Pilpres 2024

Pengamat Politik: Gibran dan PDIP Sama-sama Ingin Raih Simpatik Publik dengan Jadi Korban

Baik Gibran Rakabuming Raka dan PDIP ingin mengambil simpatik dengan cara jadi korban kezaliman.

|
Tribunnews.com
Kolase Foto Gibran Rakabuming Raka dan Ketua Umum PDIP Megawati. Gibran dan PDIP dinilai sama-sama ingin raih simpatik publik. 

Tribunlampung.co.id - Calon wakil presiden ( Cawapres ) Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024 dan PDIP dinilai ingin sama-sama mengambil simpatik publik.

Baik Gibran Rakabuming Raka dan PDIP ingin mengambil simpatik dengan cara jadi korban kezaliman.

Baca juga: Rumah Relawan Ganjar Didatangi Brimob, Ternyata di Rumah Mahfud MD Juga Banyak

Baca juga: Viral ASN Diarahkan Tak Netral Pilpres 2024, Bawaslu Bereaksi

Kondisi ini menurut pengamat politik Ari Nurcahyo, karena karakteristik masyarakat Indonesia yang melo drama.

Dimana satu pihak jadi korban kezaliman bakal mendapat simpatik dari warga.

Sehhingga pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo menilai PDIP dan Gibran sama-sama sedang bermain di ranah itu.

Diketahui saat ini status cawapres dari Koalisi Indonesia Maju Gibran Rakabuming tak jelas di PDIP. Sementara itu PDIP sendiri tak kunjung resmi memecat Gibran.

"Sekarang kan saling tuduh antara Gibran dan PDIP. Karena sama-sama menghindari playing victim. Gibran tidak dipecat karena takut jadi playing victim," kata Ari kepada Tribunnews.com dikutip Kamis (16/11/2023).

Kemudian dikatakan Ari bahwa PDIP juga tidak ingin memecat karena takut dianggap playing victim. 

"Jadi ini antara Gibran-Jokowi dan PDIP bermain di ruang itu. Jadi ini politik sandera karena dalam arti politik saling sandera antara PDIP dan Jokowi. Dalam arti tidak mau lawannya mendapat impact playing victim," jelasnya.

Menurutnya masyarakat Indonesia melo dramatic. Masyarakat yang suka drama Korea dengan perasaan yang mengharu biru.

"Ketika ada satu pihak yang dinyatakan jadi korban yang dizalimi itu akan mendapatkan simpati publik. Ini yang ingin didapatkan Gibran maupun PDIP," terangnya.

Meski Gibran tak kunjung menyerahkan kartu keanggotaannya kepada PDIP. Menurut Ari secara faktual Gibran sudah tak lagi jadi kader PDIP karena membelot dari arahan partai yang telah usung Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024.

"Ketika sudah menjadi cawapres Prabowo dia (Gibran) sudah tidak di PDIP sebenarnya," tandasnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

(Tribunlampung.co.id/Tribunnews.com)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved