Berita Terkini Nasional
Sosok yang Ditelpon Agus Buntung Saat Beraksi, Demi Meyakinkan Korban
Agus Buntung, tersangka kasus pelecehan asusila terhadap belasan wanita, ternyata menelpon seseorang ketika beraksi memperdaya korbannya.
Tribunlampung.co.id, Mataram - I Wayan Agus Suartama alias Agus Buntung, tersangka kasus pelecehan asusila terhadap belasan wanita, ternyata menelpon seseorang ketika beraksi memperdaya korbannya.
Hal itu dilakukan Agus Buntung untuk meyakinkan korbannya sehingga ia bisa leluasa menjalankan aksi bejatnya. Hal tersebut terungkap melalui pengacara korban, Andre Safutra.
Di sisi lain, Agus Buntung juga dihadirkan dalam proses rekonstruksi kasus pelecehan asusila yang digelar pada Rabu (11/12/2024).
Diketahui, Agus Buntung merupakan pria difabel yang disebut merudapaksa seorang wanita yang berstatus mahasiswi di NTB viral di media sosial dan kini menjadi perbincangan publik. Pria disabilitas asal Kota Mataram inisial IWAS alias Agus diduga melakukan tindak pidana pelecehan asusila, bahkan korbannya disebut-sebut lebih dari satu orang.
Resmi jadi tersangka, Agus Buntung harus menjalani rekonstruksi di 3 TKP yang berlokasi di Taman Udayana, Islamic Center, dan Nang's Homestay, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Di momen rekonstruksi tersebut, Agus Buntung dijaga ketat aparat kepolisian hingga didampingi beberapa pihak.
Tak cuma polisi hingga jaksa, Agus Buntung juga ditemani komplotannya.
Sosok komplotan yang dimaksud adalah ibu kandung Agus Buntung, I Gusti Ayu Aripadni.
Belakangan ibunda Agus Buntung dituding turut membantu tindak kejahatan sang putra.
Wanita berdarah Bali itu disinyalir mengetahui aksi bejat Agus Buntung yakni melecehkan belasan wanita.
Dugaan ibunda Agus Buntung adalah komplotan Agus diungkap pengacara korban, Andre Safutra.
Dalam wawancara di kanal Youtube Nusantara tv, Andre Safutra mengungkap pengakuan 15 korban pelecehan seksual Agus Buntung.
Ternyata hampir 15 korban mengaku mereka sempat berbicara dengan ibunda Agus saat aksi pelecehan berlangsung.
Modus Agus kepada korbannya adalah ia meminta korban untuk berbicara dengan ibunya lewat telepon.
"Hampir semua korban yang 15 korban itu memang tersangka meminta tolong ke korban untuk menelepon ibunya (pelaku)," ungkap Andre Safutra dikutip TribunnewsBogor.com.
"Kemungkinan ada (ibu Agus membantu kejahatan Agus), tapi itu nanti pihak kepolisian menggali hal tersebut, apakah (ibunya) komplotan bersama pelaku. Untuk keterangan korban, hampir 15 korban mengatakan 'minta tolong untuk diperiksa juga ibu tersangka'."
"Karena sama semua (modusnya Agus), tersangka meminta tolong telepon ibunya saat melakukan aksinya," sambungnya.
Lebih lanjut, Andre pun menceritakan kronologi dugaan ibunda Agus Buntung membantu putranya melakukan tindakan keji.
Berdasarkan cerita salah satu korban, ia mengaku sempat diiming-imingi akan diberikan emas 1 kg oleh Agus jika mau membantunya untuk masturbasi.
"Modusnya (Agus) terjadi di bulan Februari 2024, korban tiba-tiba didatangi (Agus), pelaku membuntuti korban ke kos korban."
"Pelaku ngajak kamar ngobrol di dalam kamar tapi korban menolak. Selesai ngobrol di lantai bawah, pelaku ke atas (kamar korban), mengetuk pintu dan mengatakan 'nafsu saya sudah naik, mohon bantu saya mengeluarkan cairan'."
"Saat itu korban menolak dan pelaku mengiming-imingi untuk memberikan 1 kg emas atau satu batang emas," kata Andre Safutra.
Ogah menuruti permintaan Agus, korban pun menolak.
Namun saat itu Agus langsung menyuruh korban menelepon ibunya lewat ponsel korban.
Korban pun mengobrol dengan ibunda Agus dengan percakapan aneh.
Alih-alih mencegah tindakan keji anaknya, ibunda Agus justru menyetujui ucapan Agus Buntung.
Yakni untuk memberikan emas 1 kg jika korban mau menuruti permintaan pelaku.
"Pelaku meyakinkan korban dengan menelepon ibunya. Dengan HP korban, (pelaku) telepon ibunya, pelaku mengatakan 'mak, saya ingin memberikan 1kg batang emas ke korban'. Kemudian ibunya pelaku mengatakan 'iya'."
"Korban berpikir kok segampang itu ibu pelaku memberikan 1 kg emas, sedangkan korban melihat dari cara berpakaian pelaku dia tidak menampakan punya emas 1 kg," imbuh Andre.
Tak hanya itu, beberapa korban juga bercerita bahwa mereka dihubungi oleh Agus setelah sebelumnya nomor para korban tersimpan di ponsel ibunya Agus.
Tiap kali bertemu korbannya, Agus disinyalir selalu meminta korban untuk menelepon ibunya.
"Motifnya tuh sama, misalnya (korban) menolak, tiba-tiba ditelepon sama pelaku atau tersangka atau chat, karena sudah dapat nomor telepon korban dari modus telepon ibu tadi," ujar Andre.
Pengakuan ibunda Agus
Sementara itu, ibunda Agus yang dituduh sebagai komplotan sempat mengurai cerita mengejutkan.
I Gusti Ayu Aripadni membantah putranya adalah pelaku pelecehan seksual.
Karenanya saat sang putra jadi tersangka, I Gusti Ayu Aripadni sempat syok.
"Kaget saya. Bahkan saya syok pas (Agus) ditetapkan tersangka. (Saya) sampai dibawa ke rumah sakit Bhayangkara, saya anggap diri saya udah enggak ada waktu itu," akui I Gusti Ayu Aripadni.
Tak percaya putra kesayangannya melakukan hal bejat, I Gusti Ayu Aripadni terus membela Agus Buntung.
Diakui I Gusti Ayu Aripadni, sejak putranya kecil, dialah yang membantu dalam aktivitas sehari-hari.
"Saya enggak kuat melihat anak saya, udah kondisinya kayak begini, terus dijadiin tersangka, kan itu tidak masuk akal. Bagaimana dia buka baju celana sendiri sementara dari bayi sampai sebesar ini saya merawat," pungkas I Gusti Ayu Aripadni.
Lantaran hal tersebut, I Gusti Ayu Aripadni pun setia mendampingi Agus Buntung meski telah berstatus tersangka.
Terlihat I Gusti Ayu Aripadni terus mengawal Agus yang menjalani rekonstruksi hari ini.
( Tribunlampung.co.id / TribunnewsBogor.com )
Datangi Rumah Ahmad Sahroni, Massa Hancurkan Patung Iron Man Seharga Jutaan Rupiah |
![]() |
---|
Rumah Ahmad Sahroni Dijarah, Massa Ambil Barang-barang Berharga |
![]() |
---|
Rumah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok Dijarah Massa |
![]() |
---|
Polisi Tangkap Sopir yang Bunuh Anak Majikannya di Jakarta Selatan |
![]() |
---|
Identitas 4 Korban Tewas Saat Demo di DPRD Makassar, Sulawesi Selatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.