Berita Lampung
Inflasi Oktober Tercatat 0,30 Persen, Cabai dan Beras Jadi Penyumbang Utama
Indeks Harga Konsumen atau IHK gabungan dua kota di Provinsi Lampung bulan Oktober 2023 tercatat mengalami inflasi 0,30 persen (mtm).
Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Reny Fitriani
Lebih lanjut, penurunan harga bawang merah disebabkan oleh berlanjutnya periode panen bawang merah di Brebes yang dihasilkan dari penanaman bulan Juni-Juli 2023, meski terdapat tendensi kenaikan harga bawang merah sejak akhir Oktober 2023 seiring dengan berakhirnya periode panen.
Sementara itu, penurunan harga minyak goreng sejalan dengan masuknya periode puncak panen untuk TBS kelapa sawit.
Adapun penurunan harga cumi-cumi sejalan dengan masih berlangsungnya musim panen sejak September 2023, pasca mengalami kenaikan harga pada Mei-Juni 2023.
NTP Provinsi Lampung Meningkat
Budiyono menyebutkan NTP Provinsi Lampung pada Oktober 2023 tercatat sebesar 114,45, meningkat 0,89 persen (mtm) jika dibandingkan dengan 113,45 pada bulan sebelumnya.
Kenaikan NTP ini terutama didorong oleh kenaikan NTP untuk subsektor hortikultura dan tanaman 0angan sejalan dengan kenaikan harga aneka cabai dan beras.
Meski NTP Provinsi Lampung secara umum tercatat di atas 100, NTP subsektorPeternakan dan Perikanan Budidaya masih berada di bawah 100, yaitu masing-masing 98,95 dan 99,54.
Inflasi Akan Tetap Terjaga
Kedepan, KPw BI Provinsi Lampung memprakirakan bahwa inflasi IHK gabungan kota di Provinsi Lampung akan tetap terjaga pada rentang sasaran inflasi 3±1 persen (yoy) sampai dengan akhir tahun 2023.
"Namun demikian, diperlukan upaya mitigasi risiko-risiko yang antara lain dari inflasi inti berupa shock aggregate demand di tengah kondisi excess liquidity, kenaikan UMP tahun 2023, dan momen tahun politik," kata Budiyono.
Kemudian, lanjut Budiyono, risiko rendahnya capaian pemulihan daya beli masyarakat yang berpotensi menyebabkan kenaikan inflasi inti di kemudian hari akibat respon penurunan volume produksi pelaku usaha sebagai bentuk efisiensi.
Sementara itu dari sisi Inflasi volatile food (VF) adalah risiko meningkatnya harga komoditas hortikultura pada periode tanam, terutama pada November-Desember 2023, risiko El Nino yang tengah terjadi pada Agustus hingga Oktober 2023, dan risiko outflow beras di Lampung akibat tingginya permintaan dari Pulau Jawa.
Selanjutnya risiko dari Inflasi administered prices (AP) yang perlu mendapat perhatian di antaranya yaitu Stance OPEC+ yang ingin mendorong kenaikan harga minyak dunia untuk kepentingan geopolitik, dan risiko percepatan kenaikan harga rokok di akhir tahun dengan ekspektasi tarif cukai rokok yang kembali meningkat pada tahun 2024.
Meninjau perkembangan inflasi pada bulan berjalan dan mempertimbangkan risiko inflasi ke depan upaya TPID Provinsi Lampung dalam menjaga stabilitas harga melalui strategi 4K.
Strategi yang pertama yaitu keterjangkauan harga, yakni dengan melakukan operasi pasar beras/SPHP secara kontinyu hingga harga kembali turun sampai dengan HET, serta rencana penggunaan dana BTT untuk operasi pasar pada triwulan IV 2023 yang difokuskan pada komoditas beras di 400 titik selama 50 hari pada (8 titik/hari).
Klarifikasi Dokter RSUDAM Billy Rosan atas Kasus Meninggalnya Bayi Alesha |
![]() |
---|
DKL Bersiap Sambut Pameran dan Konser Musik Anak |
![]() |
---|
Keluarga Kenang Sosok "Kopral", Nelayan Hilang saat KM Tegar Jaya Tenggelam di Pesawaran |
![]() |
---|
Pemprov Lampung Tampung Tuntutan Tidak Ada Lagi PHK Sepihak |
![]() |
---|
Nelayan Ungkap Detik-detik KM Tegar Jaya Tenggelam di Pesawaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.