Lampung Bangkit

Metro Kota Pendidikan dan Budaya, Hantoni Hasan: Ada Sejarahnya, Mesti Jadi Refleksi Kedepan

Hantoni Hasan mengajak masyarakat khususnya kalangan milenial menjadikan sejarah itu sebagai suatu refleksi untuk kemajuan masa kini dan masa datang.

Istimewa
Politisi PKS Hantoni Hasan 

Tribunlampung.co.id, Metro- Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hantoni Hasan mengajak semua komponen masyarakat kota Metro, khususnya kalangan milenial, mengenal lebih jauh sejarah kota Metro sebagai kota pendidikan dan budaya.

Hal ini sebagaimana tergambar dari keberadaan rumah informasi sejarah di kota Metro yang dinilainya cukup baik untuk keberlangsung pembangunan wilayah setempat kedepan.

Kaiatan dengan sejarah, Hantoni menyebut, sedianya sejarah ini bukan hanya berbicara tentang satu peristiwa.

Menurutnya, yang paling penting adalah bagaimana bisa mengambil pelajaran dari sejarah yang sudah terjadi.

Hantoni Hasan mengajak masyarakat khususnya kalangan milenial menjadikan sejarah itu sebagai suatu refleksi untuk kemajuan masa kini dan masa akan datang.

“Jadi oke itu peristiwa yang sudah berlalu, tapi tentu harus ada refleksi untuk saat ini dan masa yang akan datang,” kata Hantoni Hasan belum lama ini.

Lebih jauh Hantoni menuturkan, kota Metro memiliki sejarah yang panjang terkait dengan kolonilisasi atau transmigrasi yang paling awal ada di Lampung setelah Bagelen Kabupaten Pesawaran.

Baca juga: Hantoni Hasan Dorong Sekolah Kopi Lampung Barat Makin Sejahterakan Petani

Dalam konteks ini, terus Hantoni, dilihat dari sejarah berdirinya kota Metro ini tentunya juga bisa dilihat dari penataan kotanya.

Sebab, menurut Hantoni, jika dilihat dari sejarahnya kota Metro ini bukanlah kota yang berkembang dengan sendirinya.

“Kota Metro ini merupakan Kota yang sedari dulu sudah dirancang tata kotanya. Sudah ada penamaan wilayah-wilayah penyangga di pinggirannya. Misalnya 16 C dan lain sebagainya,” papar pengusung tagline Lampung Bangkit ini.

“Mulai dari wilayah-wilayahnya sampai jalannya memang dari dulu sudah di tata. Tidak ada ujung tidak ada pangkal, semua tertata dalam satu wilayah,” katanya.

Kondisi ini, kata Hantoni, berbeda dengan wilayah yang memang berkembang dengan sendirinya.

Dalam konteks ini, jika dilihat dari sejarah berdirinya kota Metro ada pelajaran yang bisa di ambil.

"Suatu kota kalau sejak awal kebijakan yang diambil sudah di rencanakan maka tahap berikutnya akan lebih mudah. Namun kalau dari awal kota itu sudah berkembang dengan apa adanya maka susah untuk menatanya," katanya.

Kebijakan yang sudah dirancang itu, kata Hantoni Hasan, tergambar dari konsep tata kota di Kota Metro.

Hantoni Hasan juga menilai, sejarah berdirinya kota Metro ini kedepan hendaknya menjadi sarana refleksi untuk masa yang akan datang.

“Misalnya dari sejarah awalnya kota Metro ini memang di rancang untuk menjadi jadi kota pendidikan, jadi kedepannya kita tahu konsekuensinya, apa yang cocok agar Metro tetap menjadi predikat kota pendidikan," katanya.

Jangan sampai, dari perjalanan sejarah ini, predikat Kota Metro sebagai kota pendidikan sudah melekat tapi kedepan belum ada kemajuan yang signifikan di bidang pendidikan. 

Politisi PKS Hantoni Hasan mengajak kaum milenial Kota Metro memedomi lebih jauh sejarah Kota Metro sebagai kota pendidikan.

Ini penting agar kedepan kaum milenial bisa ikut andil membangun Kota Metro sebagai kota pendidikan sebagaimana pondasi yang telah di tanamkan para tokoh penggagas berdirinya kota Metro tempo dulu.

Hantoni menuturkan, milenial kota Metro bisa memedomi dari literasi sejarah yang ada di rumah informasi yang telah berdiri di Kota Metro.

"Rumah informasi sejarah yang ada di kota Metro tentu menjadi sesuatu yang sangat baik," terang Hantoni.

"Apalagi ini di inisiasi oleh banyak komponen Masyarakat, mulai dari sejarawan, pemerintah, insan pendidik, dan juga melibatkan kaum milenial kota Metro," sambung pengusung tagline Lampung Bangkit ini.

Terkait dengan literasi yang ada di rumah informasi itu, Hantoni mengajak kalangan milenial agar kedepan bisa mengambil hikmah dari literai-literasi yang ada di rumah informasi di Kota Metro ini.

"Jadi ada semacam kemampuan untuk menganalisis dan mempelajari dari literai-literasi yang ada di rumah informasi itu terkait sejarah Kota Metro," terang politisi PKS ini.

Dengan adanya rumah informasi ini, Hantoni berharap kedepan bisa meningkatkan kemampuan kaum milenial untuk menganalisis nilai-nilai sejarah sehingga bisa menjadi pedoman membangun kota Metro kedepan.

Menurutnya, dengan adanya rumah informasi ini bisa menjadi sarana kaum milenial untuk meningkatkan literasi. 

Ini penting digaungkan agar mereka bisa tahu sejarah untuk jadi pedoman kedepan. 

"Jadi bukan hanya kemampuan bertutur, tapi kemampuan untuk menganalisa dan memahami sejarah dari literasi yang ada di rumah informasi itu," tandas pengusung tagline Lampung Bangkit ini. (*)

(Tribunlampung.co.id/endra)

 

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved