Pelajar di Bandar Lampung Tewas

3 Remaja di Bandar Lampung Jadi Tersangka Pengeroyokan Siswa SMP hingga Tewas

Satreskrim Polresta Bandar Lampung berhasil mengamankan tiga tersangka peristiwa pengeroyokan terhadap Predi Saputra (15) hingga tewas.

Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra
Polresta Bandar Lampung menggelar konferensi pers kasus pengeroyokan terhadap seorang pelajar hingga meninggal dunia, Jumat (20/12/2024). Petugas menghadirkan tiga tersangka yang telah diamankan. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Satreskrim Polresta Bandar Lampung berhasil mengamankan tiga tersangka peristiwa pengeroyokan terhadap Predi Saputra (15) hingga tewas. 

Polisi masih memburu dua pelaku lainnya.

Siswa kelas IX sebuah SMP di Bandar Lampung ini tewas mengenaskan dengan mengalami sejumlah luka bacokan. 

Ia diduga dikeroyok oleh sekelompok remaja yang membawa senjata tajam. 

Peristiwa itu terjadi di Jalan Dokter Harun 1, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung, Rabu (18/12/2024) sekitar pukul 02.00 WIB.

Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Mukhammad Hendrik Apriliyanto mengatakan, polisi sudah mengamankan tiga tersangka pengeroyokan. Ketiganya ternyata masih di bawah umur.

"Kami telah mengamankan dan menetapkan tiga tersangka yakni Mre (14), Is (15) alias Bagong, dan CSG (15)," kata Hendrik saat menggelar konferensi pers di Mapolresta Bandar Lampung, Jumat (20/12/2024).

Ia menjelaskan, ketiga tersangka ditangkap setelah polisi mendapat laporan dari Jumadi, paman korban.

"Mereka melakukan tindak pidana di muka umum secara bersama-sama, kekerasan terhadap anak, dan menyebabkan meninggal dunia, serta kepemilikan senjata tajam," bebernya. 

Dalam kasus ini, terus dia, polisi telah memeriksa tujuh saksi. Namun, ada sejumlah saksi yang dibebaskan karena tidak terbukti terlibat.

"Jadi tiga orang ini kami tetapkan tersangka karena membawa sajam. Kemudian tiga orang lainnya yang juga merupakan dari kelompok pelaku, karena yang bersangkutan tidak melakukan kekerasan, kami kembalikan ke orang tuanya,” sambung Hendrik. 

Su, orang tua salah satu saksi yang diperiksa, berharap anaknya tidak lagi terlibat dalam kejadian serupa.

"Semoga anak saya bisa berubah menjadi generasi muda berbakat dan bermanfaat bagi diri dan nusa bangsa," kata Suparti seusai mengikuti konferensi pers. 

Ia mengaku tak menyangka anaknya menjadi bagian dalam peristiwa berdarah itu.

Meskipun begitu, ia bersyukur anaknya tidak terlibat secara langsung. 

"Saya kaget anak saya izinnya malam itu ke depan pergi ke warung, tidak tahu dia ikut kelompok tersebut," katanya seraya mengatakan bakal kooperatif jika polisi membutuhkan keterangan dari anaknya.

Buru Pelaku Utama

Satreskrim Polresta Bandar Lampung masih memburu dua pelaku lainnya yang terlibat dalam penganiayaan terhadap Predi. Keduanya yakni Ab (17) alias Otoy dan Stp (17) alias Mbot.

Menurut Hendrik, keduanya merupakan pelaku utama dalam kasus ini. 

"Ada dua orang pelaku lainnya, yakni Otoy dan Mbot, yang merupakan pelaku utama yang saat ini kami buru," sebut Hendrik. 

Hendrik menjelaskan, Otoy dan Mbot merupakan pelaku utama yang menganiaya korban hingga meninggal dunia.

Dalam peristiwa itu, Mbot berperan membawa sajam, sedangkan Otoy adalah pelaku utama yang membacok korban. 

Untuk mendukung penyelidikan kasus ini, kata Hendrik, Polresta Bandar Lampung telah menyita sejumlah barang bukti.

"Kami amankan sehelai kaus hijau milik korban, ada flash disk isinya CCTV, sajam jenis corbek dan pisau," tutur Hendrik.

Korban meninggal dunia di lokasi kejadian setelah dikeroyok sekelompok remaja di Jalan Dr Harun, Kecamatan Tanjungkarang Timur, Kota Bandar Lampung, Rabu (18/12/2024) dini hari.

Korban meregang nyawa dengan mengalami luka sepanjang 13 cm di bagian dada. 

Hendrik menuturkan kronologi kejadian penganiayaan itu. Ketika itu korban berboncengan tiga bersama dua rekannya. 

"Mereka ini berboncengan tiga dan dicegat oleh sembilan orang dan langsung terjatuh. Korban dibacok bagian dadanya sepanjang 13 cm dengan sajam jenis pedang," kata Hendrik. 

Hendrik menambahkan, ternyata ada motif dendam di balik peristiwa pengeroyokan dan penganiayaan yang menyebabkan Predi tewas.

"Jadi kejadian tersebut karena motifnya dendam pribadi," kata Hendrik. 

Sebelum peristiwa itu, terus Hendrik, korban dan teman-temannya mendatangi warung rokok salah satu pelaku di Lapangan Saburai.

"Kejadian (pengeroyokan) tersebut setelah korban bersama dua orang rekannya ini pulang dengan melewati Jalan Dr Harun atau TKP," tandasnya. 

(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved