Berita Lampung

Pengukuhan Guru Besar di Universitas Lampung, Arizka Warganegara Raih Gelar Profesor di Usia Muda

Jumlah guru besar atau profesor di Universitas Lampung bertambah. Pada Senin (2/12/2024), terdapat enam akademisi yang dikukuhkan menjadi guru besar.

Penulis: Riyo Pratama | Editor: Teguh Prasetyo
Tribunlampung.co.id/Riyo Pratama
GURU BESAR - Prof Arizka Warganegara, S.I.P, M.A, Ph.D foto bersama kedua orangtuanya setelah pengukuhan dirinya sebagai guru besar Universitas Lampung (Unila) di GSG Unila, Senin (2/12). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Jumlah guru besar atau profesor di Universitas Lampung bertambah.

Pada Senin (2/12/2024), terdapat enam akademisi yang dikukuhkan menjadi guru besar. 

Salah satu yang dikukuhkan adalah Prof Arizka Warganegara, S.I.P, M.A, Ph.D yang sukses meraih gelar Guru Besar Bidang Geografi Politik. Hebatnya, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) ini meraih gelar profesor di usianya yang relatif masih muda di bawah 45 tahun.

Pengukuhan guru besar Prof Arizka Warganegara digelar di GSG Unila. Selain Arizka, ada lima guru besar lainnya.

Mereka adalah Prof. Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono, S.Si., M.T., Prof. Gregorius Nugroho Susanto M.Si., Prof. Dr. Ernie Hendrawaty , SE, MSi., Prof. Dr. Amrizal, S.T, M.T., dan Prof. Radix Suharjo S.P. M.Agr. PhD.

Keenam guru besar itu ditetapkan sejak 1 September 2024. SK-nya ditandatangani oleh Mendikbudristekdikti Nadiem Makarim.

Pengukuhan enam guru besar Unila dipimpin Rektor Universitas Lampung Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani.

Rektor dalam sambutannya mengatakan, pengukuhan guru besar bukan hanya puncak pencapaian karier akademik dosen, tetapi juga simbol dedikasi, kerja keras, dan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan, pendidikan, serta masyarakat.

"Keberadaan guru besar tidak hanya menjadi aset intelektual bagi universitas tetapi juga bangsa. Di tengah tantangan global seperti perubahan teknologi, transformasi sosial, dan kompleksitas ilmu pengetahuan, guru besar memiliki peran strategis sebagai penjaga nilai-nilai akademik, inovator dalam riset, dan penggerak perubahan," kata Lusmeilia.

Sementara dalam orasi ilmiahnya, Arizka mengemukakan tiga tantangan dan hambatan dalam pengembangan studi geografi politik di Indonesia.

Pertama studi yang bersifat interdisiplin seperti geografi politik, belum begitu familiar di Indonesia, sehingga para ilmuwan terbiasa melihat fenomena sosial politik dengan kacamata tunggal.

Kedua pengembangan studi interdisiplin di Indonesia masih terlalu fokus pada level pascasarjana.

Dalam konteks ini, seharusnya di Indonesia sudah mulai dibuka program studi di level sarjana berbasis keilmuan interdisiplin.

Ketiga, meletakkan studi geografi dan politik pada irisan departemen/jurusan berbeda, membuat studi geografi politik di Indonesia tidak berkembang. Politik berdiri sendiri sebagai kajian, begitu juga geografi.
Lanjut Arizka dalam konteks lokal Lampung, studi geografi politik dapat memberikan penjelasan mengenai bagaimana faktor spasial mempengaruhi perilaku politik.

"Lampung jika kita lihat dari sudut pandang geografi politik, maka provinsi ini secara spasial akan terbagi dalam dua kawasan politik," jelasnya.

Pertama adalah wilayah Lampung bagian timur yang karateristiknya sangat dipengaruhi oleh transmigrasi.

Kedua kawasan Lampung bagian barat yang tidak terdampak secara signifikan oleh transmigrasi.

"Oleh sebab itu tidaklah mengherankan jika di Kabupaten Lampung Timur sebagai contoh, sentiment homogenitas etnis dan transmigrasi jadi salah satu tools yang dipakai untuk mempengaruhi pemilih. Hal yang tidak akan terlihat secara vulgar dalam konteks dinamika pemilu lokal di Kabupaten Lampung Barat atau Pesisir Barat," jelasnya.

Orangtua Arizka, Saad Burhanuddin Warganegara dan Mashaurani Yamin mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian yang diraih putra keduanya itu.

Dia berpesan setelah mendapat gelar profesor, agar tetap rendah hati dan tidak membandingkan dirinya dengan yang lain.

"Sebagai umat muslim, pesan yang utama tetap menjalankan ibadah. Kedua jangan sombong, kita mencari rahmat Allah SWT. Semua rekan tetap dianggap sama, jangan merasa kita di atas. Jangan lupa daratan. Karena apapun yang kita perbuat dan kita capai, akan dipertanggungjawabkan di akherat," kata Mashaurani.

Sementara ayahanda Arizka, Saad Burhanuddin mengucapkan selamat.

"Alhamdulillah atas capainnya, kami bangga. Mudah-mudahan dia bermanfaat bagi bangsa ini dan bagi keluarga," imbuh Saad.

Ucapan bangga juga turut disampaikan dosen senior Fisip Unila, Prof DR Ari Darmastuti.

Menurutnya Arizka merupakan mahasiswanya saat menempuh studi S1 Ilmu Pemerintahan Fisip Unila.

"Kami keluarga besar Fisip Unila mengucapkan selamat terhadap Profesor Arizka Warganegara atas jabatan Guru Besar Geografi Politik-nya, kami sangat bergembira karena beliau masih sangat muda usianya, sudah meraih capaian luar biasa," tutur Ari.

"Saya tidak heran dengan capaian yang beliau dapat, karena dari mahasiswa yang saya bimbing di S1 dulu, dia merupakan mahasiswa yang paling cepat lulus dengan hasil Cumlaude," sambungnya.

Terkait fokus studi Geografi Politik yang dibawa Arizka, menurut Ari, belum banyak yang fokus terhadap kajian tersebut.

"Keahlian Geografi Politik yang dibawa Arizka, memang belum banyak yang konsentrasi terhadap hal tersebut, padahal kita melihat banyak sekali aspek terkait geografi politik di Indonesia ini. Karena itu kita bergembira ada salah satu ahli di Unila yang fokus dibidang itu," tuturnya.

Rasa bangga juga turut dirasakan mahasiswa Ilmu Pemerintahan Fisip Unila.

Hal itu disampaikan Ketua Umum HMJ Ilmu Pemerintahan, Aristoteles Hasan.

Menurutnya dengan gelar Guru Besar yang diraih Arizka, akan memotivasi para mahasiswa untuk terus menimba ilmu.

"Usia bukan tolak ukur sebuah pencapaian. Kami bangga pak Arizka yang masih muda bisa meraih gelar Guru Besar. Kami berharap pak Arizka jadi jembatan bagi para mahasiswa untuk bisa mengikuti jejaknya dalam bidang keilmuan," pungkas Aristoteles.

(tribunlampung.co.id/riyo pratama)

 

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved