Berita Terkini Nasional
Bandara Komodo Labuan Bajo Sementara Ditutup, Dampak Erupsi Gunung Lewotobi
Bandara Komodo Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, ditutup karena terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Bandara Komodo Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, ditutup karena terdampak erupsi Gunung Lewotobi Lakilaki di Kabupaten Flores Timur.
Kepala Bandara Komodo, Ceppy Triono Bandara Komodo sedang terdampak akibat erupsi Gunung Lewotobi.
"Abu vulkanik sudah masuk pada jalur ruang udara penerbangan dan juga bandara berdasarkan paper test dinyatakan positif," ungkapnya, Sabtu (9/11).
Ia menyebut, sejumlah penerbangan hari ini dibatalkan.
"Ada 16 penerbangan yang cancel dan empat yang ditunda," kata dia.
Ia menambahkan, notam close atau pemberitahuan bahwa bandara ditutup dimulai pada pukul 12.00 Wita sampai dengan 15.00 Wita.
"Saat ini sedang dilakukan perpanjangan notam close hingga pukul 07.00 Wita, besok (10/11) pagi. Karena paper test yang dilakukan secara berkala masih positif," imbuhnya.
Sementara itu, aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur terus meningkat.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memperluas radius bahaya erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki menyusul adanya peningkatan aktivitas vulkanik di gunung itu.
Perluasan radius bahaya ini pada sektoral barat daya dan barat laut yang sebelumnya 8 kilometer menjadi 9 kilometer.
Kembali Erupsi
Gunung Lewotobi Lakilaki di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali erupsi, Jumat (8/11/2024) siang.
Erupsi Gunung Lewotobi Lakilaki menyebabkan sejumlah desa di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura mengalami gelap gulita akibat material letusan.
Berdasarkan pengamatan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi di Desa Puluera, kolom abu letusan teramati mencapai tinggi 8 kilometer di atas puncak kawah.
"Jarak luncur awan panas tidak teramati. Tinggi kolom abu mencapai 8.000 meter (8 kilometer) di atas puncak," kata pengamat Pos PGA, Bobby Lamanepa.
PGA Lewotobi juga melaporkan bahwa Gunung Lewotobi Lakilaki saat ini berada pada status Level IV (Awas).
Kolom abu yang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal bergerak ke arah barat daya, barat, dan barat laut.
Selain itu, terdapat luncuran awan panas yang mengarah ke utara, timur laut, dan barat, meskipun jarak luncur awan panas tidak dapat teramati.
Tim TRIBUNFLORES.COM yang berada di Desa Boru melaporkan suara gemuruh dan getaran yang terasa di sekitar wilayah tersebut.
Beberapa menit setelah erupsi, pemukiman di Desa Boru dan desa-desa sekitarnya dilanda kabut tebal dan hujan pasir dengan intensitas tinggi.
Selama satu jam terakhir, atap seng rumah terdengar nyaring akibat hujan pasir.
Hingga pukul 16.00 Wita, hujan pasir terus turun dengan cukup deras, material pasir menutupi mobil-mobil yang diparkir di sekitar lokasi posko.
Dalam menghadapi situasi ini, beberapa warga keluar rumah dengan menggunakan penutup kepala dan payung untuk melindungi diri dari hujan pasir.
Mereka juga menutup mulut dan hidung dengan masker untuk menghindari paparan bahaya abu vulkanik.
Destiana, warga Desa Kringa, bersaksi erupsi kali ini lebih berdampak dibandingkan pada hari minggu kemarin.
"Erupsi hari Minggu malam kemarin juga, hujan pasir sampai di sini"
"Bunyi jelas dan sampai seng bocor. Tampungan air di kamar mandi juga langsung kotor, tapi langit tidak gelap seperti hari ini" katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Pria Nekat Berenang ke Singapura Demi Cari Kerja, Berujung Dihukum Cambuk |
![]() |
---|
15 Pelajar Keroyok 1 Orang hingga Jarinya Putus, Polisi Tak Lakukan Penahanan |
![]() |
---|
Tragis, Anak Nekat Tebas Kepala Ayah Kandung yang Sedang Salat |
![]() |
---|
2 Pekerja di Tambang Freeport Ditemukan Tewas, 5 Lainnya Masih Terus Dicari |
![]() |
---|
Makam Bung Karno Diusulkan Jadi Makam Nasional |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.