Pelajar di Bandar Lampung Tewas

Wawancara Khusus dr Puspita, Saksi Pelajar Tewas Diserang Kelompok Bersenjata di Bandar Lampung

dr Puspita, selaku pemilik Klinik Kecantikan Puspita Bandar Lampung mengetahui keseharian Perdi dan saat pulang diserang sekelompok orang.

Penulis: Hurri Agusto | Editor: Tri Yulianto
Istimewa
dr Puspita, pemilik Klinik Kesehatan Puspita tempat Predi Saputra dan keluarganya tinggal dan bekerja. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Seorang pelajar di Bandar Lampung tewas akibat diserang dan dianiaya sekelompok pemuda bersenjata tajam, Rabu (18/12/2024) dinihari.

Peristiwa yang terekam CCTV tersebut mengakibatkan seorang pelajar SMP di Bandar Lampung bernama Predi Saputra meninggal dunia.

Diketahui, ayah korban bernama Romli berprofesi sebagai juru parkir di Klinik Kecantikan Puspita Bandar Lampung, sementara ibunya, Leni bekerja sebagai cleaning service di klinik tersebut.

Untuk lebih mengenal tentang korban dan keluarganya, berikut wawancara khusus Tribun Lampung bersama dokter Puspita, selaku pemilik Klinik Kecantikan Puspita Bandar Lampung.

Bagaimana awal mengenal Predi dan keluarganya?

Awalnya, yang pertama kerja dengan saya itu Romli (ayah Predi), ketika kami baru buka klinik Romli melamar sebagai juru parkir. Saat itu Istri (Leni) dan anak Romli masih tinggal di Prabumulih, Sumatera Selatan. Setelah Romli mendapat pekerjaan tetap di Klinik Puspita Bandar Lampung (Gotong Royong) barulah dia memboyong anak 3 dan istrinya ke Bandar Lampung.

Setelah berjalan beberapa bulan, saya tau keluarga ini tinggal di rumah kontrak, kemudian saya diskusi dengan suami untuk cari solusi agar mereka tidak ngontrak.

Akhirnya saya dan suami  sepakat menawari mereka tinggal di klinik ini, karena kalau ngontrak menghabiskan uang, maka tinggal lah mereka di klinik Puspita. Kemudian, ketika klinik lagi butuh yang bersih-bersih, dan karena mereka tinggal di klinik saya, sekalian lah si Leni bersih-bersih.

Mereka tinggal di bangunan yang dibuatkan suami saya di belakang klinik, sejak dulu (12 tahun) jadi kami sudah seperti keluarga sendiri. 

Latar belakang keluarga Predi?

Mereka adalah keluarga yang bisa dibilang kurang mampu. Predi adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Anak pertama dari Romli  bernama Prengki, sekarang dia bekerja sebagai security di klinik saya di pringsewu, dia juga tinggal di klinik tersebut. Anak yang kedua namanya Pandi, sekarang sekolah di SMAN 2 Bandar Lampung, kelas 12. Dan yang terakhir barulah Predi, dia sekolah di SMPN 25 kelas 9.

Bagaimana anda mengenal sosok Predi dan kedua saudaranya?

Sosok Predi, memang pendiam, selama sejak dia umur 3 tahun tinggal di klinik mungkin enggak sampai 10 kali kami ngobrol, karena anaknya memang enggak ngomong kalau enggak ditanya, jadi dia memang enggak banyak tingkah juga, tapi anaknya baik dan nurut.

Untuk anaknya Romli yang pertama, si Prengki setelah lulus SMA dia ikut pelatihan di Palembang untuk jadi security bersertifikat.

Setelah punya sertifikat, jadilah anaknya kerja di klinik kami yang ada di Pringsewu sampai hari ini.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved