Berita Lampung

Anggota DPRD Lampung Barat Desak Pemkab Segera Tindak Lanjuti Kekeringan di Suoh dan BNS

Anggota DPRD Lampung Barat, Sugeng Hari Kinaryo Adi mendesak Pemkab Lampung Barat agar segera menindak lanjuti kekeringan di Suoh dan BNS.

Penulis: Bobby Zoel Saputra | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Bobby Zoel Saputra
Lahan persawahan warga Suoh, Lampung Barat yang kekeringan akibat El NIno. 

Keringnya lahan persawahan yang mencapai ratusan hektare itu dibenarkan oleh Petugas Penyuluh Papangan (PPL) Kecamatan Suoh, Lampung Barat, Marno.

“Untuk luasan yang tedampak baik tingkat sedang hingga berat di wilayah Kecamatan Suoh Lampung Barat ini mencapai 118 hektare,” ujarnya.

Dirinya menjelaskan, saat awal petani menanam padi, curah hujan yang terjadi di wilayah setempat cukup baik.

Hanya saja, sejak sebulan bahkan dua bulan terakhir tidak ada lagi curah hujan yang terjadi khususnya di wilayah Suoh dan BNS.

“Sehingga hal itu menyebabkan lahan persawahan milik petani mulai terlihat pecah-pecah akibat kekeringan ini,” jelas dia.

Kemudian, ungkap Marno, wilayah yang terdampak kekeringan antara lain di Pemangku Gunung Sari, Pekon Banding Agung, Pemangku Tanjung Sari dan Rawa Agung Pekon Rowo Rejo.

Sebagai infomasi, luas lahan persawahan kekeringan yang mencapai 118 hektare yang itu hanya mencakup wilayah Kecamatan Suoh.

Jika dijumlahkan dengan Kecamatan BNS tentunya luas lahan persawahan yang terdampak kekeringan akan lebih banyak lagi.

Lebih lanjut, Marno berharap agar hujan bisa segera turun untuk membasahi lahan persawahn milik para petani tersebut.

“Tentunya kami berharap akan ada hujan yang turun mengguyur Suoh dan BNS dalam waktu dekat ini,” harapnya.

“Sehingga tanaman padi milik petani-petani ini masih bisa mengalami pertumbuhan yang baik agar tetap bisa menghasilkan," terusnya.

Sementara itu, Camat Suoh Dapet Jakson mengungkapkan, kekeringan yang terjadi di kecamatan berdampak ke beberapa pekon.

Yakni khususnya daerah-daerah yang ada lahan persawahan tadah hujan dan ditanami padi oleh petani.

"Iya, kemarau yang terjadi sudah berdampak terhadap tanaman padi milik petani yang saat ini sudah berumur sekitar dua bulan, atau seyogyanya sudah mendekati masa panen,” ungkapnya.

“Namun di beberapa tempat tanaman padi mengering dan mati. Bahkan kondisi lumpur kini mengering dan pecah-pecah," terusnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved