Lampung Bangkit

Pasar Payungi Kota Metro Lahir dari Kepedulian Rakyat, Hantoni Hasan: Patut di Contoh Daerah Lain

Melihat dari sejarah berdirinya pasar Payungi, Hantoni menilai keberadaan pasar tradisional yang merakyat di era modern itu harus dipertahankan.

|
Ist
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hantoni Hasan. Hantoni Hasan sangat mengapresasi keberadaan pasar Yosomulyo Pelangi atau Payungi di Kota Metro. 

Tribunlampung.co.id, Metro- Politisi PKS Hantoni Hasan sangat mengapresasi keberadaan pasar Yosomulyo Pelangi atau Payungi di Kota Metro.

Payungi adalah pasar tradisional yang lahir dari sentuhan tangan rakyat terletak di Yosomulyo, Metro Pusat.

Berbeda dari pasar kebanyakan, pasar yang digelar tiap minggu ini menghadirkan banyak wahana permainan serta tempat selfie yang menarik.

Mulai dari flying fox, kolam ikan, arena lempar pisau, rumah kelinci, dan lain-lain.

Melihat dari sejarah berdirinya pasar Payungi, Hantoni menilai keberadaan pasar tradisional yang merakyat di era modern itu harus dipertahankan dan patut di contoh daerah lain.

Ada beberapa poin yang di soroti Hantoni Hasan terkait keberadaan pasar Payungi.

"Payungi perlu dibantu atau difasilitasi agar terus berkembang. Misalnya diberi pelatihan teknis profesional terkait administrasi, teknologi dan sebagainya," terang Hantoni Hasan kepada Tribunlampung.co.id, Selasa (26/9/2023).

Baca juga: Tanggapi Pemugaraan Tugu Pena Kota Metro, Hantoni Hasan: Apa Dampak Positif yang Didapat Masyarakat

Baca juga: Metro Kota Pendidikan dan Budaya, Hantoni Hasan: Ada Sejarahnya, Mesti Jadi Refleksi Kedepan

Karena lahir dari sentuhan tangan rakyat, Hantoni menilai pasar Payungi harus bebas dari kepentingan politik tertentu yang bisa merusak ekstistensinya.

"Harus dilindungi dari kepntingan yang bisa merusak eksistensinya. Dilindungi dari kepentingan'proyek', politik dan sebagainya," papar pengusung tagline Lampung Bangkit ini.

Hantoni Hasan menuturkan, kebedaraan pasar Payungi yang ada di Kota Metro adalah salah satu contoh best prestise atau contoh yang sangat baik terkait pemberdayaan masyarakat.

Jika dilihat dari sejarah pembentukannya, sambung Hantoni, pasar Payungi diawali dari rasa peduli seorang anak bangsa yang ada di Kota Metro, yang melihat kondisi di sekitarnya banyak anak muda yang bermain tidak produktif.

Dari kepedulian itu maka timbulah ide-ide bagaimana agar anak-anak muda ini bisa menjadi lebih baik.

"Biar anak-anak ini ada kegiatan positif. Tentu ini saya melihat kejelian melihat potensi yang ada di masyarakat sehingga terciptalah Payungi ini," kata Hantoni.

Kata Hantoni Hasan, pemberdayaan masyarakat ini sebaiknya memang merujuk pada potensi yang ada pada masyarakat itu sendiri.

Bagaimana mereka bisa memperbaiki diri mereka sendiri dan bisa berdikari, dan bukan sesuatu yang dipaksakan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved