Berita Lampung

Kisah Polisi Pesawaran Lampung Menjadi Penggali Kubur, Aiptu Turono jadi Ingat Kematian

Ada yang unik yang dilakukan seorang polisi yang berdinas di Polres Pesawaran, Lampung. Sebab, selama sembilan tahun juga menjadi penggali kuburan.

Penulis: Oky Indra Jaya | Editor: Teguh Prasetyo
Dok Istimewa
GALI KUBUR - Kasubsi PDIDM Humas Polres Pesawaran Aiptu Turono saat sedang membantu penggalian kubur seorang warga Pesawaran yang meninggal dunia beberapa waktu lalu. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PESAWARAN - Ada yang unik yang dilakukan seorang polisi yang berdinas di Polres Pesawaran, Lampung.

Sebab, selama sembilan tahun lamanya ia juga bekerja menjadi penggali kubur saat ada warga yang meninggal dunia.

Sosok tersebut bernama Aiptu Turono yang menjabat sebagai Kasubsi PDIDM Humas Polres Pesawaran.

Pria berusia 47 tahun ini mengaku, sudah puluhan kali mengayunkan cangkul menggali liang lahat untuk masyarakat yang meninggal dunia.

Dia mengaku senang dengan berbuat baik untuk masyarakat seperti itu.

Adapun alasannya, menurut Turono, adalah niat ikhlas untuk membantu warga dan ia pun hanya berharap menggapai pahala dari Allah SWT.

“Apa yang saya lakukan itu semata niat saya menolong masyarakat,” kata Turono saat diwawancarai Tribun Lampung, Jumat (13/9/2024).

“Saya hanya ingin membantu mereka yang membutuhkan. Ini juga menjadi pengingat untuk saya akan kematian, karena tempat itu menjadi peristrirahatan terakhir kita” tambahnya.

Turono mengatakan, karena warga meninggal tidak bisa diprediksi waktunya, maka ia kerap saat turun ke liang lahat masih mengenakan seragam dinas kepolisian.

Dan terakhir ia menggali kubur untuk warga di Desa Wiyono, Gedong Tataan, Pesawaran yang meninggal dunia beberapa waktu lalu.

Selain itu, Turono yang juga dikenal sebagai content creator di media sosial, kerap terjun langsung dalam aksi penyelamatan serta bantuan di daerah yang terdampak bencana.

Bahkan, kata dia, dalam tiap kegiatan sosial dan bencana, dia selalu ingin hadir untuk membantu.

Bahkan aktivitas sosial yang Turono lakukan dengan bergabung dalam tim relawan penanganan bencana yang terjadi di luar Lampung, seperti letusan Gunung Semeru dan gempa bumi Cianjur.

Dan untuk menjadi relawan tersebut, dia mengaku merogoh biaya sendiri untuk berangkat.

“Saya sangat senang ikut kegiatan sosial seperti itu,” paparnya.

Tidak hanya dilakukan di luar Lampung, aksi sosial Turono juga dilakukan di beberapa kabupaten di Lampung.

Seperti saat melakukan bedah rumah seorang lansia sebatang kara yang tinggal di Lampung Tengah.

Lalu ia juga ikut dalam pembuatan sumur bor sebuah pondok pesantren di Tanggamus.

Selain itu, Turono juga membantu memberikan donasi kepada warga membutuhkan biaya untuk pengobatan, seperti bayi dengan terdiagnosa Short Bowel Syndrome.

Kemudian warga yang bokongnya infeksi akibat tertancap akar sengon, hingga warga yang mengalami kecelakaan kerja serta bayi dengan kondisi tidak normal.

Turono juga pernah rela melelang jam kesayangannya senilai jutaan rupiah yang uang hasilnya didonasikan ke ACT saat pandemi Covid-19 lalu.

Karena aktivitasnya yang lumayan banyak dan menginspirasi, ia pernah diundang ke acara Hitam Putih yang dipandu oleh Deddy Corbuzier.

Ia mengatakan, pada saat acara tersebut, dia mendampingi salah satu warga yang terdampak bencana tsunami Selat Sunda beberapa tahun lalu.

“Saya hanya minta doanya untuk tetap istiqomah di jalan yang benar,” pungkasnya.


        Menaikan Omset Sepuluh Kali Lipat
Menaikan Omset Sepuluh Kali Lipat

 

(tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved