Pilkada 2024

4 Faktor Arinal Djunaidi Dapat Rekom Partai Golkar, Rekam Jejak Jadi Pertimbangan

Gubernur Lampung periode 2019-2024, Arinal Djunaidi, kembali mendapat rekomendasi sebagai calon gubernur dalam gelaran Pilgub Lampung 2024.

Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto
Foto ilustrasi, Ketua DPD Partai Golkar Lampung, Arinal Djunaidi. Gubernur Lampung periode 2019-2024, Arinal Djunaidi, kembali mendapat rekomendasi sebagai calon gubernur dalam gelaran Pilgub Lampung 2024. Arinal Djunaidi menerima surat rekomendasi dari partainya sendiri yakni Partai Golkar, untuk maju kembali sebagai cagub dalam Pilkada 2024 serentak, November 2024. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Gubernur Lampung periode 2019-2024, Arinal Djunaidi, kembali mendapat rekomendasi sebagai calon gubernur dalam gelaran Pilgub Lampung 2024.

Arinal Djunaidi menerima surat rekomendasi dari partainya sendiri yakni Partai Golkar, untuk maju kembali sebagai cagub dalam Pilkada 2024 serentak, November 2024.

Kini, Arinal Djunaidi tinggal mencari pendamping untuk bertarung dalam perhelatan Pilgub Lampung 2024 tersebut.

Pengamat Politik UBL, Rifandy Ritonga menilai, satu di antara alasan kuat Partai Golkar memberikan rekomendasi kepada Ketua DPD I Partai Golkar Lampung itu adalah karena statusnya sebagai petahana.

Setidaknya, menurut Rifandy, ada empat faktor yang memengaruhi petahana kembali mendapatkan rekom.

"Pertama, nama dan kredibilitas. Petahana sudah dikenal oleh pemilih karena sudah memegang jabatan."

"Ia memiliki rekam jejak yang dapat dijadikan pertimbangan oleh pemilih (masih layak atau tidak)," kata Rifandy Ritonga, Kamis (4/7/2024).

Kedua, kata Rifandy, akses ke sumber daya.

Petahana, menurutnya, seringkali memiliki akses lebih besar terhadap sumber daya, baik dari segi keuangan maupun jaringan politik, yang dapat digunakan untuk kampanye.

Ketiga, lanjut Rifandy, pencapaian selama menjabat.

"Jika petahana dianggap berhasil dalam menjabat, mereka cenderung mendapatkan dukungan kembali dari pemilih."

"Faktor ini lebih pada konsep pencapaian tugas pada saat ia menjabat," ucap Rifandy.

Keempat, yakni media dan publisitas.

Menurut Rifandy, petahana biasanya memiliki eksposur media yang lebih besar karena posisi mereka yang sedang menjabat, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menyampaikan pesan kampanye.

Kendati demikian, kata Rifandy, petahana bisa saja kalah dalam kontestasi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved