Pilkada

4 Faktor Penyebab Rendahnya Partisipasi Pemilih Pilkada di Lampung

Ada empat faktor utama penyebab rendahnya partisipasi pemilih Pilkada Serentak 2024 di Lampung.

Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto
Dosen FISIP Unila Darmawan Purba. 

Atau ada persoalan di DPT, sehingga masyarakat yang harusnya ikut memilih mereka tidak mendapat kesempatan.

"Pada bagian ini, KPU setempat memiliki tanggung jawab untuk memastikan masyarakat setempat menggunakan hak pilihnya," ujarnya.

Terkait faktor politis, Darmawan menilai, penyebab rendahnya partisipasi pemilih juga karena adanya anggapan masyarakat bahwa Pilkada tidak membawa perubahan. 

"Lalu adanya anggapan bahwa cakada tidak mencerminkan (aspirasi) keseluruhan masyarakat, dan jumlah kandidat yang diusung oleh partai sangat terbatas, sehingga masyarakat tidak mendapatkan pilihan yang merka inginkan," jelasnya.

Darmawan pun menyebut bahwa faktor ini menyebabkan masyarakat tidak memiliki gambaran pemimpin yang mereka inginkan. 

"Gambaran ini tecermin pada daerah-daerah yang memiliki rivalitas yang tinggi, seperti Pesisir Barat, Pringsewu, Mesuji dengan kandidat 3-4 orang. Itu menggambarkan ada keterwakilan segmen pemilih yang tinggi, sehingga partisipasi masyarakat cukup tinggi," kata dia.

"Atau bisa juga daerah yang persaingannya cukup sengit, seperti Metro, Tulangbawang, dan Pesawaran. Pada situasi tersebut, adanya persaingan ketat yang mengundang animo yang tinggi, termasuk di Tulangbawang Barat calon tunggal versus kotak kosong cukup tinggi," imbuhnya.

Sedangkan daerah lain yang calonnya terbatas, Darmawan menilai, ada kecenderungan masyarakat kurang tertarik untuk berpartisipasi di Pilkada.

Pada faktor ideologis, ia menilai terdapat sebagian masyarakat yang tidak percaya dengan sistem demokrasi yang sekarang bisa membawa proses kepemimpinan yang ideal. 

"Kelompok masyarakat ini beranggapan tidak yakin bahwa demokrasi langsung mampu menyeleksi pemimpin yang terbaik," ucap Darma.

Dia mengatakan, secara umum masyarakat kelompok ini dari tahun ke tahun tidak menggunakan hak pilihnya. 

"Dari berbagai riset yang pernah dilakukan, dari faktor non-voting ini, secara umum faktor yang paling besar yang menyebabkan masyarakat tidak memilih adalah faktor teknis dan faktor teknis politis," pungkasnya. 

(Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved