Berita Terkini Nasional
Penganiayaan Balita di Daycare Wensen School Depok, Pelaku Pemilik Sekaligus Influencer Parenting
Penganiayaan balita MK (2) dan HW (9 bulan) dilakukan oleh Meita Irianty, pemilik daycare Wensen School Depok sekaligus influencer parenting.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Kasus penganiayaan balita berinisial MK (2) dan HW (9 bulan) yang dilakukan oleh Meita Irianty, pemilik daycare Wensen School Depok sekaligus influencer parenting begitu mengejutkan publik.
Bagaimana tidak, sosok yang seolah dekat dengan dunia anak-anak itu malah jadi pelaku penganiayaan terhadap anak.
Ibu MK, Rizki Dwi Utari (28) mengatakan, tindak penganiayaan yang menimpa buah hatinya terjadi di daycare milik Meita di daerah Harjamukti, Cimanggis, Depok, pada Senin (10/6/2024).
“Tanggal 10 Juni 2024, anak saya dapat kekerasan berupa pemukulan di beberapa bagian tubuh, lalu ditendang perutnya sampai jatuh dan tersungkur, lalu ada ditusuk (alat) di bagian punggung,” kata Rizki di kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jakarta Pusat, Selasa (30/7/2024).
“Bukti itu cocok dengan bukti yang saya punya, yaitu foto memar-memar di badan anak saya setelah dia pulang dari daycare,” ujar Rizki melanjutkan.
Di dalam rekaman CCTV yang diterima Kompas.com dari Rizki, mulanya MK bersama balita lain berada di salah satu ruangan sambil menangis.
Tak berselang lama, Meita masuk ke dalam ruangan.
Melihat itu, MK langsung memeluk kaki kiri Meita sambil menangis histeris.
Namun, tiba-tiba Meita memukul dan mencubit MK sampai terjatuh.
Saat Meita hendak keluar ruangan, MK berdiri dan kembali memeluk kaki kiri Meita, tetapi pelaku justru menendangnya.
Tak sampai di situ, Meita melanjutkan penganiayaan dengan mendorong dan membanting MK sampai terlentang.
Tidak berselang lama, Meita meninggalkan MK bersama satu balita di dalam ruangan itu.
Salah satu guru daycare Wensen School Depok bernama Ririn (bukan nama sebenarnya) menyebutkan, MK selalu menangis tiap kali melihat Meita.
Hal ini jadi awal kecurigaan guru-guru yang mengasuh sekaligus mengajar di daycare tersebut, sampai akhirnya terbongkarlah kasus penganiayaan yang dilakukan Meita.
“Ketika anak ini melihat beliau (Meita), buka pintu saja, itu sudah menangis. Itu tuh saya selalu mencari tahu, kenapa sih penyebab anak ini menangis? Karena, nangisnya nggak logis banget,” ujar Ririn, Rabu (31/7/2024).
Ia melanjutkan, MK selalu menangis tiap masuk ke dalam ruangan tempat dia dititipkan oleh orangtuanya.
“Setiap ketemu beliau (Meita), itu sering nangis. Makanya, pas sudah tahu dari CCTV, 'oh ternyata penyebabnya. Sampai anak ini nggak mau masuk ke ruangan tersebut,” ucap Ririn.
Trauma yang dirasakan MK makin menjadi-jadi lantaran Meita selalu mencubit korban saat menangis.
Padahal MK menangis karena ulah pelaku yang terus menganiayanya.
“(Korban MK) sering dicubit. Jadi tiap kali anak ini menangis, itu dicubit. Anak ini (MK) kalau nangis selalu menggandeng anak saya. Ketika dia gandeng anak saya, Ketua Yayasan (pelaku) selalu melepas tangannya untuk tidak menggandeng MK,” ujar Ririn.
Sementara itu Komisioner KPAI, Jasa Putra menyebut, MK kerap menolak disentuh Meita.
Bahkan, korban seperti mencoba bersembunyi dari pelaku karena merasa sangat ketakutan.
"Hal ini diungkap keluarga (korban) yang akhirnya menyadarinya. (Melihat kondisi anak) seperti wajahnya ketakutan, anak bersembunyi dari pelaku, tidak mau bertemu, kemudian menolak ketika dipegang pelaku," ujar Jasra, Rabu.
Ahli Psikologi Forensik sekaligus Kriminolog, Reza Indragiri Amriel menyampaikan, status atau latar belakang seseorang belum tentu jadi jaminan atas kemampuannya.
"Orang yang dekat dunia anak apakah serta-merta punya kecakapan jadi pengasuh (nanny, caregiver) anak?" terang Reza, Kamis (1/8/2024).
Ia menjelaskan, sebagus apapun kualitas seseorang dalam suatu bidang, mereka bisa secara tiba-tiba kehilangan kendali perilaku.
Hal ini bisa disebabkan tingkat energi atau semangat serta emosi yang mengalami naik turun alias tidak stabil.
"Jadi seseorang yang trait-nya bagus, bisa saja tiba-tiba mempertontonkan state yang beda tajam," jelasnya.
Berkait kejadian penganiayaan yang dilakukan Meita, Reza menilai ada banyak hal yang perlu dicari tahu lebih banyak untuk mengungkap secara pasti kebenarannya.
Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rakhmat Hidayat mengatakan, kasus penganiayaan oleh Meita di daycare berhubungan erat dengan masalah psikologis.
"Saya melihatnya ini lebih karena faktor psikologis. Analisa saya, ini faktor psikologis yang menyebabkan orang tersebut bisa melakukan itu, misal ada masalah pribadi yang itu membuncah jadi gunung es sekian lama," jelas Rakhmat, Kamis (1/8/2024).
Selain psikologis, ia menilai tindakan penganiayaan Meita juga berkaitan dengan masalah sosial.
"Yang kedua (masalah) sosial karena terkait dengan relasi orang, relasi terhadap orang lain, antara si pelaku dengan orang lain. Nah orang lain itu bisa anak itu (korban) atau bisa orangtua korban, sehingga bisa memicu perilaku itu," imbuhnya.
Di lain sisi, Rakhmat menyebut, konteks masalah dalam kasus Meita sudah kerap terjadi.
Tak sedikit orang dengan status atau latar belakang mumpuni jadi pelaku kejahatan karena memiliki masalah psikologis dan sosial.
"Nah itu sebenarnya ada masalah dia, masalah psikologis terkait dengan kepribadian, mentalitas, dan ada masalah sosial, itu sebenarnya," kata Rakhmat.
"Jadi, kasus penganiayaan oleh pemilik daycare sekaligus influencer parenting tidak berbeda dengan kasus kekerasan yang dilakukan oknum guru atau kyai. Problem-nya sama cuma beda konteks," imbuhnya.
Untuk diketahui polisi menangkap Meita Irianty di rumahnya, pada Rabu (31/7/2024).
Dia ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penganiayaan terhadap anak. Kepada polisi mengaku khilaf atas perbuatan yang dilakukannya. (tribunnetwork)
| Kabar Duka, Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Meninggal Dunia |
|
|---|
| Niat Gagalkan Aksi Curanmor, Satpam Justru Tewas Ditembak |
|
|---|
| Korban Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Alami Luka Bakar hingga Terganggu Pendengarannya |
|
|---|
| Update Oknum Polisi di Jambi Dipecat dari Polri Buntut Bunuh Dosen Perempuan |
|
|---|
| Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Sudah Tiba di KPK Seusai Kena OTT |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/Tersangka-Meita-Irianty.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.