Berita Terkini Nasional
Fakta-fakta Kebakaran Maut Toko 4 Lantai, 7 Orang Meninggal di Gudang
Fakta-fakta kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Tujuh orang meninggal terjebak di gudang.
|
Editor:
Ridwan Hardiansyah
Warta Kota/Nurmahadi
Toko Bingkai di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (18/4/2024) kebakaran, di mana ada tujuh orang terjebak kobaran api, yang dua di antaranya anak-anak.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jakarta - Sebanyak 7 orang meninggal dunia dalam kebakaran hebat di Toko Bingkai Saudara Frame di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (18/4/2024) pukul 19.40 WIB.
Peristiwa kebakaran tersebut menghanguskan bangunan empat lantai dan satu basement.
Saat kebakaran terjadi, ada 12 orang di dalam toko. Nahas, 7 orang tidak bisa menyelamatkan diri. Sementara, 5 lainnya berhasil dievakuasi dengan kondisi luka-luka.
Berikut, fakta-fakta kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan sebagaimana dirangkum Kompas.com.
24 Mobil Damkar Dikerahkan
Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Satriadi mengatakan, berdasarkan keterangan warga di lokasi, suara ledakan terdengar sebelum bangunan toko bingkai itu terbakar.
"Berdasarkan keterangan warga, terdengar ledakan sebelumnya. Api kemudian langsung membesar,” ujar Satriadi.
Api kemudian membakar isi dan konstruksi bangunan toko bingkai itu.
Pantauan Kompas.com, Kamis malam, pengendara dari arah Bangka yang hendak menuju Kuningan atau Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tak bisa leluasa melintas.
Di ruas jalan sebaliknya, pengendara dari arah Kuningan yang hendak menuju daerah Bangka juga tertahan lantaran mobil pemadam memenuhi semua ruas jalan.
Selain itu, kebakaran toko bingkai tersebut membuat karyawan gedung panik berhamburan keluar karena lokasi tempat kerja mereka tak jauh dari tempat kejadian.
Dinas Guklarmat DKI Jakarta menyatakan, setidaknya 24 mobil pemadam dengan personel 60 orang dikerahkan dalam proses pemadaman api yang membakar toko bingkai.
Pemadaman Api Butuh Waktu Lama
Hingga Jumat dini hari, api yang membakar toko bingkai belum dapat dipadamkan.
Sejumlah personel damkar terus berjibaku memadamkan si jago merah.
Satriadi saat itu mengatakan, tidak bisa memastikan waktu pemadaman api.
Terlebih, api sempat kembali muncul beberapa jam setelah proses pemadaman.
“Situasi saat ini proses pendinginan, tidak ada api lagi. Tapi, karena asap masih tebal, kami tarik asapnya dengan membuat ventilasi agar petugas bisa masuk ke dalam dengan tenang,” katanya.
Menurut Satriadi, penarikan asap dari dalam bangunan membutuhkan banyak waktu.
Sebab, area bangunan cukup luas dan terdiri dari empat lantai serta satu basement.
“Karena bangunan ini cukup luas dan semua kena dampaknya, jadi tak bisa dipastikan kapan pendinginan atau pemadaman selesai,” ujarnya.
Tujuh Orang Terjebak di Gudang
Kapolsek Mampang Kompol David Yunior Kanitero berujar, ada lima korban kabakaran berhasil dievakuasi.
Sedangkan, tujuh orang yang terjebak di dalam meninggal dunia.
Kelima korban yang dievakuasi itu disebut merupakan karyawan toko bingkai.
Para korban itu dievakuasi dengan kondisi mengalami luka-luka.
"Kelima korban mayoritas menderita luka bakar. Kini masih mendapatkan perawatan di RSUD Mampang Prapatan,” kata David.
Adapun, tujuh orang yang meninggal dunia karena terjebak ditemukan di lantai dua bangunan.
Mereka ditemukan di salah satu sudut ruangan yang digunakan sebagai gudang toko.
“Jenazah ditemukan di lantai dua bangunan, mereka berada di ruangan yang sama,” ujar David.
Pantauan Kompas.com di lokasi, jenazah dievakuasi pada Jumat pagi, sejak pukul 07.15 WIB.
Evakuasi berlangsung kurang lebih selama 35 menit dari lantai dua bangunan.
Seluruh jenazah rencananya dibawa langsung ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati di Jakarta Timur.
Diduga Kompresor Meledak
David mengatakan, ada satu karyawan toko bingkai "Saudara Frame" yang menyemprotkan bensin ke kayu sebelum kebakaran dengan tujuan membersihkan rayap.
"Satu ada yang memotong kayu, ada yang membetulkan kompresor, ada juga yang menyemprotkan bensin ke kayu. Karena kayu ini ada rayapnya,” kata David.
Menurut David, ruang bawah tanah pada toko bingkai ini diduga menjadi tempat di mana api pertama kali muncul.
Kebakaran yang menghanguskan toko bingkai tersebut diduga disebabkan karena meledaknya alat kompresor.
“Tiba-tiba ada api yang menyambar, kemudian membakar bangunan dan ruko ini,” ujar David.
Berikut, daftar korban meninggal dunia:
Thang Tjiman, laki-laki, umur 75 tahun
Heni, perempuan, umur 39 tahun
Riichi, umur 2 tahun
Austin, umur 8 tahun
Tia, perempuan, sekitar umur 25 tahun
Shella, sekitar umur 20 tahun
Jesika, 18 tahun
Daftar korban luka bakar:
Ohim, 35 tahun, dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan Jakarta
Suwandi, 40 tahun, dilarikan ke Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk
Muhammad Zarnal Arifin, 26 tahun, warga Tegal, Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu
Surono, 44 tahun, warga Garut, dilarikan ke RSUD Pasar Minggu
Yohanes Pace, 24 tahun, warga Manggarai Flores, dilarikan ke RSUD Mampang.
Wanita Menangis Histeris

Di lokasi kebakaran, ada perempuan bernama Sri Danuningsih (46) menangis histeris setelah mengetahui anaknya yang bernama Tiara menjadi korban kebakaran.
Mengenakan baju lengan panjang berwarna ungu, celana bahan hitam, dan kerudung hijau, Sri hanya bisa duduk sambil menundukkan kepala.
Dia duduk di sebuah anak tangga pelataran gedung yang bersebelah dengan toko bingkai "Saudara Frame".
Sri sesekali menyeka air mata menggunakan punggung tangan dan kerudungnya.
Tetapi, air matanya tetap tak terbendung.
Kedatangan Sri bersama keluarga ke lokasi kejadian untuk memastikan apakah benar anaknya menjadi korban kebakaran atau tidak.
Sebab, dia masih tidak percaya seusai mendapatkan telepon dari salah satu anggota keluarga pemilik toko bingkai "Saudara Frame" yang mengabarkan anaknya telah tewas.
“Anak saya namanya Tiara. Baru kerja di situ (Saudara Frame & Gallery) 8 April,” kata Sri.
Ibu rumah tangga itu menyampaikan, Tiara masih berusia 24 tahun.
Putrinya bekerja di "Saudara Frame" sebagai asisten rumah tangga (ART) infal.
Pasalnya, ART yang bekerja di sana tengah pulang kampung dan akan kembali bekerja beberapa hari kemudian.
“Gantikan mbak (sedang) pulang (kampung), teman aku, terus (anak aku) bilang, tanggal 20 (April) mau pulang, malah pulang selamanya,” ujar Sri sambil menangis.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, Sri mengetahui ada lowongan ART infal dari temannya.
Seusai mendapatkan kabar tersebut, Sri menawarkan pekerjaan tersebut kepada anaknya melalui sambungan telepon karena saat itu Tiara sedang berada di kampung halaman, yakni Wonogiri, Jawa Tengah.
Tertarik dengan tawaran ini, anak Sri menyetujui dan bertolak dari kampung halaman ke Jakarta untuk bekerja mulai 8 April sampai 20 April 2024.
Nahas, Tiara meninggal dalam kebakaran di Toko Bingkai Saudara Frame di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Berita lain baca di Google News
Berita Terkait: #Berita Terkini Nasional
Kades Syok Dana Desa Miliaran Tersisa Rp 47 Ribu Ternyata Dibawa Kabur Bendahara |
![]() |
---|
Ranking FIFA Timnas Indonesia Makin Anjlok setelah Gagal Tampil di Piala Dunia |
![]() |
---|
Kondisi Istri yang Dihajar Suami Gegara Tolak Ajakan Mertua |
![]() |
---|
Ibunda Dina Berharap Heryanto Dihukum Berat, Ingin Nyawa Diganti Nyawa |
![]() |
---|
Pengakuan Ibu Mertua Soal Mahar Mbah Tarman Rp3 M, 'Saya Percaya' |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.