Demo Pemilu di Lampung

Relawan Andi Surya Tuding Bawaslu Lampung Masuk Angin

Massa aksi yang tergabung dalam Jaringan Andi Surya (JAS) menyebut Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Lampung masuk angin dalam melakukan pengawasan Pemi

Penulis: Hurri Agusto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto
Ketua Jaringan Andi Surya (JAS) Irwan Wilantara memimpin aksi demo di halaman kantor Bawaslu Lampung, Rabu (21/2/2024). 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Massa aksi yang tergabung dalam Jaringan Andi Surya (JAS) menyebut Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Lampung masuk angin dalam melakukan pengawasan Pemilu 2024.

Hal itu disampaikan oleh Ketua JAS Irwan Wilantara saat melakukan aksi demo di halaman kantor Bawaslu Lampung, Rabu (21/2/2024).

Pasalnya, mereka menilai Bawaslu tidak tegas dalam menindak pelaku 'begal suara' dalam Pemilu 2024.

Hal itu membuat mereka kecewa dan kehilangan kepercayaan terhadap penyelenggara Pemilu.

"Bawaslu itu sudah jelas-jelas melihat banyak kecurangan di bawah, tapi mereka masuk angin minta dikerikin. Mereka diam melihat kecurangan itu, makanya kami kecewa berat," ungkap Irwan kepada awak media.

Menurut Irwan, pihaknya telah menyerahkan tuntutan kepada Bawaslu untuk menangkap para pelaku begal suara di TPS yang sudah mereka lakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif.

Pihaknya menemukan banyak bukti kecurangan di Lampung dalam proses Pemilu kali ini.

"Kita menemukan banyak bukti. Yang pertama adalah di Punduh Pidada Pesawaran, suara Pak Andi Surya dari 26 suara jadi 0," ucapnya.

Kemudian, kata Irwan, pihaknya juga menemukan suara Andi Surya di Gunung Terang, Bandar Lampung dari 60 jadi 2 suara.

"Ada lagi di beberapa kabupaten, C plano di-type-X jadi suara partai diambil. Mereka mengubah penjumlahannya,"

Dia pun menilai jika proses rekapitulasi suara tidak transparan, maka itu pertanda demokrasi Indonesia akan hancur. 

"Kalau seandainya di Indonesia penyelenggara Pemilu mudah untuk type-X itu tanpa disaksikan oleh para KPPS dan saksi-saksi partai maka demokrasi kita ini akan hancur," kata dia.

Dia pun mengklaim bahwa praktik mengubah suara itu terjadi hampir menyeluruh di Lampung.

Dia mencurigai hal itu bukan merupakan kesalahan biasa, melainkan ada pesanan.

"Ini sudah temuan. Kalau jumlahnya ada sekitar 30-40 TPS ada yang di-type-X ada yang diubah. Yang kami curigai ada pesanan itu," ucapnya.

"Kita mempermasalahkan siapa dalang dari semua ini. Karena di Bandar Lampung ada banyak, di Pesawaran, di Tanggamus, Kabupaten Lampung Selatan juga ada," pungkasnya.

(Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved