Berita Lampung

Pemkab Pesisir Barat Lampung Minta Guru Mampu Ciptakan Sekolah Ramah Anak

Pemkab Pesisir Barat Lampung akan mencari solusi terbaik terkait kasus bullying atau perundungan siswi SMPN 2 Krui.

Penulis: saidal arif | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Saidal Arif
Pemkab Pesisir Barat Lampung minta guru mampu ciptakan sekolah ramah anak. 

Tribunlampung.co.id, Pesisir BaratPemerintah Kabupaten Pesisir Barat Lampung akan mencari solusi terbaik terkait kasus bullying atau perundungan siswi SMPN 2 Krui yang terjadi beberapa waktu lalu.

Pj Sekda Pesisir Barat, Jon Edwar mengatakan, pihaknya sangat prihatin adanya kasus perundungan yang terjadi di SMPN 2 Krui tersebut.

Ia mengajak semua pihak khususnya keluarga korban dan pelaku agar bisa mengambil hikmah atas peristiwa yang terjadi.

"Kita akan mencari solusi terbaik bagi kedua belah pihak agar tidak menimbulkan persoalan baru," ujar Jon Edwar, Selasa (15/10/2024).

Merespon adanya kejadian perundungan itu Pemerintah Pesisir Barat telah menyambangi SMPN 2 Krui sekaligus memberikan pengarahan kepada seluruh guru di sekolah tersebut.

Kedepan diharapkan kejadian serupa tidak terulang lagi dan seluruh guru benar-benar mampu menciptakan sekolah ramah anak.

"Bagaimanapun juga anak-anak ini tidak bisa kita salahkan secara keseluruhan, untuk itu kita akan mencari solusi terbaik bagi kedua belah pihak, jangan sampai ada yang dirugikan" ucapnya.

Ia juga mengajak semua pihak untuk bisa bersama-sama mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak khususnya di lingkungan sekolah.

"Anak-anak juga bisa menjadi pelopor, ketika ada bullying harus ikut menegur pelaku secara baik-baik dan melaporkan kepada pihak sekolah agar mendapat pembinaan," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, mediasi keluarga korban dan pelaku kasus bullying atau perundungan yang terjadi di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Krui saat ini belum menemukan titik temu.

Kepala Sekolah SMPN 2 Krui, Erlica mengatakan, pihak sekolah memfasilitasi perdamaian antara keluarga korban dan pelaku melalui Dinas Dinas pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana (DP3AKB) Pesisir Barat.

"Kami dari pihak Sekolah sudah menyerahkan permasalahan ini kepada DP3AKB Pesisir Barat," ungkapnya.

Pihaknya berkomitmen untuk memperketat pengawasan terhadap siswa agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Kepala DP3AKB Pesisir Barat, dr. Budi Wiyono mengatakan, mediasi antar keluarga korban dan pelaku ini di pimpin langsung Kanit PPA Polres Pesisir Barat.

"Dalam mediasi ini diikuti oleh DP3AKB, Kepala Sekolah SMPN 2 Krui, Peratin Pekon Way Redak, Peratin Pekon Pahmungan serta keluarga korban dan pelaku," ucapnya.

Dijelaskannya, hasil mediasi yang telah dilakukan itu belum menemukan kesepakatan, sebab masih ada sesuatu hal yang perlu dibahas lebih lanjut antar kedua belah pihak.

Mudah-mudahan lanjutnya, dalam waktu dekat perdamaian antar kedua keluarga bisa terlaksana.

Selanjutnya, hal yang perlu dilakukan pihaknya yakni melaksanakan konseling terhadap pelaku bullying, serta menggali permasalahan dari anak tersebut.

"Sehingga bisa kita berikan masukan, kita bina supaya menjadi lebih baik, terutama untuk korban kita lakukan pendampingan sampai sembuh dan tidak ada permasalahan," jelasnya.

"Kondisi terakhir sudah membaik dan anaknya sudah sekolah mudah-mudahan beberapa hari yang akan datang dan seterusnya anak tersebut tidak ada gangguan sedikitpun," sambungnya .

Pihaknya mengimbau kepada semua pihak agar bijak dalam memakai media sosial, sebab pelaku bullying sekarang justru menjadi korban bullying oleh masyarakat.

(Tribunlampung.co.id/Saidal Arif)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved