Berita Lampung
Warga Demo Dampak Debu dari 8 Perusahaan Stockpile Batubara di Lampung Selatan
Ratusan warga Desa Sukanegara, Tanjung Bintang, Lampung Selatan demo 8 perusahaan terkait debu stockpile batubara.
Penulis: Dominius Desmantri Barus | Editor: Tri Yulianto
Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan - Ratusan warga Desa Sukanegara melakukan aksi demo terhadap delapan perusahaan stockpile batubara di Jalan Ir Sutami, Tanjung Bintang, Lampung Selatan, pada Kamis (7/9/2023).
Ratusan warga Desa Sukanegara melakukan aksi demo karena dampak debu dari delapan perusahaan stockpile batubara di Jalan Ir Sutami, Tanjung Bintang, Lampung Selatan tersebut.
Delapan perusahaan yang didemo warga Lampung Selatan tersebut yakni PT Hasta Dwiyustama (HDL), PT Surya Bukit Energy (SBE), PT Rindang Asia Energi (RAE), PT Garuda, PT ASP, PT Tambang Mulya Jaya, PT BAS, dan PT PSM.
Warga bernama Kamsari mengatakan, warganya sudah mengeluhkan dampak debu dari stockpile batubara sejak setahun yang lalu.
Lebih lanjut Kamsari menjelaskan dampak debu dari stockpile batubara itu menempel di dinding dan kaca rumahnya.
"Sudah setahun ini warga sering sakit flu karena hidung tersumbat," kata Kamsari.
"Sehari bisa tiga kali nyapu rumah karena debunya menguap dan menyebar. Di rumah itu kelihatan hitam debunya saat menempel di kaki," ujarnya.
Warga lainnya Sapinah mengeluhkan hal yang sama.
Menurutnya dengan banyaknya stockpile batubara di wilayahnya, dapat menimbulkan penyakit diwilayahnya.
Maka dari itu, Sapinah berharap warganya mendapat kompensasi dari pihak perusahaan.
"Debunya masuk ke seluruh bagian rumah sampai perabotan rumah tangga. Bahkan makanan yang disimpan di dalam lemari juga terkena debunya," katanya.
"Apalagi di kursi tiap hari disapu terus," ujar Sapinah.
Menurut Sapinah, selama warganya tidak mendapat kompensasi apapun dari pihak perusahaan, akibat debu tersebut.
Oleh karenanya, para warga berharap ada kebijaksanaan dari perusahaan.
"Kami berharap ada uang bantuan pangan, pemeriksaan kesehatan, hingga pengobatan gratis," katanya.
"Karena warga sering batuk dan flu menghirup debu beracun, bahkan air bersih juga kena dampaknya," ujarnya.
Kepala Desa Sukanegara, Heri Tamtomo menjelaskan, warganya menuntut perusahaan stockpile batubara kompensasi akibat dampak debu.
"Warga meminta untuk membagikan 300 karung beras isi 5 kg perbulan," katanyan
"Selain itu warga minta diberikan uang untuk kepentingan dusun Rp 10 juta sebagai dana CSR," ujarnya.
Kemudian mereka juga meminta pihak perusahaan untuk tidak mengurangi upah buruh bongkar muat.
Selain itu, warga juga meminta perusahaan rutin melakukan penyiraman debu yang melintasi Desa Sukanegara dan sekitarnya.
"Warga melakukan ini sebenarnya sesuai dengan janji mereka saat hendak beroperasi. Namun tidak terealisasi sama sekali," katanya.
"Maka itu pemicu bergerak," ujar Heri.
Menurut Heri, setelah didemo warga, pihak perusahaan menandatangani kesepakatan bersama warga, dan berjanji merealisasikan tuntutannya.
"Apabila pihak perusahaan mengingkari, maka warga akan kembali beraksi dan pemerintah desa akan menyegel hingga menutup stockpile," kata Heri.
(Tribunlampung.co.id/ Dominius Desmantri Barus)
Bupati Pesawaran Nanda Indira Hadiri Apkasi Otonomi Expo 2025 |
![]() |
---|
Pemkab Pesawaran Salurkan Lima Motor untuk Penyandang Disabilitas |
![]() |
---|
Puluhan Rumah di Wonosobo Tanggamus Terendam Banjir dari Aliran 3 Sungai Besar |
![]() |
---|
Gempa Bumi 5,0 Magnitudo di Lampung Utara Tak Berpotensi Tsunami |
![]() |
---|
MPBI Lampung Tuntut Pemerintah Hapus Outsourcing hingga Tolak Upah Murah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.