Berita Lampung

Konsumsi Yodium Berlebihan Bisa Picu Hipertiroid

dr Ira Laurentika SpPD dari RSUD Abdul Moeloek mengatakan, hipertiroid terjadi karena produksi hormon tiroid yakni triiodotironin (T3) dan tiroksin.

Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Daniel Tri Hardanto
Istimewa
dr Ira Laurentika SpPD. 

"Sebab, tiroiditis biasanya bersifat sementara dan sangat memungkinkan untuk sembuh," ucap Ira.

Berbeda dengan hipertiroid yang disebabkan grave disease, yang harus minum obat rutin selama 18 bulan hingga 2 tahun dengan dosis yang disesuaikan dengan kondisi penyakitnya.

Untuk memastikan kondisi hipertiroidnya, pasien wajib rutin kontrol ke dokter. Jika hingga 2 tahun atau hingga batas waktu yang ditentukan oleh dokter kondisi hipertiroid tidak ada perubahan, dokter akan mengambil langkah operasi atau radio active iodine (RAI).

Operasi atau RAI juga bisa dilakukan jika pasien tidak mau minum obat-obatan selama 18 bulan hingga 2 tahun, Pasien yang hipertiroidnya disebabkan oleh nodul tiroid juga akan dilakukan operasi atau RAI.

Ira menjelaskan, operasi yang dimaksud adalah operasi pengangkatan kelenjar tiroid. Sementara RAI adalah teknologi nuklir yang bisa menghancurkan kelenjar tiroid.

Namun setelah melakukan operasi dan RAI, pasien akan kehilangan kelenjar tiroid. Artinya, pasien tidak lagi memiliki hormon tiroid dalam tubuh. Padahal hormon tiroid dalam jumlah normal dibutuhkan oleh tubuh.

Untuk itu, pasien harus rutin minum hormon pengganti hormon tiroid seumur hidup. "Hormon yang diminum sama seperti hormon tiroid yang dihasilkan oleh tubuh," ujar Ira.

(Tribunlampung.co.id/Jelita Dini Kinanti)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved