Kasus Asusila di Bandar Lampung

Jadi Korban Perundungan dan Asusila, Siswi SMA di Bandar Lampung Pernah Dibawa ke RSJ

CP mengaku sudah melaporkan kasus perundungan tersebut ke Polresta Bandar Lampung dengan nomor laporan LP/B/1772/XII/2023/SPKT/Polresta Bandar Lampung

Penulis: Bayu Saputra | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra
MU, korban perundungan oleh teman sekolah, saat diwawancarai Tribun Lampung di rumahnya, Senin (4/12/2023). 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Keluarga MU (18), siswi SMA di Bandar Lampung yang menjadi korban perundungan dan asusila, meminta polisi menangkap para pelaku. 

CP, kakak kandung MU, berharap para pelaku dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya. 

"Keluarga meminta kepada para pelaku ini dipolisikan," ujar CP saat ditemui di rumahnya, Senin (4/12/2023). 

CP mengaku sudah melaporkan kasus perundungan tersebut ke Polresta Bandar Lampung dengan nomor laporan LP/B/1772/XII/2023/SPKT/Polresta Bandar Lampung/Polda Lampung. 

Ia menceritakan, kejadian ini membuat adiknya trauma dan malu.

MU pun sempat dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung. 

"Adik saya diminta masuk ke laboratorium. Tapi adik saya kata petugas tidak kenapa-kenapa. Darah adik saya kata petugas RSJ normal," jelas CP. 

CP menegaskan, kasus ini harus diselesaikan melalui jalur hukum.

"Kami tidak mau damai, dan ini menyangkut mental. Para pelaku harus dipenjara," tandasnya.

Minta Pindah Sekolah

MU (18), siswi SMA swasta di Bandar Lampung, minta pindah sekolah karena menjadi korban perundungan.

MU mengaku malu dan tertekan karena terus-menerus disuruh teman-temannya memeragakan perbuatan asusila

Ditambah lagi, video aksi asusila yang diperagakan korban beredar luas.

"Saya mau karena takut dan malu. Saya tidak sekolah sejak Jumat (1/12/2023) hingga hari ini di rumah saja," kata MU saat diwawancarai di rumahnya, Senin (4/12/2023). 

CP (24), kakak kandung korban, mengatakan, MU berulang kali menjadi korban perundungan oleh teman-teman sekolahnya.

"Adik saya Jumat pagi merasakan depresi hingga pukul 02.00 WIB. Sejak Jumat adik saya tidak masuk sekolah. Adik saya di-bully sejak beberapa hari yang lalu," tutur CP. 

CP mengaku pernah mendatangi pihak sekolah untuk menyelesaikan masalah ini.

"Saya pernah konsultasi ke sekolah karena adik saya korban bullying. Sempat tidak ujian. Separah itu. Tanggapan sekolah hanya bilang masih mencari benar dan salahnya," kata CP. 

Teman sekelas korban pernah menceritakan, MU diajari para pelaku untuk melakukan adegan tak senonoh.

"Saya shock adik saya di-bully. Adik saya kasih keterangan kalau disuruh buat video hingga teriak mendesah. Lalu siswa lainnya dalam satu kelas tutup kuping," jelas CP. 

Sementara siswa lainnya menertawakan korban.

"Mereka sering kali melakukan hal tersebut, sejak Juli lalu," tambahnya.

CP juga mengaku sudah melaporkan kasus ini ke Polresta Bandar Lampung.

(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved