Pilkada

Hanya 2 Cakada Petahana di Lampung yang Unggul Versi Hitung Cepat

Hanya dua kepala daerah petahana atau incumbent di Lampung yang unggul di Pilkada 2024 versi hasil hitung cepat (quick count) beberapa lembaga survei.

Istimewa
Pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Bandar Lampung nomor urut 2 Eva Dwiana-Deddy Amarullah meraih 73,09 persen suara dari hasil hitung cepat Rakata. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Hanya dua kepala daerah petahana atau incumbent di Lampung yang unggul di Pilkada 2024 versi hasil hitung cepat (quick count) beberapa lembaga survei. 

Keduanya adalah pasangan Eva Dwiana-Deddy Amarullah di Bandar Lampung dan pasangan Parosil Mabsus-Mad Hasnurin di Lampung Barat.

Berdasarkan hasil hitung cepat Rakata, pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Bandar Lampung nomor urut 2 Eva Dwiana-Deddy Amarullah meraih 73,09 persen suara.

Sedangkan pasangan nomor urut 1 Reihana-Aryodhia Febriansyah 26,91 persen.

Sementara di Lampung Barat, Parosil Mabsus-Mad Hasnurin meraih 87,79 persen dan kotak kosong 12,21 persen.

Di Pilgub Lampung, nomor urut 1 Arinal Djunaidi-Sutono hanya meraih 17,49 persen suara.

Perolehan suaranya terpaut jauh dari pasangan nomor urut 2 Rahmat Mirzani Djausal-Jihan Nurlela yang meraih 82,51 persen.

Sementara itu, beberapa cakada petahana kurang beruntung dalam Pilkada kali ini.

Mereka harus mengakui keunggulan lawannya masing-masing.

Sebut saja petahana Bupati Lampung Selatan Nanang Hermanto, Winarti (Tulangbawang), Musa Ahmad (Lampung Tengah), Dawam Rahardjo (Lampung Timur), Wahdi Siradjuddin (Metro), Dewi Handajani (Tanggamus), Wakil Bupati Lampung Utara Ardian Saputra dan Wakil Bupati Pringsewu Fauzi.

Ingin Perubahan

Pengamat politik Universitas Lampung Bendi Juantara menyampaikan penyebab banyaknya petahana yang harus mengakui keunggulan lawannya.

Menurut dosen pemerintahan itu, terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab. 

"Pertama, dinamika setiap daerah memiliki karakteristik masing-masing. Kedua, implikasi koalisi besar yang linear antara koalisi di pusat dengan daerah secara tidak langsung telah menjadi mesin besar yang mampu memonopoli dukungan," kata Bendi Juantara, Kamis (28/11).

“Selain itu, linkage effect antara koalisi di kabupaten/kota dengan Pilgub Mirza-Jihan yang solid juga menjadi power yang sulit ditandingi oleh PDIP sebagai penantang di beberapa Pilkada di Lampung,” tambahnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved