 bulan

(Tribunlampung.co.id/Anung Bayuardi)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved