Pilkada

Fenomena 'Serangan Fajar' di Pilkada 2024, Isi Amplop Rp 20 Ribu hingga Rp 50 Ribu

Fenomena 'serangan fajar' alias politik uang yang terjadi saat Pilkada ternyata masih terjadi di pesta demokrasi serentak tahun 2024 ini.

Tribunlampung.co.id / Deni Saputra
Foto ilustrasi, uang. | Fenomena 'serangan fajar' alias politik uang yang terjadi saat Pilkada ternyata masih terjadi di pesta demokrasi serentak tahun 2024 ini. Di sejumlah daerah ditemui, nominal 'serangan fajar' yang diberikan dalam amplop berkisar Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu. 

Namun, karena alamat di KTP-nya masih tercantum sebagai warga Kelurahan Cipaisan, yang merupakan alamat rumah saudaranya, maka nama TV masuk dalam pendataan tim paslon tersebut.

"Dikasih bibi, karena saya enggak tinggal di Cipaisan. Jadi, bibi yang ambilin dan dikasih ke saya pas main ke rumah saudara. Katanya sih dari 03, karena wakilnya 03 itu orang Kelurahan Cipaisan," kata TV, kepada Tribunnews, Rabu (27/11/2024). 

Perempuan yang merupakan ibu rumah tangga tersebut, menuturkan paket sembako itu sudah diterimanya sejak Senin, 25 November 2024.

Selain paket sembako, TV mengatakan ia juga mendapatkan sebuah amplop berisi selembar uang pecahan Rp50 ribu yang diduga berasal dari paslon 04, Zainal Arifin dan Sona Maulida Roemardie.

Katanya, amplop uang itu juga diterimanya dari saudaranya yang menjelaskan bahwa uang tersebut merupakan pemberian dari paslon 04.

TV mengaku menerima uang tersebut tepat sebelum pergi menuju tempat pemungutan suara (TPS) di Kelurahan Cipaisan. Katanya, sekira pukul 09.30 WIB.

Hal serupa dialami, R, warga Kelurahan Nagri Kidul, Kecamatan Purwakarta, yang mengaku menerima amplop berisi selembar uang pecahan Rp20 ribu.

"Dapat (serangan fajar). Kan itu yang nyoblos di rumah ada dua orang, jadi dua amplop. Satu amplop Rp20 ribu," ungkap R.

Berbeda dengan TV, R menyebut amplop yang diterimanya dari istri Ketua RT di lingkungan kediamannya tersebut diduga merupakan pemberian dari paslon nomor urut 01, Saepul Bahri Binzein dan Abang Ijo Hapidin.

Ia menjelaskan, dana tersebut diduga dikucurkan dari paslon terkait kepada lurah setempat. Kemudian, lurah tersebut mengerahkan sejumlah orang untuk mendistribusikan amplop tersebut kepada warga.

"Pokoknya datang ke (rumah) kita sekitar jam 21.00 atau 22.00, gitu ya," tutur R.

Setelah menerima uang tersebut, kata R, tidak ada ajakan untuk memilih paslon tertentu, terutama pasangan calon nomor urut 01.

Kemudian, katanya, jauh sebelum ia menerima amplop tersebut, paslon 01 juga sempat memberikan sejumlah bahan pokok secara gratis kepada warga. Seperti, paket berisi mi instan dan beras.

Lebih lanjut, menurutnya, suara dukungan di lingkungan tempat tinggalnya memang terbelah menjadi dua kubu paslon. Ada warga yang mendukung paslon 01, dan ada yang mendukung paslon 02, Yadi Rusmayadi dan Pipin Sopian. 

R sendiri mengaku sejak lama memang telah memberikan KTP untuk mendukung pencalonan paslon Saepul Bahri Binzein dan Abang Ijo Hapidin.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved