Kasus Perdagangan Manusia di Lampung

3 Muncikari Wanita Jajakan PSK di Bawah Umur, Korban Diimingi iPhone

Tiga wanita asal Bandar Lampung yang diduga berprofesi sebagai muncikari ditangkap polisi.

|
Tribunlampung.co.id/V Soma Ferrer
Tiga wanita asal Bandar Lampung yang diduga berprofesi sebagai muncikari ditangkap polisi. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Tiga wanita asal Bandar Lampung yang diduga berprofesi sebagai muncikari ditangkap polisi.

Mereka diamankan lantaran ditengarai terlibat dalam tindak pidana perdagangan orang.

Ketiganya yakni AR (28), warga Tanjung Senang, Bandar Lampung; AF (21), warga Bumi Waras, Bandar Lampung; dan AS (33), warga Kedamaian, Bandar Lampung.

AR disebut sebagai otak dari kawanan ini.

Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Dennis Arya Putra menyebutkan, ketiga wanita tersebut ditangkap polisi pada Kamis (13/6/2024) pekan lalu.

"Mereka bergeliat sejak 2022 hingga 2024," kata Dennis, Rabu (19/6/2024).

Menurut Dennis, korban dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial (PSK).

Adapun korban ditawarkan ke pria hidung belang lewat aplikasi online hingga penawaran offline.

Jaringan tersebut terbongkar setelah salah satu korban melapor ke polisi.

Dari situ terungkap jaringan itu telah aktif melakukan perekrutan PSK di bawah umur sejak 2022 lalu.

Meski begitu, jumlah korban masih dalam pendalaman.

Dennis menerangkan, pelaku kerap mengimingi calon korbannya dengan pemberian iPhone.

Tidak diberi cuma-cuma, para korban diminta membayarnya dengan cara mencicil.

Kemudian para korban diminta bekerja sebagai PSK agar bisa mencicil.

Adapun lama cicilan bergantung dari jumlah konsumen yang dilayani korban.

"Pelaku mendapatkan keuntungan dari anak di bawah umur yang ditawarkan ke lelaki hidung belang itu," jelas Dennis.

Ia juga mengungkapkan, tarif korban memberikan pelayanan kepada pria hidung belang bisa mencapai Rp 2 juta.

Angkanya bergantung lokasi yang ditawarkan hingga proses tawar-menawar.

"Jadi tarif per tamu bervariasi, mulai Rp 500 ribu hingga Rp 2 juta," sebut Dennis.

Dennis mengatakan, tempat yang kerap digunakan untuk menjalankan praktik prostitusi itu adalah hotel yang berlokasi di pusat kota.

Dengan tarif itu, muncikari bisa mendapat bagian hingga Rp 500 ribu.

"Keuntungan mereka berkisar antara Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu," kata dia.

Dennis menambahkan, ketiga pelaku punya peran masing-masing.

AR berperan merawat para korban yang menjadi PSK.

Ia juga sekaligus menjadi otak dalam jaringan ini.

Sementara dua pelaku lainnya bertugas mencari klien.

Biasanya mereka memberikan penawaran secara daring, yakni lewat aplikasi chatting online.

Saat menjalankan aksinya, pelaku membawa korbannya kepada pria hidung belang.

Aktivitas itu dilakukan di sejumlah hotel yang ada di Bandar Lampung.

(Tribunlampung.co.id/V Soma Ferrer)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved